29

29.8K 2K 49
                                    

Happy reading

Koreksi kalau ada typo!

🦋🦋🦋

Bu Nunung menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Ia juga membenarkan lipstik nya yang agak berantakan. Di jam istirahat ini rencananya ia akan mengajak Pak Argo makan bersama.

Kemarin Bu Nunung sudah mengajak Pak Argo makan bersama tapi Pak Argo menolak dengan beralaskan sedang sibuk. Dan kali ini Bu Nunung akan mencobanya kembali, siapa tahu Pak Argo sudah tak terlalu sibuk.

Bu Nunung berdeham pelan guna meredakan rasa groginya. Ia memang suka grogi jika berhadapan dengan Pak Argo sang pujaan hati.

Bu Nunung terlebih dahulu merapikan bajunya sebelum menghampiri Pak Argo.
Setelah dirasa cukup dengan penampilannya, Bu Nunung berjalan ke meja Pak Argo dengan gaya anggun.

"Permisi, Pak Argo..." ucap Bu Nunung sangat lembut bagaikan mulut mantan.

"Eh, iya Bu, ada apa, ya?" tanya Pak Argo. Ia juga selalu waspada jika Bu Nunung mendekatinya, pasalnya Bu Nunung itu suka memaksanya. Seperti memaksa makan bareng, jalan bareng, bahkan juga berfoto bareng.

"Emm, begini Pak... jika Bapak ada waktu, saya mau ajak Pak Argo makan bersama. Pak Argo pasti mau kan? Tenang aja saya yang bayarin kok." Bu Nunung menatap Pak Argo penuh harap.

"Sepertinya tidak bisa, Bu. Saya masih ada sedikit kerjaan. Saya makan nanti saja kalau kerjaan saya sudah selesai. Dan saya juga masih ada uang untuk membeli makanan." Pak Argo memaksakan senyumnya.

"Memangnya ngerjain pekerjaannya masih lama atau sebentar?" Bu Nunung sedikit melirik laptop Pak Argo.

"Kurang sedikit sih, Bu," jawabnya jujur.

"Yasudah, kalau begitu saya tunggu saja Pak. Saya siap kok nunggu Pak Argo," Bu Nunung menunjukkan senyum termanisnya.

"Jangan Bu! Mending Bu Nunung makan duluan saja, enggak usah nunggu saya. Saya enggak papa kok." Pak Argo menggeleng keras. Ia memang terganggu dengan kehadiran Bu Nunung tapi ia tak mungkin sekali mengusir Bu Nunung secara kasar.

"Ihh, enggak papa kok... saya enggak keberatan nunggu Pak Argo," Bu Nunung tetap bersikeras.

Pak Argo menghela napas berat ia bingung bagaimana mengusir Bu Nunung secara halus. Ia tak mau dekat-dekat perempuan lain karena ia sedang menjaga hatinya untuk orang lain.

Tak lama, Pak Dodi datang menghampiri Bu Nunung. Kehadiran Pak Dodi itu membuat Pak Argo sedikit lega.

"Alhamdulillah, pawangnya datang," batin Pak Argo sembari mengelus dadanya.

"Tumben banget Bu Nunung cantik? Pasti mau tampil beda di depan saya, ya? Aishh... Bu Nunung enggak dandan juga saya tetap jatuh cinta kok," ucap Pak Dodi sembari senyum senyum tak jelas.

"Dih, pd banget situ. Mohon maaf ya, Pak Dodi, wajah cantik saya cuma buat Pak Argo seorang. Pak Dodi enggak udah lirik-lirik saya! Saya gak mau tanggung jawab kalau situ baper." Bu Nunung mengibaskan rambutnya hingga mengenai wajah Pak Dodi.

"Astaga wangi rambutnya wangi kantil," guman Pak Dodi pelan, ia menghirup dalam aroma wangi dari rambut Bu Nunung.

"Sudah belum Pak kerjaannya? Mari segera pergi dari sini. Saya Males banget lihat muka jamet Pak Dodi." Bu Nunung menarik narik lengan tangan Pak Argo.

"Sebentar Bu, saya belum selesai. Mending Bu Nunung pergi makan bareng bersama Pak Dodi saja." Saran Pak Argo.

"Nah, iya. Mending Bu Nunung makan bareng bersama saya saja. Tenang saja Bu, saya pasti yang traktir kok. Bu Nunung bisa makan sepuasnya. Nanti kalau kurang beli sekalian sama gerobaknya." ucap Pak Dodi.

ALIGAS [END]Where stories live. Discover now