7

31.1K 2.5K 18
                                    

Alina dan Ikbal turun dari motor, lalu mereka menghampiri pedagang seblak.

"Bal, mau pedes gak?" Tanya Alina.

"Sedang aja kak," jawab Ikbal.

Alina mengangguk. "Bu, seblaknya dua, yang satu pedes dan yang satu lagi sedang," ucap Alina.

"Iya, dek. Mau di bungkus atau di makan di sini?" Tanya penjual seblak.

"Di bungkus, Bu," jawab Alina.

Ibu penjual seblaknya mengangguk, lalu Alina dan Ikbal duduk sambil menunggu pesanan.

"Pesanan atas nama, Ziko." Ucap penjual seblak dengan suara meninggi.

Yang di panggil namanya pun segera menghampirinya. "Jadi berapa, Bu?" Tanyanya.

"Empat puluh lima ribu, dek." Jawabnya.

"Ouh ini uangnya," Ziko menyerahkan uangnya. Lalu ia pergi dari tempat itu.

Alina yang mendengar nama Ziko langsung mendongkak kedepan.

"Bang Ziko." Batin Alina sedih.

"Aku harus secepatnya mengurus masalah ini," batin Alina.

"Pesanan atas nama Alina." Ucap penjual seblak.

"Bal, ayok." Ajak Alina ke depan.

"Jadi berapa, Bu?" Tanya Alina.

"Tiga puluh ribu," jawabnya. Alina menyodorkan uangnya. Lalu ia pulang kerumah sambil menenteng seblak.

Skip rumah Alina

Alina dan Ikbal memarkirkan motornya ke garasi. Lalu ia masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum," salam Alina memasuki rumah.

"Wa'alaikumsalam." Jawab orang rumah.

"Dari mana saja kalian? Jam segini baru pulang." Ucap Galang yang duduk di depan tv.

"Beli seblak." Ujar Ikbal.

Mereka berdua mengacuhkan twins G. Alina berjalan ke arah dapur, Ikbal pun mengekornya.

Di ambilnya piring, lalu mereka tuangkan makanannya, dan mereka berdua memakannya.

"Uhh, pedes," ucap Alina dengan keringat bercucuran.

"Makanya jangan pedes," ejek Ikbal.

"Tapi mantul ini," ucap Alina terus memakan.

"AIR," teriak Alina berlari kearah kulkas.

Glek... Glek... Glek...
Suara Alina meminum air.

"Ahhh," desah Alina.

"Haha... Lucu banget sih," tawa Ikbal.

"Walupun seblak ini pedes kayak bacotan abang gw, tapi tetep gw makan," ucap Alina.

"Yaya, seterah kakak," ucap Ikbal.

"Gw ke kamar duluan dek, mau tidur." Pergi Alina menuju ke kamarnya.

Kamar Alina

Alina menempatkan tasnya ke tempat ia menyimpan tas, lalu ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai bersih-bersih, Alina merebahkan tubuhnya di kasur.

Ia menatap langit-langit kamar, ia teringat dengan ucapan Alina yang asli.

Flashback on

Pemandangan yang sangat indah, banyak pohon-pohon disekitarnya, ada berbagai bunga yang tumbuh mekar disampingnya, aku berada di surga! Pikir orang itu.

Ada dua cahaya? Berarti aku belum masuk ke surga atau neraka? Ya Allah semoga hamba di masukkan ke surga mu ya Allah, doa orang itu.

Gadis itu melangkahkan kakinya ke depan, ia harus memilih cahaya yang benar.

Disaat gadis itu akan masuk ke cahaya sebelah kiri namun, ada seseorang yang terlebih dahulu menghentikannya.

"Jangan," pekik seseorang yang datang memakai gaun berwarna putih.

Gadis itu tersentak kaget, ia memutar tubuhnya ke belakang supaya ia bisa melihat orangnya.

"K-kamu bidadari surga?" Tanya gadis dengan lugunya.

"Bukan," geleng gadis bergaun putih.

"Terus?" Penasaran gadis itu.

"Perkenalkan nama aku Alina Apriliana Alexandra," salam kenal gadis bergaun putih yang diketahui bernama Alina.

"Alana Apriliana Purnama," jabat tangan gadis itu yang bernama Alana.

"Sebenarnya kita ada dimana?" Bingung Alana.

"Di alam lain, yang jauh dari alam manusia." Jelas Alina.

"Alana, aku akan menyerahkan tubuhku sepenuhnya kepadamu. Aku nyerah, aku capek dengan situasi seperti ini." Ucap Alina tiba-tiba.

Alana kaget dengan penuturan Alina.
"Terus tubuhku bagaimana?" Heran Alana.

"Tubuh kamu koma di rumah sakit jadi, hari ini dan seterusnya kamu akan berada di tubuhku." Jelas Alina.

"Ngapain gw berada di tubuh lo?" Tanya Alina mulai mengerti.

"Tolong bantu aku, ubahlah pandangan Abang ku, dan teman-temannya. Dan bongkarlah kebusukan gadis yang bernama Sila." Tegas Alina.

"Ouh," angguk Alana.

"Setelah selesai dengan masalah nya, aku bisa pulang kan ke tubuh asliku?" Tanya Alana.

"Bisa! Kalo aku balik ketubuhku, tapi untuk balik ke kehidupan lagi aku gak tau, belum ada rencana." Ucap Alina.

"Rencana? dia kata mau liburan kali," gumam Alana.

"Kalo gw nyakitin orang yang lo suka kejar-kejar boleh kan?" Tanya Alana.

"Seterah," jawab Alina.

"Oke, waktunya bermain." Gumam Alana tersenyum miring. Alina masih bisa mendengarnya.

"Dasar keluarga mafia," ucap Alina.

"Ouh ayolah siapa yang tidak kenal marga Purnama, sekeluarga adalah pemimpin mafia semua, dan aku adalah Queen of darkness." Sombong Alana.

"Tapi kamu jangan membunuh keluarga ku, Lana." Ucap Alina.

"Kalo gak hilap," kelakar Alana.

"ALANA," kesal Alina.

"Iya gak akan kok," ucap Alana.

"Aku akan berada disamping mu, jika kamu membutuhkan aku panggil namaku tiga kali, aku akan pasti muncul." Ucap Alina.

"Oke," paham Alana.

"Yaudah sana kamu pergi ke cahaya yang sebelah kanan, itu akan membuat kamu kembali ke alam manusia." Suruh Alina.

"Yaudah, bay." Alina langsung lari ke cahaya yang sebelah kanan.

Stt
Dua cahaya tertutup dan kembalinya Alana ke alam manusia ralat Alina.

"Gw pura-pura amnesia aja," batin Alina.

Flashback off

"Atur strategi, pergi ke markas, menjelaskan ke mereka, urus para hama, dan selesai." Gumam Alina mulai menutup mata.



TBC


Alina or Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang