9

28.8K 2.3K 5
                                    

Pagi telah tiba, kini Alina sudah bersiap-siap untuk pergi ke London.
Ia cuman membawa tas kecil untuk menampung dompet, hp, dan paspor.

Ia turun untuk menemui keluarganya.

"Pagi, All." Riang Alina.

"Pagi." Jawab mereka.

"Sini makan," suruh Momy.

"Kamu mau kemana, sayang?" Tanya Dady bingung.

"Aku mau ke London, Dad." Jawab Alina.

"Hah, London," kaget mereka.

"Ngapain ke sana?" Tanya Dady.

"Jengukin teman sakit," alibi Alina.

"Teman? Emang lu punya teman?" Sahut Gilang.

"Punya!. Lu kagak tau apa-apa tentang gw, soo, tentang teman aja lu gak tau, apalagi masalah gw," sinis Alina membuat twins G terdiam.

"Berapa hari disana?" Tanya Ikbal.

"Tiga hari." Jawab Alina memakan sarapan.

Mereka semua sarapan dengan tenang.
5 menit kemudian.

Alina sudah selesai makannya, begitu pun dengan yang lain. Ia sekarang bergegas untuk pergi ke Bandara. Tidak lupa ia pamit sama keluarganya.

"Sudah pesen tiketnya, Lin?" Tanya Momy.

"Udah Mom," jawab Alina. Ia sudah memesan tiket dari kemarin.

"Yasudah hati-hati ya," ucap Dady.

"Okey, Dady." Ucap Alina mengacungkan jempol.

"Lo gak bawa baju?" Tanya Galang.

"Gak, males. Mending beli disana." Jawab Alina cuek. Ngapain juga beli baju toh di sana juga udah ada bajunya, pikir Alina.

"Aku anterin kakak ke Bandara, ya!." Seru Ikbal.

"Hmm," Ikbal langsung menuju ke garasi untuk mengambil mobil.

Alina menyalami tangan Dady dan Momynya.

"Bay, all." Lambai tangan Alina, ia memasuki mobil yang di supirin Ikbal.

"Assalamualaikum," salamnya.

"Wa'alaikumsalam."

Mobil Alina melaju menuju Bandara.

Alana yang asli, bertempat tinggal di London. Ia bisa bicara bahasa Indonesia karna sang mamah berasal dari sana.

20 menit perjalanan, kini Alina sudah sampai di Bandara.

Ia memeluk Ikbal dan berpamitan.
"Jaga diri baik-baik ya, kak." Ucap Ikbal.

"Siap itu mah," ucap Alina.

"Yaudah kakak pergi ya, pesawat udah mulai take off." Ucap Alina.

"Bay, kak." Lambai tangan Ikbal.

Ikbal sudah pulang ke rumahnya, begitu juga Alina sudah terbang ke London.

Selama di perjalanan Alina tertidur.
Membutuhkan waktu 16 jam perjalanan, akhirnya pesawat Alina mendarat dengan selamat di Bandara London.

Ia memesan taxi online.

"take me to the boltons housing." Ucap Alina.

"Ok, Miss."

Mobil melaju dengan santai.

10 menit kemudian.

Alina sudah sampai di rumahnya.
Ia turun dari mobil dan mengetok pintu rumahnya.

"Buset dah biasanya langsung masuk ke rumah, eh sekarang harus ketok pintu dulu," gumam Alina ralat Alana.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamualaikum," salam Alana.

"Wa'alaikumsalam," jawab orang di dalam rumah.

"Wait a minute!." Jawab orang rumah dengan suara nyaring.

Ceklek
Munculah seorang pemuda yang berumur 18 tahun. Dengan muka yang sedikit datar dan dingin.

"Hallo," sapa Alana.

"Hii too," sapa balik orang itu. "Who are you?" Tanya pemuda itu.

"Please come in," suruhnya.

"Thank you," ucap Alana memasuki rumah.

"the previous question," ingat pemuda.

"Oh yeah, i'm Alana." Ucap Alana.

Deg
Pemuda  yang diyakini kakaknya Alana terdiam mendengar nama adik kesayangannya.

"Alana," lirih pemuda yang diketahui bernama Varo.

"Full name?" Tanya Varo.

"Alana Apriliana Purnama." Jawab cepat Alana.

"Lie," sentak Varo. "Alana sedang koma, dan wajah kamu bukan Alana." Lanjut Varo dengan bahasa Indonesia.

"I'm Alana, ka Varo." Ucap Alana.

"Bagaimana kamu bisa tahu namaku?" Bingung Varo.

"VARO SIAPA?" Teriak seseorang.

"SEORANG GADIS, KA. CEPAT TURUN." Teriak Varo.

"Siapa?" Tanya pemuda datang. Ia duduk di sebelah Vero.

"I'm Alana." Jawab Alana.

"BOHONG," bentak pemuda kembaran dari Varo, dia bernama Vero.

"Kakak bentak aku, biasanya kakak tidak pernah membentak aku," sendu Alana.

"Jika kamu Alana, buktinya?" tanya dingin Vero.

"Karna kakak memaksa, terpaksa aku harus membongkar aib kakak. Supaya kakak percaya!." Alana tersenyum miring.

"Kak varo, kakak pernah marah sama aku gara-gara belati kesayangan kakak aku ambil, terus kita pernah di kejar anjing pas waktu joging berdua, dan kakak ke cebur di comberan gara-gara kakak takut kucing, ouh jangan lupa kebiasaan kakak setiap malam, kakak harus minum susu dari dot bayi," jelas Alana membuat Varo berkeringat dingin.

"Mampus, aib gw." Batin Varo.

"Kak Vero, aku pernah mergokin ka Vero sedang menangis mencari kolor kesayangan kakak, terus setiap malam kakak harus tidur bareng sama aku, dan kakak pengen nikah sama aku gara-gara kakak tidak mau di jodohkan oleh teman rekan bisnis papah, d–" lanjut Alana, namun pembicaraannya terpotong oleh Vero.

"Sudah, cukup. Kakak percaya sama kamu." Ucap Vero. Ia meringis karna Alana menceritakan aib nya di hadapan Varo.

"Ptttt, anjir lu mau nikah sama adek lu sendiri," ejek Varo tertawa.

"Y-ya karna gw kagak mau di jodohkan," gugup Vero.

"Maafkan kakak ya, sudah membentak kamu." Ucap Vero memeluk Alana.

"Heem, tapi Alana takut pas di bentak kakak," lirih Alana.

"Gw juga woy ikutan, pelukannya." Ucap Varo memeluk mereka berdua.

Alana melepaskan pelukannya. "Mamah sama papah dimana?" Tanya Alana.

"Papah di kantor, dan mamah sedang menjaga tubuh kamu." Jawab Varo.

"Kakak gak ngerti, kenapa kamu bisa berada di tubuh ini?" Heran Vero.

"Entar Alana jelaskan semuanya, tapi harus ada mamah sama papah." Ucap Alana.

"Yaudah sekarang kamu istirahat, capek kan habis perjalanan jauh." Ucap Vero mengusap surai rambut Alana.

"Heum," dehem Alana. Ia mengecup pipi Vero dan Varo. Selepas itu ia pergi ke kamarnya.

Ceklek

"Tidak ada yang berubah, masih sama." Gumam Alana.
Ia ke kamar mandi untuk membersihkan badan, lalu merebahkan tubuhnya di kasur.



TBC

Alina or Alana [END]Where stories live. Discover now