Decision

529 63 3
                                    

PYARRR !!

Piring yang sebelumya dipegang oleh Krist jatuh begitu saja dari tangannya karena terlalu terkejut.

"Apa?? Kembali ke Thailand, Pho??" Dia menatap lekat ayah dan ibunya yang sedang berbicara padanya.

"Krist, ini sudah berapa tahun. Tidakkah kau ingin kembali ke negara asalmu nak?" Tanya Sang Ibu dengan penuh kelembutan. Dia tau, pasti ini sangat mendadak bagi anaknya.

"Pho tidak memaksamu untuk kembali sekarang juga, Krist. Kau boleh memikirkannya lagi. Pho hanya tidak ingin jauh dari anak cucu Pho."

"Tapi Pho.."

"Untuk perusahaanmu. Biarkan orang kepercayaanmu yang mengurusnya disini. Kau kembalilah. Pulanglah jika kau siap"

Ayah Krist masih bisa melihat keraguan di raut wajah anak semata wayangnya ini. Beliau tau apa yang sebenarnya Krist takutkan. Bukan masalah perusahaan. Atau apapun. Hanya satu hal.

"Sampai kapan kau akan bersembunyi. Kau harus buktikan jika kau bisa hidup dengan baik tanpanya, Nak"

"Kau tak perlu khawatir. Pho berjanji akan sebisa mungkin melindungi dirimu dan Fiat nanti"

***

Krist sedang duduk didepan televisi yang menyala. Namun dia tidak fokus dengan apa yang ditayangkan disana. Pandangannya menatap kosong. Orang tuanya baru saja meninggalkan rumahnya. Mereka akan kembali ke Thailand.

Fiat yang sedari tadi berada di kamarnya pun melongokkan kepalanya dari atas. Melihat Mommy-nya yang biasanya cerewet itu hanya terdiam tak pelak membuat hatinya ikut terusik. Dia menuruni anak tangga dengan perlahan. Lalu memeluk sang Mommy dari belakang. "Mommy, gwaenchanh euseyo? Dangsin-eun geu ihulo chimmughaessseubnida" (Daritadi kau hanya diam) . Tanyanya sambil meletakkan kepalanya di pundak Krist. Krist yang terkejut akan pelukan mendadak dari Fiat hanya tersenyum. "Mommy kira kau sedang tidur siang. Sini, duduk di sini" tepuknya pada bagian kosong sofa di sebelahnya. Fiat pun menurut dan duduk.

Krist memegang tangan Fiat erat, "Fiat bahagia disini?" Tanya Krist setelah lama terdiam. Fiat mengernyit sesaat, namun akhirnya menjawab. "Dimanapun ada Mommy. Pasti Fiat akan bahagia"

Krist tersenyum mendengar jawaban itu. "Lalu... Bagaimana jika.. bagaimana jika kita harus kembali ke negara asal Mommy. Apa Fiat akan menyetujuinya?" Tanya Krist pelan. Dia tak mau Fiat merasa tak nyaman.

Fiat sejenak tertegun. Kembali ke Thailand? Itu berarti dia akan bertemu dengan orang itu. Fiat tidak bodoh, belasan tahun hidup hanya dengan sang Mommy, yang iya tau mampu melahirkannya meskipun dia seorang pria. Fiat tau seharusnya ia memilik seorang ayah. Sewaktu kecil dia sering bertanya kemana sang ayah. Namun Mommy-nya hanya menjawab dengan tersenyum, 'Fiat bahagia kan jika hanya ada Mommy disini?" . Sejak saat itu dia tau, menanyakan perihal hanya akan menyakiti hati ibunya. Fiat tidak pernah menangis karenanya. Yang tertanam di hatinya. Hanya Mommy yang dia miliki dan itu sudah cukup. Pernah suatu malam saat umurnya masih 7 tahun, dia yang awalnya ingin menemui sang Ibu karena tidak berani tidur sendiri. Mendapati ibunya menangis sendirian sambil memeluk sebuah figura foto. Saat itu dia tidak tau kenapa dan apa alasan ibunya hingga dia menangis, dia hanya berjalan kembali ke kamarnya karena takut menganggu ibunya  Hingga saat dia cukup mengerti, dia menemukan figura yang sama di gudang saat dia ingin mencari sesuatu. Dia tertegun saat itu, saat mengetahui jika dalam figura itu ada foto seorang pria. Yang ia yakini sebagai ayahnya hingga sekarang.

Tanpa sepengetahuan sang Ibu. Dia mulai mencari tau. Hingga dia tau satu nama, yaitu Singto Prachaya. Seorang CEO ternama di negaranya. Dia tak tau apa yang terjadi kenapa ayahnya bisa disana sedangkan ibunya menetap di sini. Di Seoul. Bahkan yang Fiat tau, dia juga lahir disini, bukan di Thailand. Tempat ayahnya tinggal. Namun, Fiat juga tidak ingin bertanya lebih jauh, dia menyimpan itu semua sendiri. Bahkan foto ayahnya juga ia simpan tanpa sepengetahuan ibunya.

MI CASA (Singto x Krist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang