20

35K 2.1K 23
                                    

HAPPY READING

Tandain kalau ada typo.

🦋🦋🦋




Selepas pulang sekolah, dengan tentunya diantar Sargas selamat sampai tujuan kini Alira sedang mandi.

"Kak Sargas... kak Sargas... Aku tergila-gila... gantengnya, gantengnya bikin aku merana... oh Bunda, oh Ayah.. Alira harus apa?" Alira menggosok badannya dengan sabun sembari bernyanyi asal.

"Tapi masih sebel sama Kak Sargas. Masa tadi gue bilang suka tapi malah cuma di jawab iya. Iya tuh, maksudnya iya di terima apa iya di tolak?" gerutunya sembari mengabil botol sampo namun ternyata samponya sudah mau habis.

"Elah, pake acara habis segala," karena rambutnya yang sudah terlanjur basah akhirnya Alira sedikit mencampur air ke dalam botol sampo miliknya. Ia mengocoknya pelan lalu ia tuangkan di atas kepalanya.

Selama di dalam kamar mandi Alira selalu mengoceh atau menyanyi tak jelas. Setelah selesai dengan urusan di kamar mandi Alira keluar dan memakai baju.

Alira turun menuju lantai dasar ia mencari Bundanya. Ia ingin meminta uang jajan.

"Dek, lihat Bunda enggak?" tanya Alira kepada Qila yang sedang bermain bersama Miko.

"Enggak Kak. Aku dari tadi di sini, enggak lihat Bunda." ucap Qila.

"Bunda kemana, sih?"

"Emang mau ngapain Kak?" tanya Qila.

"Mau minta duit," ucap Alira.

"Aku tadi di kasih uang sama Bunda loh, Kak. Mana Bunda ngasihnya banyak banget, aku sampai bingung mau jajan apa?" Qila mengeluarkan uang sepuluh ribuan 5 lembar dari dalam saku bajunya.

Alira yang melihat itu langsung mencebikan bibirnya kesal.

"Nah, kan, Bunda tuh selalu pilih kasih kalau soal uang jajan. Adek selalu aja di kasih lebih. Berasa disini Kakak kayak anak pungut." Alira menghampiri Adeknya dengan wajah kesal.

"Lah? Kakak baru sadar kalau ternyata tuh Kakak selama ini sebenarnya anak pungut? Cih, kasihan banget, sih."

"Semprul! Mulut kamu lemes banget." Alira mengambil paksa Miko. Dengan perasaan campur aduk Alira memukuli Miko bak seperti psychopath. Bahkan, Alira juga memelintir kepala Miko. Boneka kelinci kesayangannya Qila.

"HWAAA... MIKO..." Qila menangis histeris. Qila berusaha merebut Miko dari tangan jahanam Kakaknya.

"Hiks... lepasin Kak! Jangan sakiti Miko!"

"Nih, mampus... biar modar sekalian si Miko. Biar kamu enggak punya temen." Alira sangat kuat sekali memukuli tubuh Miko.

"Kak jangan! Hwaa... aku mohon jangan Kak. Jangan bunuh Miko! Nanti Kakak kalau jadi pembunuh bisa masuk penjara loh, nanti malah bikin malu keluarga aja."

Brukk

Alira membanting kuat Miko ke lantai bahkan ia akan menginjak Miko namun langsung di halangi oleh Qila.

"JAHAT KAMU KAK! KAKAK POKOKNYA HARUS AKU ADUIN KE BUNDA BIAR KAKAK ENGGAK DI AKUIN ANAK LAGI."

Qila mengambil Miko ia lalu mencari Bundanya di semua sudut ruangan yang ada di dalam rumah ini.

"Ck. Dasar adek laknat, masih mending dulu waktu di kandungan Bunda enggak gue tendang."

Mungkin Bundanya sedang menyiram tanaman bunga di halaman rumah. Jadi, Alira memutuskan untuk melihatnya. Namun saat tiba di halaman rumah Alira sama sekali tak melihat Bundanya melainkan yang ia lihat malah kucing  abu menggemaskan.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang