13

26.3K 2K 13
                                    

Tiga hari berlalu, kini Alana sudah bersiap-siap untuk pulang ke Indonesia.
Ia sudah ada di Bandara, di temani oleh keluarganya maupun sahabatnya.

"Jaga diri baik-baik disana ya, sayang." Ucap Mamah memeluk Alana.

"Pasti, Mah." Jawab Alana.

"Papah bulan depan ada pekerjaan di sana, jadi entar kita bisa ketemu lagi." Ucap Papah di angguki Alana.

"Kalo mereka menyakitimu, bilang sama kakak, swetty." Ucap Vero.

"Tenang kak, ini Alana bukan Alina." Bangga Alana.

Vero mengacak-acak rambut Alana. "Dasar, kamu." Vero mencubit hidung Alana.

Alana tertawa geli.

"Sobat, Entar gw nyusul," ucap Bunga.

"Bukan lu doang kali, kita juga," sahut Noval.

"Yayaya," malas Bunga.

Alana yang mendengar suara panggilan para penumpang pun langsung pamit kepada mereka.

"Alana, pergi. Bayy, jangan rindu." Ucap Alana berjalan.

Alana tengah duduk di kursi penumpang, kelurga beserta sahabatnya sudah pulang sejak Alana memasuki ke pesawat.

Penerbangan ke Jakarta sudah lepas landas. Di situ, Alana sedang memikirkan rencana untuk menjatuhkan dia.

Plak

"Gw kan udah punya rencana tadi malam, kenapa jadi lupa." Alana menepuk jidatnya.

"Gw pulang ke rumah, terus pura-pura nangis gara-gara cinta kedua gw meninggal, ah bagus juga rencananya." Pikir Alana.

Alana terdiam sejenak. "Lah, emang si Andra kan udah meninggal." Sendu Alana.

"Berarti Alana  gak bohong, ya Allah." Batin Alana.
.
.
.

(Nama Alana kita ganti dengan nama Alina, karena dia sudah berada di Indonesia.)

Alina sudah sampai di pekarangan rumah Alexandra. Ia melihat banyak motor yang terparkir di halaman rumahnya.
Mungkin temen kakaknya kali, batin Alina.

"Assalamualaikum," Alina memasuki rumah , ia berhenti di ruang tengah, karena di situ terdapat teman abangnya dan Momynya.

"Wa'alaikumsalam," jawab orang rumah.

"YAAA ANAK MOMY UDAH PULANG," Teriak Zahra menghampiri Alina lalu memeluknya.

"Hmm," lesu Alina.

"Kakak udah pulang!, kenapa kakak gak telfon ikbal, supaya Ikbal bisa jemput." Ucap Ikbal.

"Males," balas Alina.

"Kamu kenapa sayang, pulang-pulang kok lesu gini mukanya?" Tanya Momy khawatir.

"Drama di mulai!" Batin Alina.
Ia menatap sebentar Vano dkk, ternyata mereka juga penasaran, terlihat jelas dari mukanya, batin Alina.

"Duduk dulu Mom, capek kali berdiri terus." Ucap Alina.

"Yok duduk di sini, sayang." Ucap Zahra. Mereka berdua duduk di sofa yang dekat dengan Vano dkk. Di ikuti oleh Ikbal.

"Ouh ya, kenapa kamu lesu gini, sayang? Coba cerita sama Momy." Ucapnya.

"Hiks... Hiks... Hiks..." Tangis Alina.

"Eh kenapa nangis, sayang." Khawatir Zahra.

"D-dia Mom, hiks..."

"Dia siapa?" Tanya Zahra bingung.

"Hiks... An-dra M-mom hiks..."

"Andra, calon mantu, Momy. dia kenapa sayang?" Tanya Zahra khawatir.
Vano dkk yang mendengar calon mantu mengkerutkan keningnya. Siapa Andra?, Batinnya.

Alina or Alana [END]Where stories live. Discover now