PROLOG

72.7K 4K 38
                                    

Di sebuah taman terdapat anggota keluarga yang sangat bahagia, mereka bercanda, saling berbagi cerita, saling menjahili, ah rasanya mereka sangat bahagia.

Mereka berhenti tertawa, karena sang bungsu ini meminta sesuatu.

"Mah, Alana pergi kedepan dulu ya." Ucap gadis yang bernama Alana.

"Ngapain, nak?." Tanya sang Mamah dari Alana.

Alana menyengir. "Anu mah, itu ada ice cream."

"Ouh Yasudah sana." Ucap Mamah Alana.

"Kembar temani Alana." Suruh Mamah Alana.

"Eh, mah gak usah. Biar Alana sendiri." Cegah Alana.

Ia langsung berlari kencang ke kedai ice cream.

"Anak itu, sungguh keras kepala." Gumam Mamah Alana masih bisa didengar.

"Kayak kamu, sayang." Ujar Papah Alana.

"Ouh lu samain gw ya. Oke, nanti malam gak ada olahraga." Ketus Mamah Alana dengan bahasa gaul.

"Eh, jangan gitu dong Mah. Papah minta maaf ya." Mohon Papah Alana.

"Hmm."

"Ck, kalian sudah tua masih aja berantem." Sahut kakak Alana.

"Apa lu bilang kita udah tua. Varo uang jajan Mamah potong." Ucapnya.

"Jangan gitu dong Mah, Varo minta maaf ya." Ucap Varo memohon. Di bales Mamah dengan gelengan kepala.

"Vero, bantuin gw dong." Ucap Varo kepada kembarannya.

"Derita lo." Singkat Vero.

Alana si gadis itu sedang mengantri membeli ice cream, ia sekarang berada ke barisan terdepan.

"Bang ice cream rasa coklat, lima." Ucap Alana.

"Oke, dek." Balas Abang penjual ice cream.

Alana sedang bersenandung, sambil menunggu ice cream.

"Nih dek ice cream nya." Ucap Abang penjual ice cream sambil memberikan pesanan Alana.

"Makasih, Bang." Ucap Alana menyodorkan uang dua puluh lima ribu.

Alana kembali ke taman menemui keluarganya. Tapi sial dia malah ketabrak mobil.

Brak

Tubuh Alana terpental.

"Ya Allah Alana masih pengen hidup, Alana pengen nebus dosa Alana dulu ya Allah." Batin Alana yang mulai menutup mata.

Orang yang ada disekitaran itu mulai mengerumuni Alana.

"Itu ada apa rame-rame dijalan." Ucap Varo berdiri.

"Pah, perasaan Mamah kok gak enak." Ucap Mamah Alana.

"Sama Papah juga." Gelisah Papah Alana.

"Bang, bang, itu ada apa?" Tanya Varo ke pejalan kaki.

"Ouh itu ada seorang gadis yang ketabrak mobil," jawab pejalan kaki.

"Makasih, bang." Ucap Varo diangguki pejalan kaki.

Vero tiba-tiba langsung berlari ke arah tempat yang terjadi kecelakaan.

Disusul oleh Varo, Mamah, dan Papah.

"Misi," ucap Varo menggeser-geser tubuh orang.

Vero menegang melihat tubuh gadis itu.
Ia langsung memegang tubuh sang gadis.

Deg

Varo mematung, apa ia tak salah lihat.

"Alana." Gumam Vero.

Ia langsung membopong tubuh Alana.

"Varo cepet ambilkan mobil." Suruh Vero dengan suara meninggi.

Varo langsung berlari ke tempat parkiran, tak lupa sebelum ia berlari ia meminta kunci mobil terhadap Papahnya.

"Alana, bangun nak. Ini Mamah." Tangis Mamah Alana.

Orang orang disekitaran mengucapakan kata sabar ke Mamah Alana.

"Bang ayok." Ucap Varo.

Varo langsung masuk kedalam mobil, disusul mamah dan papah.

"Cepet jalan." Suruh Vero.

"Adek, bangun sayang. Ini kakak." Ucap Vero menangis.

Baru kali ini Vero menangis. Betapa sayangnya ia kepada Alana.

"Pah Alana Pah." Tangis Mamah Alana di pelukan sang Papah.

"Kita doakan sayang, semoga Alana baik-baik saja." Ucap Papah menegarkan. Padahal dilubuk hati yang terdalam ia merasa sedih melihat anaknya dengan kondisinya kayak gini.

Mereka turun dari mobil, karna sudah sampai di rumah sakit.

"DOKTER CEPET TOLONG ADEK SAYA." Teriak Vero memindahkan Alana ke brankar.

"Tuan, sebaiknya anda tunggu disini." Suruh suster membawa Alana ke dalam UGD.

"Hiks... Alana." Tangis sang Mamah.

"Udah mah yang sabar." Ucap Varo.

Ceklek

"Dengan keluarga sang korban?" Tanya Dokter.

"Saya dok, Papah nya." Ucap Papah Alana.

"Pasien mengalami cidera serius dibagian kepalanya, dan sekarang pasien-" gantung Dokter.

"Cepet katakan dok, jangan bikin saya hancurin rumah sakit ini." Emosi Varo.

"Pasien koma." Ucap dokter.

Deg

Hati mereka hancur mendengar nya.

"Saya akan bawa pasien ke ruangan inap." Ucap Dokter.

"Vvip." Dingin Vero.

"Baik, tuan." Angguk Dokter.



"Cih jalang."
"Gw bukan kakak lo."
"Sampai kapanpun gw gak akan suka sama Lo."
"Dasar neklam."

Ucapan itu terngiang-ngiang dikepala seorang gadis.

"Gw capek." Lirihnya.

"Alina capek ya tuhan, biarkan Alina mati dan semoga ada seseorang yang nempati tubuh Alina." Ucap gadis yang bernama Alina.

Alina langsung mengendarai mobil, ia melaju dengan pelan.

Tapi tiba-tiba ada mobil dari arah samping yang menabraknya.

Bruk
Tinnnnn

"Uhuk, maafkan Alina." Lirih Alina. Tak lama ia memejamkan matanya.



TBC

Alina or Alana [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن