31

9.7K 1.2K 80
                                    

HAPPY READING!!!

31. Jangan benci.

Sinar matahari sore menyilaukan mata bagi yang terkena, di dalam kamar mewah terdapat dua orang yang tengah berpelukan---ralat seorang lelaki yang memeluk pinggang seorang perempuan dengan erat.

Selimut yang mereka gunakan untuk menutupi tubuh polos mereka, dapat di lihat mata laki laki itu mengerjab pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam rentina matanya, memijat pangkal hidungnya pelan. Dan beberapa saat kemudian, pupil mata merahnya membesar saat mengingat kejadian malam itu.

Alxen, dia langsung saja menyibak selimut dan menemukan gadis yang telah di perawaninya tengah tertidur di pelukannya. Dapat di lihat masih ada jejak air mata yang dapat menyayat hatinya.

Mata Alxen berkaca kaca, sungguh ia malam itu tak bermaksud untuk merebut keperawanan gadis yang telah di cintainya tanpa persetujuan.

Tapi, ia yang dengan bodohnya malah pulang dengan keadaan mabuk berat hingga Aleifa yang membangkitkan emosinya yang malam itu tak terkontrol dan mengakibatkan dia melakukan itu.

Alxen mendudukkan dirinya, menjambak rambut hitamnya kasar.

Kalau saja waktu itu emosinya masih bisa terkontrol dan tak mengonsumsi minuman keras dan membunuh puluhan orang yang melewatinya, pasti dia tak akan...arghh dia tak bisa menepati janjinya! Brengsek!

Dia merasa sangat brengsek, dia semakin takut jika Aleifa nanti akan membencinya. Dia takut jika Aleifa akan menyamainya dengan pria bajingan. Ya, dia memang bajingan.

Dia sudah menyakiti lagi orang yang di sayanginya.

"gue bajingan...." lirihnya sembari menatap kedua tangannya sendu.

Menatap ke arah Aleifa, langsung saja dia menubruknya dan memeluk erat sembari menggumamkan kata maaf.

"maaf! Maaf! Maaf honey!hiks" gumamnya sembari terus menumpahkan air matanya.

Alxen terus saja melakukan itu, mengecup pelan bibir Aleifa sembari merapalkan kata maaf.

Tak terasa hari sudah mulai malam, Alxen tertidur dengan menyembunyikan kepala Aleifa di dada bidangnya yang tak memakai apapun.

"eugh" leguhan kecil keluar dari bibir ranum itu.

Mengerjabkan matanya pelan, yang ia lihat sekarang gelap. Menyebulkan kepalanya dan woilaa, terang sekali.

Mata hijaunya mengerjab kembali, setelah nyawanya telah teekumpul, mata hijaunya terbelak.

---Aleifa, dia menengok takut takut ke tangan kekar yang melilit tubuhnya erat. Lalu pandangannya terganti pada wajah tampan itu yang tengah menutup matanya.

Ck, bener bener setan! Aleifa ingat dengan jelas Alxen yang malam itu tengah melakukan itu padanya. Tenaga Alxen tak main main, meskipun ia sudah beberapa kali menendang aset milik Alxen, dia tetap dengan kuat mengunci pergerakan kaki Aleifa. Ternyata Alxen bukan vampire, melainkan dia yang jadi penyebab timbulnya koreng di tubuhnya.

Aleifa merasa seluruh badannya remuk, Alxen unboxing dirinya sampai jam berapa ya?

Jujur saja Aleifa merasa seperti wanita murahan yang tak bisa menjaga keperawananya, tapi dia sudah berusaha dari yang menedang nendang sembarang, menjewer Alxen hingga tenaganya terkuras habis dan berakhir pingsan.

" gelar ting ting ku..." lirihnya dengan suara yang hampir hilang.

Dia menoleh melihat seprei yang berantakan dan terdapat bercak darah, dia mengintip dari balik selimut dan melihat tubuh polosnya dan perut kotak kotak Alxen, oke cukup. Dia trauma. Trauma kemarin malam Alxen menggempurnya. Huhu, padahal Alifa masih kecil loh tsayy.

THE ABSURD WIFE[END]Where stories live. Discover now