6

45K 2.2K 7
                                    

Happy reading

Tandai kalau ada typo!


🦋🦋🦋


Pagi hari ini Alira kembali terlambat sekolah. Ia kembali bangun kesiangan karena tadi malam saat Ayahnya menyuruhnya untuk tidur ia malah menonton film sampai larut malam. Alhasil ia bangun terlambat.

Sebenarnya, Bundanya sudah membangunkannya sejak tadi subuh. Namun, Alira masih sangat-sangat mengantuk. Karena Jasmin sudah lelah membangunkan Alira, ia akhirnya membiarkannya begitu saja.

Dengan tergesa Alira menuruni anak tangga terburu. Tak memedulikan seragamnya yang belum ia masukkan dengan sempurna, dasinya pun tak terikat. Alira menghampiri Bundanya di dapur yang sedang mencuci bekas alat makan tadi. Sedangkan Ayah dan Adeknya pasti sudah berangkat sedari tadi.

"Bunda, Alira berangkat sekolah dulu," Alira mencium punggung tangan Jasmin. Ia tak sempat sarapan, mungkin nanti ia akan sarapan di sekolah saja.

"Iya, hati-hati bawa motornya, jangan ngebut!" ucap Jasmin.

"Kalau yang itu, mah, gak janji Bun. Kan Bunda tahu sendiri kalau Alira telat, jadi Alira bawa motornya harus kenceng biar cepet sampai sekolah,"

"Kalaupun kamu sampai sekolah palingan gerbangnya udah di tutup,"

"Iya juga sih, tapi tetep aja, Alira harus cepet bawa motornya."

"Kamu tuh tahu yang namanya bahaya enggak, sih? Kalau kamu kenapa-napa di jalan gimana? Kamu juga kan yang rugi. Kamu itu udah gede harusnya bisa atur waktu. Waktunya tidur ya tidur, bukannya malah begadang. Jadi kesiangan kan kamu." omel Jasmin panjang lebar.

"Iya Bun, maaf," ucap Alira pelan.

"Ini uang jajannya. Di sekolah kamu jangan banyak tingkah! Bunda gak mau ya, dapat aduan dari Bu Nunung tentang kelakuan kamu yang aneh-aneh." ucap Jasmin tajam, kemudian ia memberikan satu lembar dua puluh ribu kepada Alira.

"Tambahin dong Bun, masa cuma dua puluh ribu doang,"

"Udah mending Bunda kasih. Syukuri aja, itu juga kepotong gara-gara tingkah kamu tadi malem," ucap Jasmin sembari membenarkan kerah baju Alira yang belum rapi.

Alira menghela napas berat kemudian ia segera menuju garasi untuk mengambil motornya.

Setelah helm sudah terpasang sempurna di kepalanya, Alira melajukan motornya menjauh dari pekarangan rumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7.20 ia benar-benar sudah terlambat.

Dengan bermodalkan nekat Alira mengendarai motornya bak pembalap profesional. Padahal, tadi Bundanya sudah melarangnya untuk tidak kebut-kebutan di jalan, namun Alira hanya menganggapnya angin lalu. Ia harus cepat sampai sekolah karena nanti kelasnya akan ada ulangan sejarah. Ulangan kali ini ia harus ikut. Ia tak mau mendapatkan nilai kosong, bisa-bisa Bundanya mengamuk hebat.

Seperti biasa, Alira akan menitipkan motornya di warung Mak Ijah. Ia tak bisa masuk lewat depan karena gerbang depan sekolah sudah pasti di tutup.

"Telat lagi Neng?" tanya Mak Ijah.

"Haha, iya Mak. Tadi malem Alira tidur larut," Alira menyahuti dengan tertawa pelan.

"Alira nitip motor di sini, ya. Pagi ini Alira gak dulu beli mie rebut Mak Ijah, Alira udah telat banget. Hari ini kelas Alira ada ulangan,"

"Iya Neng gak papa. Udah sana cepetan masuk! Nanti di marahin gurunya lagi. Soal motor tenang aja, bakal Mak jagain, dijamin aman sentosa." ucap Mak Ijah meyakinkan.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang