30

31.5K 2K 11
                                    

Happy reading

Mohon maaf jika masih banyak typo.

🦋🦋🦋

"Al, ikut gue sebentar, yuk," tiba-tiba Erlan muncul di hadapan Alira hingga membuat jalannya terhalang.

Sekarang sudah jam pulang sekolah dan Alira baru saja keluar dari toilet. Alira hanya sendirian, ia ingin mengajak Rena. Namun, ia tak mau mengganggu Rena dan Bagas yang sedang berduaan.

Rencananya setelah dari toilet Alira akan menyusul Sargas di kelasnya. Tetapi kedatangan Erlan menjadi penghambat dirinya bertemu dengan Sargas.

"Ogah! Gue mau pulang. Minggir lo!" sarkas Alira.

"Please, ikut gue sebentar. Nanti pulangnya gue anterin," Erlan hendak memegang tangan Alira namun Alira langsung menghindar.

"Ck! Gue gak mau ikut sama lo! Gue mau pulang sama Kak Sargas." Alira terus menolak.

"Bentar doang, Al. Enggak lama, enggak ada lima menit," Erlan terus memaksa.

"Gawat kalau gue gak kabur. Bisa-bisa gue mau di lecehin kayak waktu itu." batin Alira mulai was-was.

"Emangnya lo mau bawa gue kemana? Dan mau apa?" tanya Alira nyolot.

"Ya adalah, pokonya ke suatu tempat. Lo tinggal ikut gue apa susahnya, sih?!" Erlan mulai jengkel.

"Kok lo selalu maksa? Kalau enggak mau ya enggak mau! Jadi orang kok pemaksa banget." Alira mendorong bahu Erlan agar menyingkir dan tidak menghalangi jalannya.

Alira sudah berjalan beberapa langkah tapi tangannya di tarik oleh si bangsat Erlan.

Erlan hendak membawa Alira lari namun keburu Sargas datang dan langsung memukul Erlan. Sargas tak suka jika Alira di sentuh oleh cowok lain. Bahkan, jika ada yang melirik Alira sedikit saja rasanya ia ingin mencolok mata orang itu saat itu juga.

BUGH

Sargas memukul kuat pelipis Erlan. Erlan ini tak ada kapoknya, jelas-jelas waktu itu Sargas pernah menghajarnya tapi tetap saja Erlan masih mengganggu Alira.

"Maksud lo apa tarik-tarik cewek gue?" Sargas mencengkram kerah baju Erlan begitu kuat, bahkan Erlan sampai sulit untuk bernapas. Dengan sorot mata tajamnya Sargas terus menatap nyalang Erlan.

"Haha... bahkan sampai sekarang gue anggap Alira bukan pacar lo atau pun milik orang lain. Karena Alira bakal jadi milik gue!" ucap Erlan sembari tersenyum miring.

"Bangsat!" umpat Sargas.

Sargas sangat tersulut emosi dengan perkataan Erlan. Karena Sargas sudah kepalang marah dengan Erlan akhirnya Sargas kembali memukuli Erlan membabi buta. Erlan kadang menepis atau menghindar dari setiap pukulan Sargas tapi tetep saja ia selalu terkena pukulan Sargas.

Karena koridor dekat kamar mandi ini cukup sepi jadi tak ada yang melihat mereka berdua berantem. Kecuali Alira yang sedari tadi hanya menonton saja.

"Bentar, ah, jangan di pisahin dulu, seru juga lihat si Erlan babak belur gitu. Biarin Kak Sargas mukulin Erlan sampai mampus! Biar tahu rasa tuh orang!" gumam Alira pelan.

Sargas menindih perut Erlan dengan dengkulnya, ia menatap tajam Erlan yang terkulai lemas di lantai.

"Gue peringatin satu kali lagi sama lo. Jangan pernah sentuh milik gue! Dan Alira tetap punya gue! Bukan punya lo dan bukan juga punya orang lain!"

Sargas hendak kembali memukul Erlan tapi tangannya langsung di cekal oleh Alira.

"Udah ya, brantem nya. Ayo pulang, aku takut Kak." ucap Alira merengek. Lama-lama ia juga kasihan dengan kondisi Erlan yang terkulai lemas akibat pukulan dari Sargas.

ALIGAS [END]Where stories live. Discover now