14

26.2K 2K 21
                                    

"Hmm, ada apa sih," malas Alina.

"Gw mau tanya nih, neklam." Ucap Ata.

"Neklam, pala lo," ujar Alina ketus.

"Sifat lu kan mirip sama neklam," sindir Angga.

"Suatu saat nanti, lu akan mohon-mohon di hadapan gw, tapi gw gak akan pernah memaafkan lo," ujar Alina.

"Gak akan, lu kan jahat," ucap Angga.

"Liat aja nanti," Alina tersenyum miring. Vano dkk melihat itu bergidik ngeri.

"Cepet mau ngomong apa,"

"Andra itu siapa?" Tanya Ata.

"Ouh Andra," ucap Alina. "Penjelasan, hmm." Batin Alina menyeringai.

"Andra itu tunangan gw, kita tunangan sudah dari kecil karna di jodohkan sama ortu." Jelas Alina.

"Yang bener lo," tuduh Ata tak percaya.

"Nih buktinya," Alina memperlihatkan cincin yang terpasang di jari tengahnya.

"Masih gak percaya, hmm?"

"Tapi kenapa kamu selalu mengejar, Vano terus?" Sahut Sila dengan suara yang di lembutkan.

"Bener, udah tau lo udah punya tunangan kenapa lo masih ngejar Vano." Timpal Angga.

"Dasar, bicth." Sindir Gilang.

"Ouh ayolah, gw ngelakuin ini karna permainan." Dramatis Alina.

"Maksudnya?" Tanya mereka tidak paham.

"Gw dapet tantangan dari temen gw," ungkap Alina.

"Temen? Emang lu punya temen?" Tanya Ata.

"Punya, tapi temen gw berasal dari London semua." Jelas Alina.

"Di Indonesia?" Tanya Ata.

"Fake semua, mereka deketin gw karna harta, cih." Decih Alina.

"Sejauh ini kah gw sama adik gw, sampai adek gw punya tunangan pun gw gak tahu."  Batin Galang.

"Terus?" Ata masih penasaran sama cerita Alina.

"Waktu itu gw main tod, terus gw dapet tantangan tuh, nah tantangannya itu deketin salah satu dari geng Antartika. Gw milih Vano tuh, gw deketin dia, ya pokoknya yang gw lakuin selama inilah, tapi karna waktunya udah habis, ya sekarang gw jauhin dia termasuk lo lo pada," jelas Alina.

"Gila lama banget," kaget Ata mendengar penjelasan dari Alina.

"2 tahunan lah," timpal Angga.

"Tapi, dengan cara lo begitu, lo di benci sama semua orang termasuk kakak lo mereka tidak mengakuimu adek," sahut Arthan.

"Gw sih orangnya bodo amatan, mau mereka benci ke, senang ke, atau apa ke, gw mah gak ngurusin," ucap Alina.

Alina menatap Galang dan Gilang.
"Kalian waktu itu gak nganggep gw adek kan?" Tanya Alina di balas anggukan twins G.

"Sekarang gw juga gak nganggep kalian sebagai kakak, inget jangan pernah gangguin gw, karna kita tidak ada hubungan apa-apa, itu dari gw, kalo dia gw kagak tahu," Alina menunjuk Galang dan Gilang.

"Kok sakit ya gak di anggap," batin Galang.

"Maafkan kakak, dek," batin Gilang.

"Dia, maksudnya?" Kepo Ata.

"Suatu saat nanti kalian akan tahu, dan kejahatan akan terbongkar sampai ke akar-akarnya," ucap Alina bersemirik.

"Gak usah tanya, tunggu waktunya tiba kalian pasti akan tahu," sela Alina melihat Ata akan berbicara.

Sebelum Alina pergi ia mengatakan sesuatu kepada Vano. "Untung lu gak baper ya, Van." Tunjuk Alina ke arah Vano.

Setelah mengatakan itu, Alina pergi bersama Ikbal.

"Ck, kesimpulannya si bos hanya bahan permainan si Alina saja," ujar Ata.

"Hooh, untung gak baper ya bos," sahut Angga.

Vano terdiam, entah apa yang dirasakannya saat ini. Hati dia seakan tak rela jika Alina menjauhi dirinya.

"Hmm," dehem Vano.

"Pulang," singkat Vano.

Vano dkk pun pulang ke rumahnya masing-masing kecuali twins G.

"Bang, kita udah keterlaluan," ungkap Gilang yang di tujukan untuk Galang.

"Iya, gw juga gak ngerti," ucap Galang memijat keningnya.

"Sudahlah, kita pikirkan ini nanti, ayok masuk kamar." Ajak Gilang.

"Hmm."

Lalu mereka berdua berjalan ke arah tangga, untuk memasuki kamarnya.

Di sisi Alina dan Ikbal

"Kakak mau istirahat dulu ya dek, soalanya capek," ucap Alina merebahkan tubuhnya.

"Iya, Ikbal balik ke kamar dulu," ucap Ikbal menutup pintu kamar Alina.

"Hugh, drama selesai." Gumam Alina.

"Momy dan Dady sudah tahu kalo gw bukan Alina melainkan Alana. Sekarang tinggal mikirin rencana selanjutnya."

"Gw pengen pindah kelas," gumam Alina menatap langit-langit kamar.

"Haha... Bodoh, untung aja mereka percaya, gw lihat muka si Twins aja kayak muka-muka penyesalan," tawa Alina. Dia seperti orang kerasukan, tadinya ia melamun eh sekarang ia malah tertawa.

"Vano, kurasa dia agak sedikit rasa suka terhadap Alina." Menolog Alina.

"Samuel dan Arthan mereka keliatan baik, tapi si kunyuk Angga dan Ata, dia suka ngejek Alina neklam."

"Sila, ayok kita bermain,"

"Hah, bersiap untuk besok, kita gemparkan para murid lagi. gw akan membuat mereka kagum akan bakat gw, bakat? Bakat apa anjir, masa bakat pembunuhan orang!," Alina terkekeh dengan pernyataan terakhir.

Alina menguap, ia merenggangkan otot-otot tubuhnya, setelah itu ia tertidur di kasurnya.



TBC

Alina or Alana [END]Where stories live. Discover now