Part of End 2

778 56 2
                                    

Ibu Gigie segera memasuki rumahnya. Dia terkejut melihat mobil anaknya sudah terparkir dengan kondisi pintu terbuka. Bahkan, pintu rumah mereka.

Seingatnya dia sudah menutup pintu itu. Suaminya juga tak mungkin kembali dengan cepat jika sudah berurusan dengan klien. Dia berlari ke arah kamar anaknya.

"Gigie, kau di dalam?". Ditatapnya pintu yang tertutup itu. Tangannya terarah untuk membuka knop. "Tidak dikunci?" Gumamnya.

"Gigie, mae masuk ya?"

Perlahan dia membuka pintu dan melihat kamar anaknya kosong. Namun, dia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. "Nak, apa kau sedang mandi?"

Tidak ada sahutan dari dalam. Ibu Gigie mulai khawatir, mencoba membuka pintu namun nihil. Pintu itu terkunci rapat.

"Gigie, buka pintunya nak. Gigie !"

Ibu Gigie terus mengetuk dan mencoba membuka pintu kamar mandi. Dia yang panik, akhirnya bergegas keluar dan menghubungi suaminya. "Kenapa tidak dijawab ?"

Tangannya gemetar. Ia ingat jika sepertinya memiliki kunci cadangan. Dia berlari ke kamarnya dan mencoba mencari. Setelah beberapa menit mengobrak abrik laci dan lemari, akhirnya dia menemukan satu set kunci cadangan. Kemudian, ibu Gigie kembali berlari kearah kamar Gigie.

"Ayolah, kenapa sulit sekali". Setelah mencoba beberapa kunci, akhirnya pintu itu terbuka. Ibu Gigie terheran melihat kamar mandi yang banjir. Dan apa itu..

"GIGIE !!!"

Ibu Gigie berlari kearah bathup, dia bisa melihat jelas jika air di dalamnya berwarna merah pekat. Dapat ia lihat jika Gigie tergeletak lemas di dalamnya.

"Gigie, bangun ! Apa yang kau lakukan nak !", raungnya sambil mencoba membangunkan Gigie. Dilihatnya jika ada banyak sayatan di pergelangan tangan putri semata wayangnya itu.

"Bangun, nak!"

Dia mencoba berteriak meminta tolong. Berharap ada seseorang yang mau membantunya. Bahkan dia tak bisa berpikir untuk menelepon suaminya ataupun ambulans.

"Tolong !!"

*****

"Kenapa Mom tidak bilang kalau bibi itu kesini lagi?" Tanya Fiat saat makan malam.

Krist dan Singto akhirnya menceritakan kejadian tadi. Fiat yang baru tau tentunya geram dengan kelakuan wanita bernama Gigie itu.

"Dia kenapa sih Dad. Kenapa jahat sekali?"

"Namanya orang gila sayang", ucap Singto datar.

"Tidak boleh seperti itu Phi", sela Krist sambil memukul kecil lengan Singto.

"Kan memang benar sayang. Dia itu sudah terganggu mental dan pikirannya. Hanya saja, orang tuanya tidak mau membawanya ke Rumah Sakit Jiwa. Mau ditaruh mana muka mereka jika khalayak umum sampai tau."

"Mom, Dad. Lihatlah kejadian tadi ternyata tersebar di media sosial. Astaga Fiat baru lihat"

"Apa sayang?" Tanya Krist penasaran. "Ini Mom"

Singto yang penasaran pun juga ikut melihat. Ternyata ada tetangga yang merekam kejadian tadi siang. Tentu saja wajah Gigie terlihat jelas disana. Krist agak khawatir.

"Phi, apa dia tidak semakin tertekan dengan kejadian ini. Perihal kemarin saja belum reda. Lalu, ada kejadian ini lagi". Semenjak hamil, Krist memang sedikit sensitif. Entah terkadang dia merasa kasihan dengan Gigie.

"Ini sudah menjadi konsekuensinya. Jika ada yg memvideokan kejadian tadi, itu sudah di luar kendali kita", ucap Singto tenang.

Fiat masih terfokus pada video yang dilihat. "Wah, ramai sekali komentarnya. Banyak yang membagikan ulang. Jejak digital memang mengerikan" gumam Fiat sendirian.

MI CASA (Singto x Krist)Where stories live. Discover now