30

22.2K 1.7K 27
                                    

"Alhamdulillah anak-anak, kita udah sampai di tempat tujuan dengan selamat. Bapak ingatkan sekali lagi, jangan nakal, jangan ucap sembarangan, bisa di pahami?" Kata pak Rendy memberi peringatan.

"Bisa, pak!"

"Oke, sekarang kalian masuk dan dirikan tenda kalian, per tenda di bagi 4 orang. Tenda IPA sebelah kanan, dan tenda IPS sebelah kiri."

Semua orang pun memencar, mendirikan tendanya.

"Di mana kita, nih?" Tanya Zahra kepada Alina.

"Nah di situ aja, biar dekat ama tenda Arga dkk." Alina lalu berjalan ke sana.

"Hai, bro. Kita ketemu lagi." Ucap Alina.

"Yoi," ucap Arga mengacungkan jempol.

"Mau ngapain?" Tanya Noval sembari memasang patok.

"Mau dugem, Val," jawab Alina sedikit gereget.

"Heh, dodol. Kita ke sini mau diriin tenda," sentak Bunga kepada Noval.

"Eh, ada ayang," ucap Noval berdiri. Tenda mereka udah selesai.

"Ih, idi iying," cibir Bunga.

"Ayok, Lin. Bangun tendanya." Ucap Bunga.

"Hmm."

Mereka pun mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam tas.

"Sini, biar aku bantu." Ucap Noval membantu Bunga.

"Hmm."

"Neng Giska, biar aa Arga bantu, ya." Kata Arga.

"Idih, yaudah sini." Ucap Giska.

Mereka pun mendirikan tendanya.

"Gini nih nasib jomblo mah," lirih Alina.

Bruk

"Aduh," ringis Alina. Tubuhnya bertabrakan dengan seseorang. Tenda Alina berada di garis pemisah antara perempuan dan laki-laki. Makanya tenda Alina dan Arga bersebelahan.

"Woy, gendut. Kalo jalan hati-hati dong." Sentak Alina. Tubuhnya bertabrakan dengan orang yang berada di sebelahnya.

"Maaf," cicit orang itu.

"Gw maafin. Kelas berapa lu?" Tanya Alina. Ia berdiri menghadap ke tenda laki-laki yang di belakang Arga.

Tenda Alina sudah selesai, karna di bantu oleh Arga dkk.

"IPS 2." Jawab orang itu.

"Kenalin Alina, lu?"

"Bima," jawabnya.

"Anjir, nama lu itu film favorit gw," ucap Alina.

Temennya Alina dan Arga dkk sudah duduk di tenda. Mereka pisah sama Alina.

"Yang mana?" Tanya Bima.

"Yang gini nih," jeda Alina memikirkan.
"Lu tau gak kartun Bima?" Tanya Alina kepada temen Bima.

"Gw tau," sahut temen Bima bernama Leo.

"Lagunya tuh yang mana sih, gw lupa," ucap Alina duduk di hadapan Temen Bima.

Alina duduk di karpet yang di sediakan Bima dkk.

"Bheeeeemmmmmm ...." Nyanyi Leo.

"Bhemmm ke jepit ... Cuman jahe ... Sate goreng ... Tisna paeh ... Chota bheem chota bheem chota bheem chota bheem~"

"Anjir ngakak," pekik Alina.

"Gw juga dengernya itu, tapi woy liriknya bukan itu," tawa Alina kencang.
.
.
.

"Si Alina ke mana? Tuh anak udah hilang aja," tanya Bunga.

"Gak tau, kita cari yuk." Kata Zahra.

"Ajak Arga dkk sekalian," sahut Giska.

"Ayok." Bunga keluar dari tendanya.

"Ayang," panggil Bunga kepada Noval yang duduk di karpet bersama yang lain.

"Eh, kenapa ay?" Tanya Noval.

"Lihat Alina, enggak?" Tanyanya.

"Gak tuh, emang tuh anak ke mana?" Tanya balik Noval.

"Gak tahu, daritadi masang tenda pun dia udah gak ada," jawab Noval.

Mereka tidak tahu saja, jika yang di cari malah asik di belakang. Memang tenda yang di belakang gak kelihatan, karna tenda agak sedikit tinggi. Di tambah Alina dan Bima dkk yang duduk.

"Eh, bentar. Dengar suara nyanyi gak," ujar Ridwan.

"Mana?" Bingung Zahra.

"Nah, ini," ucap Ridwan.

"Kayak ada yang nyanyi, arahnya dari tenda belakang." Ujar Feri.

"Ayok kita samperin." Ajak Noval.
Mereka pun ke tenda belakang.
.
.
.

"Si Leo ngakak anjir," tawa Deni.

"Iya, haha ... Sate goreng cenah," timpal Bima dengan ngakaknya.

"Gw dah tau nih liriknya, mau lanjutin gak?" Tawar Alina.

"Lanjut lagi yok, ternyata lu orangnya asik." Ucap Bima.

"Gw emang asik, gendut." Balas Alina.

"Gak usah gendut napa, Al."

"Sorry," ucap Alina sedikit tertawa.

"Yuk lanjut," ucap Alina.

"Bheem-" baru aja akan nyanyi, eh sudah ada yang memotongnya.

"Lu gw cariin, ternyata malah asik di sini," ucap Bunga menjewer telinga Alina.

"Aduh, duh, sakit, Mak." Ringis Alina.

"Makanya, kalo kemana-mana tuh harus izin dulu ama emak," ucap Bunga memelintir telinga Alina.

"Ampun, Mak." Mohon Alina.

Bunga melepaskan jewerannya.

Noval yang melihat itu pun meringis. Galak juga ya, calon istri gw, batin Noval miris.

"Lagi ngapain?" Tanya Bunga garang.

"Main ama temen, Mak." Jawab Alina seperti anak kecil.

"Sama siapa?" Tanya Bunga bak seperti ibu yang mengintrogasi anaknya.

"Mereka, Mak." Tunjuk Alina kepada Bima dkk.

Bunga mengalihkan pandangannya kepada Bima dkk.

"Anjir, cogan." Umpat Bunga melihat Leo.

"Heh, mulutmu," Noval menggeplak tangan Bunga.

"Hehe ... Maaf ayang," cengir Bunga. Noval memutar bolanya malas.

"Ck, diam." Tegas Zahra.

"Lu ngapain di sini, Lin?" Tanya serius Zahra.

"Lagi main, tadi gw tuh sempet ke tubruk sama tuh si gendut," tunjuk Alina kepada Bima, "nah gw tanyain namanya siapa, terus dia jawab Bima. Setelah mengatakan namanya gw jadi inget tentang film kartun di tv yang sering gw lihat, yaudah tuh si Leo nyanyi," jelas Alina.

"Ouh yang, bim kejepit cuman jahe," angguk Zahra.

"Tapi gw sebel, pas gw searching di google ama di yutub, gak ketemu-temu tuh," ucap Zahra dengan nada kesal.

"Lu searching bim kejepit, ya mana ada markonah." Ucap Giska menggeplak kepala Zahra.

"Cocok lu ama, Leo. Sama-sama bego," ujar Alina tertawa.

"Sudah, sudah, ayok kembali ke tenda. Bentar lagi Dzuhur," lerai Arga.

"Gw pulang ke tenda, yaw. Jangan kangen, entar kita nyanyi bareng lagi pas api unggun. Lu pada harus deket ama gw, ya!" Ujar Alina menunjuk Bima dkk.

"Siap, Lin." Angguk mereka.

Lalu Alina dkk dan Arga dkk pun kembali ke tendanya.
Mereka pun sholat Dzuhur terlebih dahulu, sebelum makan dan melakukan kegiatan yang lainnya.



TBC

Alina or Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang