38

25.3K 1.4K 7
                                    

Happy reading


🦋🦋🦋

Dengan berat hati Sargas harus meninggalkan Alira sendirian di uks. Sargas juga harus kembali ke kelasnya. Sargas juga sudah berpesan pada Alira bahwa jika ada apa-apa untuk segera menghubunginya.

Sargas tetap santai walau ia di tatap kagum oleh Adek kelasnya yang sedang melakukan pelajaran olahraga. Ia memang melewati pinggir lapangan untuk kembali ke kelasnya.

Sargas cukup mencolok, ia menjadi pusat perhatian para Adek kelasnya. Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian? Sargas saja berjalan dengan gaya cool. Satu tangan ia masukkan ke dalam saku celana dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk mengendurkan dasinya.

Di tengah lapangan, tepatnya di bagian siswi-siswi, mereka sedang membicarakan Sargas.

"Ya allah, meleyot aku," ucap salah satu siswi sembari memegang dadanya yang berdebar.

"Kak Sargas cakep banget... mana badannya juga bagus, pasti pelukable,"

"Yang kayak Kak Sargas masih ready stok enggak, ya? Kalau ada mau dong, lima sekalian," celetuk siswi lain.

"Kak Sargas tuh, enggak cocok kalau cuma di jadiin crush doang. Cocoknya, dia langsung duduk di samping aku di pelaminan."

"Kak Sargas kok bisa gitu, ya, mukanya? Setiap hari di kasih makan apa?" tanya salah satu siswi.

"Di kasih makan skincare kalik. Makanya mukanya bisa sampai wow gitu." jawab siswi lain.

"Woii... yang di pojok jangan gibah mulu! Cepetan baris! Bentar lagi olahraga hari ini selesai." intruksi sang ketua kelas kepada siwi-siwi tadi yang sedang membicarakan Sargas.

Begitulah jika terlahir dengan wajah rupawan, napas saja menjadi pusat perhatian. Bahkan, wajah rupawan lebih kerap mendapat perhatian. Dan lagi, goodlooking membuat jalan cinta mereka mulus, serta selalu dihargai. Sering juga fisik menjadi penentu rasa.

Sargas terus melangkah santai, ia menghiraukan keadaan sekitarnya. Sargas hanya ingin fokus berjalan sampai ke kelas. Namun, belum sampai ke kelas, Sargas harus menghentikan langkahnya saat mendengar suara tak mengenakan bagi telinganya.

"Akhir-akhir ini gue jarang lihat lo jalan sama cewek? Lo udah tobat jadi playboy?"  tanya Galuh pada Erlan. Galuh adalah salah satu teman Erlan. Mereka berdua sedang berbincang di dekat tangga.

"Gue lagi fokus deketin satu cewek, tapi sayangnya dia udah ada yang punya." tersorot kebencian di mata Erlan untuk Sargas.

"Siapa? Tumben banget suka sama cewek orang, biasanya nyari yang single." heran Galuh.

"Dia Alira, yang satu angkatan sama kita. Tapi dia udah jadi ceweknya si Sargas, si anak baru itu." ucap Erlan.

"Oh, Alira... yang anak kelas 11 ips 1 itu?"

"Hmm."

"Terus, lo bakal tetep deketin Alira? Alira kan udah punya Sargas. Lo mau tetep rebut?" tanya Galuh.

"Apapun caranya, gue bakal tetap rebut Alira dari Sargas. Karena gue udah bener-bener sayang sama Alira. Gue bakal lakuin cara apa pun buat ambil Alira dari Sargas." ucap Erlan menggebu.

"Kayaknya, sih, susah ambil Alira dari Sargas. Sargas aja keliatan posesif banget sama Alira."

"Bodo amat! Kalau bisa pake cara kotor, gue bakal lakuin itu. Karena Alira harus jadi milik gue! Bukan milik orang lain!"

"SIALAN!"

Sargas mengumpat marah saat mendengar perkataan Erlan. Tanpa pikir dua kali Sargas langsung memukul rahang Erlan. Bukan sekali dua kali, namun berkali-kali. Sargas terlalu kesal dan muak dengan bajingan di depannya ini.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang