Good Start

588 64 0
                                    

Tee merasakan hawa yang menakutkan saat ini. Dia dan suaminya sedang duduk di sofa ruang keluarga di rumah Krist sore ini. Tentu saja menghadapi sidang dadakan yang dibuat oleh Krist. Dengan mata sembab karena efek terlalu lama menangis. Krist berdiri sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Kenapa kalian tak memberitahuku. Dan kenapa kalian malah memberikan alamat rumahku kepadanya !"

Tae menghembuskan nafasnya pelan, "Duduklah. Kita bisa bicarakan ini"

Krist menuruti kalimat Tae. Dia duduk namun masih dengan ekspresi yang cemberut, "kami melakukan ini semua karena kami tau ada kesalahpahaman yang harus diluruskan Krist"

"Bagaimana jika dia hanya berbohong. Bagaimana jika dia hanya beralibi untuk menutupi kesalahannya belasan tahun silam"

"Jika aku bertanya balik padamu, apa kau merasa jika dia berbohong?" Tanya Tae telak membuat Krist terdiam.

Tae melanjutkan kalimatnya, "Aku sudah merasakan hal yang janggal. Saat beberapa tahun silam Ibu Tee meneleponku karena ada seseorang yang bertanya dimana seorang Krist berada. Dan itu tidak hanya sekali dua kali. Dan saat aku melakukan Face Time dengannya aku menunjukkan foto Singto yang disimpan oleh Tee. Dan hasilnya apa. Iya dia yang mencarimu berulang kali"

Krist menatap kearah Tae. "Kenapa kau tidak memberitahuku Phi Tae?"

"Memangnya kau mau mendengarkan. Terakhir kali aku membahas tentangnya kau bahkan marah kepadaku dan tak mengizinkan aku ke rumahmu untuk menemui Fiat". Ucapan Tae sontak membuat Krist menunduk.

"Aku merasakan bagaimana sakit hatinya saat mengetahui jika selama ini dia memiliki seorang putra, tapi dia tidak pernah tau selama belasan tahun. Bahkan aku bisa jelas melihat rasa sakit dari tatapan matanya saat menganggap jika aku ayah kandung Fiat dan menyuruhku untuk menikahimu bukannya malah dengan Tee"

Tee agak tersenyum geli saat mengingat itu lalu menambahkan, "Bahkan temannya melabrak Phi Tae yang ia kira sudah berselingkuh darimu". Tee mengubah duduknya menjadi di sebelah Krist. "Berikan dia kesempatan untuk membuktikan jika memang dia benar. Jika kau masih berat hati, lakukan ini semua demi Fiat"

"Tapi Phi Singto sudah memiliki calon istri" lirih Krist.

"Apa?!" Pekik Tae dan Tee bersamaan.

Krist mengangguk, "Memang dia bilang jika dia dipaksa oleh orang tuanya. Dijodohkan begitu"

Tee menatap kearah Tae. "Kenapa Singto tidak memberitahu kita"

"Nanti bisa kita tanyakan padanya. Lebih baik sekarang kau segera bersihkan dirimu. Sebentar lagi Fiat pulang kan. Untung saja dia ada kerja kelompok jadi dia tidak melihat keadaanmu yang seperti ini"

Krist menurut lalu bangkit dari sana. Dia berjalan kearah kamarnya di lantai atas.

Tee segera menghampiri Tae. "Kenapa Singto tidak memberitahu kita. Apa dia berniat mempermainkan Krist lagi"

Tae tersenyum lalu mengusap punggung Tee. "Nanti kita tanyakan. Jangan berburuk sangka padanya dulu ya. Kita belum tau pasti apa yang terjadi". Tee mengangguk dan menaruh kepalanya di pundak Tae.

***

"Pelan-pelan Fiat jika makan" ingat Krist pada sang anak yang seperti sedang terburu. "Nanti Fiat ketinggalan MRT, Mom".

Krist menghela nafasnya, "Kan sudah Mommy bilang. Diantar Mommy saja".

Fiat menggelengkan kepalanya, "Fiat sudah besar. Fiat mau berangkat sendiri. Kecuali jika Fiat sedang capek. Baru diantar Mommy" ucapnya sambil meneruskan sarapan.

MI CASA (Singto x Krist)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora