Starting to Unfold

588 60 2
                                    

"DIKABARKAN AKAN MENIKAH DENGAN PUTRI KELUARGA SAROCHA, SINGTO PRACHAYA KEPERGOK BELI JAS PERNIKAHAN DENGAN ORANG LAIN"

Ayah Gigie yang sedang menonton televisi pun murka.

"Apa-apaan ini !!" Teriaknya sambil melempar remote ke lantai hingga hancur berantakan.

Gigie dan ibunya yang sedang bersiap pun berlari kearah Tuan Sarocha.

"Ada apa Pho?"

"Lihat itu !". Dia menunjuk arah televisi dengan tatapan nyalang.

"Pemilik butik membenarkan jika Singto Prachaya sempat mengunjungi tempatnya dan memesan dua buah tuxedo terbaik. Namun, tidak ingin memberikan keterangan lebih lanjut karena menghormati privasi kliennya"

"Beredar juga sebuah gambar jika Singto pergi bersama laki-laki yang pernah digosipkan dengannya. Mereka terlihat keluar dari butik tersebut dan pergi ke sebuah toko perhiasan. Terakhir sebuah foto menunjukkan jika mereka berdua pergi ke sebuah apartemen yang diyakini milik Singto Prachaya. Foto ini telah tersebar di beberapa platform sosial media dan dikomentari oleh ratusan ribu orang"

Di layar televisi itu terlihat jelas foto Singto yang sedang berduaan dengan Krist, saat memasuki butik dan toko perhiasan. Gigie sudah mengepalkan tangannya. Begitupula dengan kedua orang tuanya.

"Hal ini membuat publik bertanya-tanya. Apa benar statement dari keluarga Sarocha. Mengingat jika ayah dari Singto Prachaya sendiri tidak menghadiri konferensi pers yang sempat diadakan"

"Pihak manager Singto sendiri sudah memberikan konfirmasi. Berikut pernyataannya lewat postingan sosial media miliknya"

"Semua berita yang sebenarnya hanya ada di tangan Khun Singto. Khun Singto belum bisa ditemui, namun beliau akan memberikan konfirmasi langsung bersamaan dengan event yang akan dilaksanakan esok hari. Namun untuk kabar memesan tuxedo pernikahan memang benar adanya. Saya sebagai manager berharap semua media massa berikut publik tidak memperkeruh keadaan dan mau bersabar. Terimakasih"

Ayah dan Ibu Gigie merasa dipermalukan. Pemberitaan ini seakan melempar kotoran pada muka mereka. "Ayo kita pergi ke rumah Ruangroj !" Sentak ayah Gigie.

"Lalu bagaimana dengan gaunnya. Hari ini kita sudah ada janji Pho. Aku tidak mau dibatalkan !" Bantah Gigie.

"Lihat itu ! Orang tuamu sedang dipermalukan. Kau akan semakin membuat malu jika kau tetap kesana !"

"Aku tidak peduli Pho. Aku tetap ingin menikah dengan Singto !"

"Tenanglah nak. Hari ini kita tunda dulu. Kita harus segera menemui keluarga Singto" bujuk ibunya namun tetap dibantah oleh Gigie.

"Terserah jika kau tak mau. Jangan meminta perlindungan dari Pho lagi jika kau terlibat masalah setelah ini !" Bentak ayahnya lalu meninggalkan Gigie dan ibunya.

"Menurut pada Pho kali ini ya. Jangan membuat ayahmu semakin marah"

Mau tak mau Gigie menuruti perkataan ibunya. Dia segera berlari kearah kamar dan menguncinya.

"ARGHHKKKK!!!!" teriaknya lalu mengobrak abrik barang di meja kamarnya.

Saat dia sedang melampiaskan emosinya, sebuah pesan masuk kedalam ponselnya.

"Ini baru permulaan karena kau mengusik keluargaku. Jadi nikmati saja"

Itu pesan dari Singto. Gigie membanting ponselnya hingga tak berbentuk. Dia tidak boleh kalah. Tidak boleh.

Dia menciba menghubungi nomor Singto namun sudah tidak bisa dihubungi, nomornya sudah diblokir. Itu menyulut kemarahannya kembali. Dia berteriak-teriak di dalam kamar.

MI CASA (Singto x Krist)Where stories live. Discover now