Ekstra Part

24.2K 1.6K 56
                                    

3 bulan berlalu

Semuanya sudah kembali kepada takdirnya masing-masing.
Banyak yang berubah dengan keadaan ini.
Seperti Alina yang sudah mendapatkan kasih sayang seorang kakak. Dan Ikbal kini berubah menjadi dingin, terkecuali kepada Alina.

Dan sekarang ini, Ikbal tengah melamun di balkon kamarnya. Namun tiba-tiba datang seseorang yang menyadarkan Ikbal dari lamunannya.

"Dek," panggilnya.

"Hmm."

"Kenapa, hmm?" Tanyanya pada sang adek.

"Tidak apa-apa." Jawabnya.

Alina mengerti, pasti adeknya itu sedang memikirkan seseorang.

"Huft, apakah kamu akan seperti ini terus?" Alina sungguh tidak nyaman melihat sifat Ikbal yang terus begini.

"Entahlah, Kak." Ujar Ikbal pelan.

"Kakak yakin, suatu saat kamu akan bertemu kembali dengan dia." Ujar Alina menatap Ikbal dengan senyumannya.

"Maybe." Gumam Ikbal, bisa didengar oleh Alina.

"Tidurlah, sekarang udah jam 10 malam." Suruh Alina.

"Belum mengantuk, Kak." Geleng Ikbal.

"Ikbal, tidur." Dingin Alina.

Ikbal pun menurutinya, karna ia tak mau jika kakak kesayangannya itu marah terhadapnya.

"Night, dear." Ucap Alina mencium kening Ikbal.

"Too." Ikbal mulai terlelap dengan tidurnya.

Alina pun mematikan lampu kamar Ikbal, ia pun lalu keluar dari kamar Ikbal menuju kamarnya.

"Cinta banget Ikbal sama dia." Menolog Alina sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Masalahnya dia gak bisa dihubungi, gimana ngasih tau dia, coba." Alina mendelik kesal. Bahwasanya dia tidak bisa dihubungi sama sekali.

"Arhhhh, Alana kamu gimana kabarnya?" Pekik Alina. Dia yang dimaksud Alina itu Alana, dia sudah hilang kabar sejak kejadian itu.

"Huft, entahlah. Dipikir-pikir gw kuliah dimana ya, gw gak mau harus berhadapan dengan mereka berempat lagi, bikin pusing aja." Pikir Alina menerawang.

"Ke Amerika aja ya, dengan alasan ingin menemani kakek dan nenek." Alina mengetuk-ngetuk keningnya, sambil berjalan kesana-kesini.

"Mending, turu." Ucap Alina langsung melompat kekasurnya. Ia mulai menutupkan matanya perlahan.

•  •  •

"Sorry, bro." Ucapnya melihat kearah monitor komputer yang memperlihatkan seseorang.

"Dek," panggil seseorang dari arah pintu.

"Masuk, Kak." Ucapnya sambil memutarkan kursinya.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Kakak mau bicara sesuatu."

"Bicara apa?"

"Makanya jangan memotong pembicaraan dulu," ucap orang itu yang dipanggil kakak.

"Peace."

"Sampai kapan kamu akan terus begini? Apa gak kasihan sama mereka? Terlebih dia yang selalu memikirkan mu!"

"Oke, permainan berakhir. Kak Vero yang ganteng, aku akan kembali kedunia luar." Seru Alana menangkup wajah Vero.

Alina or Alana [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora