5

49.4K 2.5K 66
                                    

Happy reading


Tandain kalau ada typo


🦋🦋🦋

Duduk di sofa dengan pandangan lurus ke televisi yang sedang menayangkan sinetron  berjudul 'azab seorang tetangga nyinyir'. Jasmin nampak serius sekali menontonnya. Sesekali juga ia memakan kacang yang berada di toples yang ia taruh di atas pahanya.

Qila duduk lesehan di bawah beralaskan karpet berbulu. Ia sedang menyelesaikan tugas menggambarnya. Ia harus menyelesaikannya malam ini juga karna besok pagi tugas itu harus di kumpulkan.

"Bun,  tv nya kecilin dikit dong! Qila gak fokus gambar, nih." gerutu Qila kesal.

"Gak bisa, Qil! Ini lagi seru banget. Tuh lihat, mereka lagi adu mulut, bibirnya sampe maju-maju gitu. Ih, greget." Jasmin berkata sembari menunjuk tv yang menampilkan ibu-ibu sedang adu bacot.

"Tapikan Qila jadi gak bisa konsentrasi," ucapnya lesu.

"Kamu kerjain tugasnya di kamar aja." suruh jasmin.

"Bunda gimana, sih? tadi nyuruh Qila kerjain tugasnya di sini. Biar Qila enggak sendirian di kamar."

"Iya, iya. Ini bunda kecilin." Jasmin mengalah.

Tak lama Adnan datang dari dapur sembari membawa satu piring berisi bolu pandan. Ia ikut duduk lesehan bersama Qila. Lalu menaruh bolu itu di sampingnya.

"Adek lagi gambar apa?" tanya Adnan.

"Tadi di sekolah Bu guru bilang suruh gambar anggota keluarga," jawab Qila.

"Coba sini Ayah lihat," pinta Adnan.

Qila memberikan gambarnya kepada sang Ayah. Gambar itu terdapat empat orang dengan posisi Adnan di pojok kiri dan Jasmin di pojok kanan sedangkan Alira dan Qila di tengah.

"Bagus kan, Yah, gambarnya?" tanya Qila dengan wajah berbinar.

Adnan nampak memperhatikan gambar itu serius.

"Loh, ini gimana? Tangan Ayah kok enggak ada? Ayah kan nggak buntung. Ini juga, kepala Bunda kok nggak ada, sih? Kak Alira juga nggak punya rambut," Adnan nampak bingung dengan gambar yang Qila buat.

Wajah berbinar Qila sirna begitu saja saat mendengar ucapan sang Ayah.

"Kan gambarnya belum jadi, Ayah gimana, sih?" Qila merebut buku gambar itu dan mulai melanjutkan gambarnya yang belum selesai.

"Oh, belum jadi," Adnan manggut-manggut lalu ia mencomot satu potong bolu dan mulai memakanya  dengan tenang.

Tak lama Alira muncul dengan piama bergambar Shaun The Sheep kesayangannya. Dengan jahilnya Alira berjalan dan berdiri tepat di depan tv dan tanpa dosa ia berpose dengan gaya dua jari serta menampilkan gigi rapinya.

"ANAK SETAN!" umpat Jasmin. Karena ia sudah terlanjur kesal dengan Alira ia melempar bantal kecil yang ada di sofa. Untung saja Alira bisa menangkapnya dengan mulus.

"Minggir kamu! Ganggu Bunda nonton aja," geram Jasmin.

"Bunda tuh gak boleh nonton beginian! Bunda kalau nonton ini pasti lupa sama segalanya." Alira tambah menjadi,  ia malah menggoyangkan bokongnya ke kanan dan ke kiri.

"Bener-bener ya kamu. Itu lagi seru-serunya, kamu malah ngalangin. Minggir kamu! Ngerusuh aja kerjaannya." Jasmin semakin kesal.

Bukanya menyingkir Alira malah tetap berdiri di depan tv. Jasmin yang amat sangat jengkel langsung saja menghampiri Alira, ia akan menjewer telinga anaknya itu hingga memerah kalau bisa hingga putus.

ALIGAS [END]Where stories live. Discover now