24

23.4K 1.9K 37
                                    

"Dia, orangnya!" Bunga menunjuk Noval. Yang di tunjuk malah santai memainkan game di hpnya.

"Si Noval?" Kaget Alina tak percaya.

"Gak papa sih, cocok juga kalian." Ucap Alina sedikit terkekeh.

"Iiihhh, Lana mah." Rajuk Bunga.

"Noval baik orangnya, kurasa dia yang terbaik untukmu. Gw akan selalu mendukungmu terus." Ucap Alina.

"Makasih." Ucap Bunga.

"Kok lu di kelas 12 sih? Seharusnya kan kelas 11?" Tanya Alina bingung.

"Gw minta ama bokap supaya kelas 12," cengir Bunga.

"Ck," decak Alina.

"Eh nih kan pelajaran terakhir, kenapa belum datang gurunya?" Bingung Alina.

"Gurunya sedang sakit, jadi dia gak dateng." Jawab Giska.

"Ouh."

"Woy kalian?" Panggil Alina kepada seisi kelas.

"Apa?" Kompak mereka.

"Pulsek ada acara gak kalian?" Tanyanya.

"Gak ada."

"Mau main gak sama gw?"

"Kemana?"

"Ada deh."

"Okelah!." Setuju mereka dengan tawaran Alina.

"Noval?" Panggil Alina.

"Apa Lin? Gw lagi main game nih!" Jawab Noval tanpa mengalihkan pandangannya dari hp.

Alina menghampiri Noval, dan duduk di bangku sebelahnya.

"Ck, matiin dulu tuh game." Ucap Alina.

"Iya, iya," pasrah Noval.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Gimana semalam? Lu dapet gak tentang dia?" Tanya Alina.

"Tenang kalo soal dia gw selalu gercep kok," ucap Noval.

"Kirim ke hp gw, supaya buktinya terkumpul semua." Ucap Alina.

"Oke," Noval mengirim data-data tentang dia.

"Lu tau gak?" Tanya Noval agak cekikikan.

Bunga dan Giska mendengar percakapan Noval dan Alina. Bunga juga tidak mempersalahkannya toh lagian juga Alina gak bakal nikung.

"Enggak."

"Tadi malam ya, gw lihat dia sama pria yang tubuhnya gendut, haha..." Jelas Noval tertawa.

"Berewok lagi," sambungnya.

"Kan banyak duit, kalo gak banyak duit mah di tendang langsung oleh dia." Ujar Alina.

"Ada apa, Lan?" Tanya Bunga.

"Si hama itu loh," jawab Alina.

"Ouh si hama, gimana udah dapet buktinya?" Tanya Bunga.

"Udah, bukti gw udah kuat. Tinggal tunggu mainnya aja!" Jawab Alina tersenyum miring.

"Bang Adam juga udah dapet data tuh hama," ujar Bunga.

"Kok gak ngabarin gw sih," kesel Alina.

"Lupa kali," ucap Bunga.

Kring
Kring
Kring
Bell pulang sudah berbunyi

"Yok kumpul di parkiran," pekik Alina.

"Wokey, buketu." Kompak mereka.

Mereka pun berjalan keluar menuju parkiran. Tibanya di parkiran.
Tiba-tiba langkah mereka di berhentikan oleh seseorang.

"Hai, Lina." Sapa seseorang dengan suara lembutnya.

Alina meliriknya, ouh ternyata hama. "Hai juga, Sil." Sapa balik Alina.

"Kok lu ladenin sih," bisik Bunga.

"Hanya main sebentar," ucap Alina.

"Udah lah guys kita cus, ngapain di sini ngeladenin orang yang bodoh." Pekik Ridwan.

"Bener kata Ridwan, ayok cus berangkat." Ucap Arga.

"Apa maksud loh ngatain kita bodoh," emosi Gilang.

"Ya kan emang kalian bodoh," sindir Arga.

Gilang hendak meninju Arga, namun langkahnya di berhentikan oleh Alina.

"Jangan ganggu sahabat gw." Dingin Alina.

"Cih," desis Gilang. Vano dkk pun pergi menaiki motornya masing-masing.

"Tumben gak cari masalah," batin Alina.

"Ayok berangkat," ucap Alina kepada temannya.

"Kalian bawa Kendaraan?" Tanya Alina.

"Bawa," jawab mereka. Yang cewek naik mobil, kecuali Alina dan Bunga. Dan yang cowok menaiki motor.

"Bunga, lu bareng gw." Ucap Noval.

"Ogah," ketus Bunga.

"Heh gw ini calon suami lo, jadi lo harus nurut sama gw." Ucap Noval.

"Gak mau, gw bareng ama Alina."

"Ikut gw," Noval memegang tangan Bunga.

"Ikuti saja lah, Bung." Suruh Alina.

"Tapi gak mau, Lin." Rengek Bunga.

"Bunga." Dingin Alina.

"Iya gw turuti," pasrah Bunga.

Mereka sudah menaiki kendaraannya masing-masing.

"Ikuti gw." Instruksi Alina. Mereka pun mengacungkan jempolnya.

Mereka pun sudah jalan ke tempat tujuan.
Dengan Alina yang memimpin jalannya.

Di sisi Noval dan Bunga

"Gw seneng bisa tunangan sama lo, awalnya gw menolak perjodohan itu, tapi lama-lama akhirnya gw menerima perjodohan itu." Ucap Noval mengendarai motor sportnya.

"Sama gw juga, perlahan-lahan gw luluh sama lu." Ucap Bunga.

"Jangan pernah khianati gw ya, gw gak sanggup kalo itu terjadi." Lirih Alina.

"Gw janji sama lo, gw gak akan pernah menduain lo. Kita hadapi semuanya bersama-sama." Tegas Noval.

"Gw butuhnya bukti." Ucap Alina.

"Iya, sayang."

Blush

Pipi Bunga memerah.

"Cie bulshing," gurau Noval. Bunga pun gugup mendengarnya.

"Lucu banget sih," gemas Noval melihat wajah bunga di kaca spionnya.

"I LOVE YOU BUNGA." Teriak Noval di jalan.

"BALES DONG BUNGA." Teriak temannya.
Cewek yang berada di dalam mobil pun mendengar teriakan Noval, karena mobil yang di pakainya di buka atapnya.

"I LOVE YOU TO." Teriak Bunga.

"Malu tau," cicit Bunga. Noval terkekeh.

Alina tersenyum di balik helmnya, ia senang jika sahabat nya senang.

Skip

30 menit perjalanan akhirnya kini mereka sampai di tempat tujuan. Alina mengajak mereka ke  A'XP cafe. Mereka pun turun dari motornya, dan berkumpul.

"Yok masuk." Ucap Alina.

"Lin, makanan di sini mahal-mahal loh," ujar Arga.

"Ck, gw teraktir." Ucap Alina.

"Yang bener?" Binar mereka.

"Iya," dengus Alina.



TBC

Alina or Alana [END]Where stories live. Discover now