43

25.7K 1.4K 17
                                    

Happy reading

Kalau ada typo tolong tandain ya.

🦋🦋🦋


Semalam Alira sudah siuman, ia hanya mengalami luka di kening dan lutut saja. Pagi ini Alira ditemani oleh Sargas, Sargas membolos sekolah hanya untuk menemani Alira. Hari ini tidak ada yang bisa menemani Alira kecuali Sargas. Jasmin tidak bisa menemani karena ada kepentingan di toko, Adnan juga ada pekerjaan mendesak. Sedangkan Qila, bocah perempuan itu dirumah ditemani oleh tantenya.

Sebenarnya Alira sudah melarang Sargas untuk tidak membolos, ia tak apa jika tidak ada yang menemaninya di rumah sakit. Namun, Sargas bersikeras ingin menemaninya, Sargas tak mau Alira sendirian. Lagipula, Sargas sudah meminta pada Bara untuk mengizinkannya. Tapi entahlah, bocah itu lupa atau tidak akan pesannya semalam.

Dari semalam Sargas sama sekali tak beranjak dari kursinya. Bahkan, ia tidur dengan memegang erat tangan Alira, sampai sekarang pun Sargas masih menggenggam tangan Alira. Tak ada sedikitpun rasa untuk melepaskannya.

Alira lebih dulu bangun dan menyadari bahwa Sargas masih tertidur di sampingnya dengan posisi duduk. Alira tersenyum tipis, ia mengusap rambut tebal Sargas.

"Kak Agas," ucapnya lembut.

Sargas hanya menggumam tak jelas, Sargas malah menarik tangan Alira lebih dekat dan menaruhnya di pipinya. Tangan Alira sangat pas di genggamnya.

"Gumuss banget," Alira dibuat gemas saat Sargas sedang tidur. Wajah dinginnya itu menghilang, tergantikan dengan wajah polos yang terlihat lucu sekali.

Alira bangun secara perlahan, ia tak mau menganggu tidur Sargas. Semalam, Sargas tidur larut hanya untuk menunggunya siuman.

"Kasihan, pasti capek banget," Alira menyisir rambut Sargas kebelakang agar ia bisa melihat wajah Sargas lebih jelas. Rambut Sargas sudah lumayan panjang, rambut depannya saja hampir menutupi alis.

Sepertinya gerakan Alira mengganggu Sargas. Sargas mengerjapkan matanya berulangkali, ia bergerak gusar sampai akhirnya ia mengangkat kepalanya dan meregangkan otot badanya. Tubuhnya terasa pegal karena tidur dengan posisi duduk.

"Lho, kok bangun? Aku ganggu kamu ya? Maaf..."

Sargas menggeleng pelan ia tersenyum manis pada Alira. Sargas senang melihat wajah Alira yang sudah tidak sepucat kemarin malam.

"Pagi sayang," sapa Sargas sembari mengacak gemas rambut Alira.

"Ish, kebiasaan! Rambut aku jadi berantakan, Kak!" Alira mencebikan bibirnya kesal. Sargas ini hobi sekali membuat rambutnya berantakan.

Cup

Satu kecupan Sargas daratan pada sudut bibir Alira. Sargas melakukannya tanpa persetujuan Alira, membuat gadis itu terdiam tak berkutik. Alira terkejut dengan tindakan Sargas yang tak terduga.

Sempat terlintas di pikiran Alira, ia memang menginginkan Sargas menciumnya. Tapi, giliran kini Sargas melalukan hal yang ia mau, ia malah bengong seperti orang bodoh.

Alira memengang sudut bibirnya yang baru saja di cium oleh Sargas. Alira menatap depan dengan pandangan kosong, mimipi apa dia semalam? Sampai bangun paginya di sambut perlakuan romantis dari Sargas.

"Kamu kenapa setiap di cium selalu ngelamun?" heran Sargas.

"Ka-kak Agas ciumnya dadakan sih, akunya jadi kaget," Alira memalingkan wajahnya, ia malu bertatapan dengan Sargas.

"Emangnya aku ngagetin kamu? Enggak tuh," Sargas tak pernah merasa mengejutkan Alira.

"Kaget Kak! Kamu selalu bikin aku kaget sama tindakan kamu yang tiba-tiba cium aku!" kesal Alira.

ALIGAS [END]Where stories live. Discover now