Explode Soon 🔞

856 63 1
                                    

Mobil Singto melesat kearah apartemen miliknya. Setelah mengunjungi toko perhiasan, mereka memutuskan untuk singgah sebentar di apartemen karena Singto ingin sekalian mengambil dokumen yang ia butuhkan. Saat mobil mereka mulai memasuki basement, mobil wartawan yang mengikutinya hanya bisa berhenti diluar area apartemen.

"Sial, kita tidak bisa masuk"

"Tentu saja, untuk masuk kesini harus memiliki akses khusus jika kita seorang tamu"

"Tapi bukti tadi menurutku sudah cukup"

"Benar, ini sangat membingungkan. Jika benar konferensi pers dari keluarga Sarocha kemarin. Apa mungkin pria itu hanya membantu Khun Singto untuk memilih jas?"

"Kau kira ini jaman apa. Jika memang ingin memilih jas atau gaun misalnya. Seharusnya Khun Singto memilih dengan Nona Gigie sendiri. Lagipula kau tak lihat, jika perlakuan Khun Singto pada pria itu sangat intim?"

"Kau benar juga. Apa kita kembali saja ke tempat tadi dan menanyakan pada pemiliknya?"

"Ide bagus, semoga saja dia bisa memberikan informasi tambahan. Ayo kita kesana. Kita pasti akan mendapatkan banyak bonus dari bos nanti"

Akhirnya mobil wartawan itu pergi meninggalkan area apartemen Singto.

Sedangkan Singto dan Krist sedang duduk di ranjang kamar Singto. "Lelah hmm?"

Krist tidak menyahut, namun masih terfokus pada ponsel yang dipegangnya.

"Melihat apa sih. Kenapa sampai mengabaikan Phi?"

Krist terkejut dan langsung menoleh pada Singto yang sedang duduk di sebelahnya.

"Ah Phi, maaf. Aku sedari tadi menghubungi Fiat, tapi kenapa nomornya sibuk ya daritadi?" Heran Krist.

Singto melihat arloji di pergelangan tangannya dan tersenyum kecil. "Lihat ini jam berapa?" Ucapnya sambil menunjukkan pada Krist.

"Kau tau sendiri ini jam-jam dia sedang face time dengan Oaujun"

Krist mengerucutkan bibirnya. "Astaga, aku lupa" lirihnya.

"Huh, anakku sudah besar"

"Kenapa hmm?" Tanya Singto sambil merengkuh pundak Krist.

"Rasanya seperti baru kemarin aku masih menggendong Fiat phi. Menimangnya saat tidur. Lihat, bahkan sekarang dia sudah bisa menyukai orang lain"

Singto sedikit terenyuh dengan ucapan Krist. "Maafkan Phi na"

"Eh, kenapa Phi minta maaf. Bukan maksudku untuk menyinggung tentang itu Phi. Sungguh"

"Tapi Phi benar-benar minta maaf untuk itu. Huh, Phi bahkan tidak ada saat kau mengandung dan melahirkan Fiat" ucap Singto sambil menunduk.

Krist segera masuk ke pelukan Singto dan merasakan detak jantung pria itu.

"Lupakan masa lalu Phi, untuk sekarang Phi disini saja sudah cukup untuk kami"

Singto mengecup puncak kepala Krist lembut. Cukup lama mereka terdiam di posisi itu, saling menikmati kehangatan masing-masing.

Hingga ucapan Singto memecah keheningan, "jika kau merasa ingin memiliki bayi lagi karena Fiat yang beranjak dewasa. Kita bisa membuatnya lagi hmm"

Krist langsung bangkit dan mencubit dada Singto. "Aduh, sakit sayang". Ringisnya sambil tersenyum geli.

"Salah sendiri, ingat umur kita tidak lagi muda Phi !"

"Hey siapa yang bilang jika umur kepala 3 itu sudah tua. Enak saja. Phi masih bisa memberimu anak 4 atau 5 lagi jika mau mau"

"Phi melahirkan saja sendiri !"

MI CASA (Singto x Krist)Where stories live. Discover now