Real Truth

544 64 2
                                    

Mobil Tae mengikuti mobil Singto dari belakang. Sedangkan Tee sedari tadi berusaha membujuk Tae untuk berhenti. "Phi Tae, kumohon. Nanti Krist akan marah pada kita. Kau tak takut padanya"

Tae menatap tajam kearah Tee, "aku lebih memikirkan masa depan Fiat daripada hanya sekedar urusan takut dengan Krist. Jika dia marah padamu biar aku yang menghadapinya. Tidakkah kau kasihan melihat Fiat, Tee" ucap Tae tegas. Membuat Tee menunduk. Tae akan bertindak tegas dan keras jika menyangkut tentang Fiat.

Mereka menuju ke sebuah gedung apartemen mewah. Singto memberi isyarat pada keduanya untuk mengikuti dirinya. Sedangkan Mew hanya diam saja.

Saat mereka sampai, Singto mempersilahkan mereka untuk masuk.

Setelah beberapa menit saling diam Singto menarik napas dalam dan langsung bertanya, "Apa hubunganmu dengan Fiat?"

Tee hanya diam saja. Dia tidak ingin ikut menjawab dulu saat ini. Dia hanya percaya pada Tae. "Apa urusannya denganmu memang jika aku dekat dengan Fiat?"

"Jika Fiat sampai memanggilmu Papa. Itu berarti kau ayah biologis darinya kan. Lalu kenapa kau malah menikahi Tee bukan Krist?" Tanya Singto dengan sedikit kemarahan dan ketidak relaan disetiap kalimatnya. Bagaimana bisa dia menyuruh pria lain untuk menikahi Krist sedangkan dia sendiri masih menyimpan rasa yang dalam untuk Krist.

"Setauku kau adalah teman dekat Krist, Tee. Lalu bagaimana bisa kau membiarkan pria ini menikahimu jika kau tau Krist sedang hamil anaknya"

Tae dan Tee diam seribu bahasa. Mereka bukan diam karena kepergok melakukan kesalahan. Namun mereka kebingungan. Apa maksud dari semua pertanyaan Singto. Bukankah sudah jelas jika Fiat anaknya. Lalu kenapa dia bertanya pertanyaan bodoh seperti itu.

"Apa maksudmu?" Tanya Tae dengan kening berkerut. "Pertanyaan macam apa yang kau tanyakan itu hah?"

Mew yang melihat jika mulai ada ketegangan pun menengahi. "Begini, jika memang Fiat memanggilmu Papa. Bukankah seharusnya kau adalah ayah kandung Fiat lalu kenapa kau tidak menikahi Krist malah menikahi temannya ini"

"Apa kau gila! Jelas-jelas Fiat bukan anakku. Tapi anak dari orang di sebelahmu ini !" Ucap Tae emosi sambil menunjuk wajah Singto.

Bagai tersambar petir Singto dan Mew langsung terdiam. Bahkan Singto perlu beberapa detik untuk mencerna semua kalimat yang dikatakan suami Tee.

"Apa maksudmu Fiat anakku?" Tanya Singto lirih. Ada bongkahan berat yang seperti menimpa dadanya.

Sedangkan Mew terdiam. Tidak tau harus merespon apa. Dia terlalu bingung dengan keadaan ini.

Tee yang mulai merasa jika ini akan menjadi masalah panjang pun ikut berbicara, "Fiat anakmu. Anak yang kau tolak mentah-mentah dan membuat Krist pergi menjauh dalam keadaan mengandung"

Singto melebarkan matanya. "Itu tidak mungkin. Bahkan aku tidak tau menahu tentang kehamilan Krist. Jangan bercanda !" Ucap Singto sambil berdiri dan menatap tajam Tee.

"Untuk apa Tee bercanda. Memang itu kenyataannya. Jangan berlagak tidak mengingat apapun. Kau sendiri yang menolak kehadiran Fiat !" Sentak Tae sambil ikut berdiri.

Tee dan Mew berusaha menenangkan mereka berdua. Jangan sampai ada perkelahian disini.

"Tenanglah Phi Tae. Kita bisa membicarakan ini dengan baik. Sing duduklah" ucap Tee pelan.

"Kenapa bisa Fiat menjadi anak Singto?" Tanya Mew dengan heran.

Tee merasa ada sesuatu yang salah disini. Ada yang janggal. "Sebelum Krist pergi meninggalkanmu apa kau pernah melakukannya dengan Krist?" Tanya Tee pada Singto. Keadaan Singto saat ini entah bagaimana menjelaskannya. Namun seketika tubuhnya berkeringat dingin dan tangannya gemetar.

MI CASA (Singto x Krist)Where stories live. Discover now