8

30.4K 2.3K 10
                                    

Suasana di malam ini terasa sejuk, bintang-bintang yang bersinar begitu cerah di atas langit. Dan salahsatu keluarga sudah berkumpul di suatu tempat.

"Mau makan apa, sayang?" Tanya Momy kepada Alina.

"Seperti biasa, Mom," jawab Alina.

"Ouh Momy memasak sesuatu yang spesial loh buat, kamu!." Ucap Momy antusias.

"Apa tuh, Mom?" Tanya Alina penasaran.

"Bentar," ucap Momy. Sang Momy memanggil art dan menyuruhnya mengambil sesuatu.

"Ini, nyonya." Ucap art memberikan piring yang berisikan sesuatu yang ditutupi oleh tutup saji kecil.

"Apa itu, Mom?" Kepo Galang.

"Taraaaa," Momy membukakan tutup saji itu.

"Aaaaaaa GORENG JENGKOL PAKE BUMBU KUNING," teriak Alina bernada.

"Iya sayang, Momy memasakkan ini khusus untuk kamu," Momy tersenyum dan memberikan jengkolnya.

"Makasih Mom, sayang Momy." Ucap Alina menerimanya.

"Makan," tegas sang Dady.

"Baik, Dad." Angguk mereka yang berada di meja makan.

Semuanya makan dengan khidmat.
Alina Begitu lahap memakan jengkolnya.
Dan yang lain melihat itu menggelengkan kepalanya.

Momy Alina tersenyum, ia berhasil bisa memasakan Alina jengkol.

"Aaahhh, enaknya." Sendawa Alina. Jengkol telah habis dimakannya.

"Mom, aku duluan ke ruang keluarga," ucap Alina membereskan tempat makannya.

"Iya," balas Momy.

Alina berjalan ke ruang keluarga, ia duduk di bangku panjang sambil menonton tv.

Di saat Alina sedang pokus melihat tv, tiba-tiba ada suara yang mengagetkannya.

"Alana," panggil seseorang dengan lembut namun tidak terlihat wujudnya.

"Kayak ada yang manggil, tapi kok gak ada orangnya," ujar Alina celingak-celinguk.

"Gw disini," ucap lagi seseorang yang menunjukkan bahwa dirinya sedang duduk di atas lomari.

Alina mendongak ke atas. "Astaghfirullah," istighfar Alina kaget.

"Ngapain lu di atas lomari? Mana kaki lo di ayun-ayunkan lagi, kayak setan aja." Ujar Alina. Keadaan masih sepi karena yang lain belum datang.

"Gw emang setan, anjir," sentak orang itu.

"Sini turun, Alina." Suruhnya kepada Alina yang asli. Ya orang itu adalah Alina yang asli.

Alina turun dengan terbangnya, ia langsung duduk di sebelah Alana.

"Ngapain lu disini?" Tanya Alana.

"Lah ini kan rumah gw, jadi sesuka hati gw dong," jawab Alina.

"Alina sayang, tujuan lu kesini ngapain?" Lembut Alana.

"Ada sesuatu tentang tubuh lo!." Serius Alina.

"What?" Tanya Alana.

"Jika tubuh lo gak ada perkembangan, maka tubuhnya akan di suntik mati oleh dokter. Namun, keluarga lo gak ada yang setuju dengan ide dokter, apalagi abang twins yang langsung mengamuk mendengar penuturan dokter." Jelas Alina. Ia sering memantau tubuh Alana.

"Gila tuh dokter, gw masih idup main di suntik mati aja," kesal Alana.

"Besok kan libur, jadi gw memutuskan untuk pergi ke sana menemui keluarga gw." Tekad Alana.

"Lebih baik begitu," setuju Alana.

"Jelaskannya pelan-pelan saja, jangan langsung terburu-buru." Ingat Alina.

"Santai, gw pelan-pelan kok," ucap Alana.

"Udah gw mau pergi, soalnya mereka sudah pada dateng," ucap Alina menunjuk keluarganya.

"Eh satu lagi, gw baru inget kalo adek gw menyukai seseorang dan orang itu elu, semangat ya pdktnya adik ipar," terang Alina diakhiri ejekan. Ia tertawa.
Selepas mengatakan itu Alina langsung menghilang.

"DASAR ALINA KAMPRET, SINI LO, GW TEBAS JUGA KEPALA LO." Teriak Alana berdiri. Ia lupa kalo ternyata keluarganya ada di belakangnya. Mampus bisa curiga mereka, pikir Alana.

"Lina, kenapa kamu teriak?" Tanya Momy panik. Yang lain pun sama paniknya.

Mereka semua duduk, dan tak lupa ia menanyakan perihal tentang tadi.

"Itu bocah kenapa?." Batin Twins G bertanya.

"Kak Alina kenapa?." Batin Ikbal bertanya.

"Alina kamu kenapa? Terus tadi ngomong sama siapa? Pas teriak juga kamu manggil namamu sendiri?" Tanya Momy beruntun.

"Buset dah Mom, tanyanya satu-satu kali." Ucap Alina duduk kembali.

"Jawab pertanyaan Momy semua!," Seru Momy.

"Emm, Alina gak papa kok, terus Alina ngomong sama setan, dan soal panggil nama, Alina kesel aja karna setan itu namanya juga Alina." Jelas Alina.

"Setan?" Pekik mereka termasuk twins G.

"Emang lo bisa ngomong sama setan?" Tanya Sinin Gilang.

"Bisa!. Buktinya tuh ada setan yang lagi nempelin, lo." Jawab Alina menakut-nakuti.

"Yang bener lo?" Tanya Gilang berkeringat dingin.

"Canda," ucap Alina.

"Dasar adek kampret," sentak Gilang tidak sadar mengucapkan adek.

"Adek? Sejak kapan lo nganggep gw adek? Cih, bukannya adek lo si Sila!." Sinis Alina.

"Wajarlah, orang lu adek kandung kita," sahut Galang.

"Dulu pas gw ngomong adek kalian di depan umum, apa kalian nganggep gw adek? Enggak kan! Disaat gw butuh kalian, apa kalian ada? Enggak kan! Dan disaat gw koma kalian ada? Enggak kan! Tidak tahu malu, dulu kalian nganggep gw bukan adek terus sekarang nganggep, cih kalian lebih buruk daripada pengkhianatan seorang pacar." Alina mengeluarkan unek-uneknya.

"Apa gw keterlaluan selama ini, tapi salah dia juga yang selalu bully Sila, padahal Sila kan baik." Batin Gilang. Sebenarnya ia juga merasa kehilangan disaat sifat Alina berubah kepadanya.

"Maafkan Abang dek, mungkin Abang udah keterlaluan sama kamu," batin Galang sendu. Sejujurnya Ia sangat merindukan sifat Alina yang selalu menempeli nya.

"Jangan terlalu bodoh, lihatlah ke depan mana yang jahat dan mana yang baik. Dan di saat kebenaran terungkap jangan harap minta maaf sama saya, saya tidak akan pernah memaafkan kalian." Tegas Alina dengan bahasa sedikit formal.

"Saya pamit, tidur duluan." Dingin Alina. Ia pergi ke kamarnya, dan mengunci pintunya.

"Mending gw tidur, supaya besok vit badannya." Gumam Alina mulai terlelap.

Ruang keluarga

" Kalian sungguh keterlaluan twins, kalian menganggap orang lain sebagai adek, dan adek kandung sendiri kalian anggap sampah. Jangan menyesal di kemudian hari." Ucap Dady dingin.

"Ayok Mom, kita tidur," ajak Dady.

"Hmm, Momy pamit," ucapnya.

Dady dan Momy sudah naik ke atas. Tertinggal twins G dan Ikbal.

"Ikbal ingetin, jangan menyesal. Jika masih bisa memperbaiki, perbaikilah. Sebelum waktunya terlambat." Nasihat Ikbal. Ia langsung pergi ke kamarnya.

"Bang ada yang aneh gak sih?" Pikir Gilang.

"Hmm ada, kita pikirkan besok. Sekarang ayok kita pergi tidur." Ucap Galang. Mereka berdua pergi ke kamarnya.



TBC

Alina or Alana [END]Where stories live. Discover now