32

9.7K 1.1K 75
                                    

HAPPY READING!!!

32. Dua pilihan.

Seorang pemuda bersurai merah tengah berlari sekuat tenaga kala berpuluh puluh orang mengejarnya. Tidak! Dia tak ingin masuk ke rumah sialan itu lagi!

Pemuda bersurai merah----Varo menatap sebuah tempat sampah yang berada di sebuah gang sempit yang sepertinya aman untuk bersembunyi, dia langsung saja berlari ke sana untuk bersembunyi.

Puluhan orang itu melewati gang sempit itu begitu saja, sepertinya tak ada yang menyangka jika dirinya bersembunyi di tempat menjijikan ini.

Varo menghembuskan nafas kasar, dia lalu mengusap darah di bagian pelipisnya dengan kasar dan terduduk menyender dinding lembab itu.

Matanya menatap kosong, ia ingin bebas, apakah bisa? Ia tak ingin terus menerus di perlakukan layaknya robot di rumahnya sendiri.

Ponselnya dari tadi berdering, dia biarkan. Ia sudah bertekad, bertekad untuk tak berurusan lagi dengan si bajingan yang sialnya ialah ayahnya sendiri.

"BANGSAT, LEPAS!"

"JANGAN PEGANG ANJING!"

Samar samar Varo mendengar suara kegaduhan, matanya menelusuri gang sempit ini dan menemukan lima orang yang tak jauh dengannya berada saat ini. Mata Varo menyipit saat melihat sosok seorang gadis yang tengah memukul sebisanya lima orang di depannya.

Varo terus mengamati sampai gadis itu kini sudah menumbangkan 2 orang, dan kini dia tengah di kunci pergerakannya dengan ketiga orang yang lain.

Varo awalnya tertegun dengan kemampuan gadis itu dalam menghadapi orang tadi seketika matanya melebar kala tiga orang sisanya mencoba memegang bagian bagian sensitif.

Varo bangkit dan sekuat tenaga dia langsung menghampiri dan menonjok orang yang hendak mencium bibir gadis yang cukup tinggi itu.

Pria yang cukup tua itu tersungkur, kedua temannya menatap Varo dengan tatapan membunuh, "LO GAK USAH IKUT CAMPUR KESENENGAN KITA!!" dentak salah satu dari dua orang yang kini menahan kedua lengan gadis berwajah datar itu.

Mata hitam pekat Varo menatap tajam para orang itu, Tanpa kata dia membogem habis orang orang itu dan setelahnya menarik tangan gadis bersurai coklat kemerahan untuk berlari menghindari dari orang tadi.

Setelah jauh, gadis itu melepaskan tautan tangan keduanya sedikit kasar.

"tanks" setelah mengucapkan itu, gadus bersurai coklat itu berbalik dan hendak pergi.

Namun, tangannya di cekal oleh Varo membuat gadis itu tertoleh sembari menaikkan sebelah alisnya.

Varo menatap gadis di depannya dengan wajah memerah, "ekhm, boleh numpang tinggal ke rumah lo sementara?" tanyanya pelan. Mata hitamnya memancarkan harapan.

Gadis itu mendengus, "gak, rumah gue sempit" tolak gadis itu lalu melepaskan cekalan itu, namun Varo tak melepaskannya malah mempererat cekalan itu.

"please, sementara doang. Gue bayar kok" pinta Varo masih berharap. Entah mengapa dia meminta tolong pada gadis di depannya ini. Tapi, nalurinya berkata bahwa gadis di hadapannya ini ialah gadis baik baik.

"emang kenapa gue harus nampung lo?" tanyanya sarkas. Ukhh pedass.

Varo menggaruk pipinya yang tak gatal, "emm, gue ke--kesesat. G---ue anak rantau dan kesesat di sini, jadi gue gatau arah di sini mana aja" jelas Varo berbohong.

Gadis itu mendengus, "bohong yang sangat klise" cemohnya dengan pandangan malas.

Varo mendadak kesal pada gadis di hadapannya ini, ayolah jangan hina juga. "oke oke, gue jujur. Gue sebenernya kabur dan merluin tempat sembunyi sementara waktu, dan please, ijinin gue tinggal sama lo sementara waktu ya?" dia sangat benci memelas untuk di melasi. Tapi ini keadaannya sangat mepet.

THE ABSURD WIFE[END]Where stories live. Discover now