7

41.2K 2.4K 14
                                    

Happy reading

Tandai kalau ada typo!

🦋🦋🦋


Sargas Angkara Brawijaya. Orang kerap memanggilnya dengan sebutan Sargas. Paras rupawan melekat sempurna di wajahnya. Tubuhnya yang atletis menjadi daya tarik lawan jenisnya. Namun sayangnya, Sargas terlalu cuek dengan mereka yang berusaha mendekatinya.

Sargas pindah ke SMA Garuda dan masuk di kelas XII IPS 2. Di sekolah barunya ini ia bertemu sahabat lamanya saat mereka masih SD.

Alano Danuarta Ardiatama dan Bara Argawiata. Mereka berdualah sahabat Sargas sewaktu masih SD. Alan dan Bara juga sama-sama duduk di kelas  XII IPS  2.

Karena sekarang jam istirahat mereka bertiga menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang terasa kosong.

Berjalan dengan tatapan mata dingin dan Baju yang di keluarkan serta tangan yang ia masukan ke dalam saku celana, itu semua menambah kesal cool dalam diri Sargas. Menghiraukan bisik-bisik para penghuni kantin, ia tetap berjalan lurus.

🦋🦋🦋


"Cepetan selesaiin! Ini tuh udah jam istirahat," Alira mengomel kepada temannya yang duduk tepat di depannya.

Andin lah yang kena omel oleh Alira. Pasalnya, ia belum menyelesaikan ulangannya, padahal ini sudah jam istirahat. Hanya dirinyalah yang belum selesai sedangkan yang lain sudah selesai.

Pak Dodi tak memperbolehkan mereka keluar kelas sebelum ulangan mereka semua selesai. Dan yang menjadi penghalang mereka keluar kelas ada pada Andin.

Andin ini anaknya sangat teliti dalam mengerjakan suatu hal. Jadi, dia harus butuh konsentrasi penuh saat mengerjakan soal sejarah yang Pak Dodi berikan.

Alira sedari tadi misuh-misuh tak jelas kepada Andin. Perutnya terasa lapar serta ia sudah sumpek berada di dalam kelas ini, ia ingin sekali pergi ke kantin dan memakan bakso dengan sambal yang amat banyak. Namun, Andin malah menghalangi semua rencananya itu.

"Sabar! Ini belum jadi," ucap Andin jutek.

"Seenggaknya lo harus pikirin yang lain. Kasihan mereka, pasti udah pada laper. Gara-gara nungguin lo, mereka harus nahan laper. Jahat banget sih, lo." omel Alira.

"Lo crewet banget, sih. Sabar dikit bisa gak? Orang mereka aja dari tadi diem aja. Enggak kayak lo yang berisik banget." sinis Andin.

"Mereka diam karena udah ada gue yang mewakili marahin lo. Masih mending gue yang ngomel, coba kalau satu kelas ini ngomel, bisa stres lo!"

"Sudah, jangan berantem! Lebih baik Andin segera selesaikan soalnya. Agar kalian semua bisa ke kantin," ucap Pak Dodi.

"Lagian kenapa harus nunggu semuanya jadi? Kan, yang udah jadi bisa di bolehin keluar dulu. Saya ini udah nahan lapar dari pagi Pak. Nanti kalau saya pingsan gimana? Saya belum sarapan, loh." Alira mengeluarkan keluh kesahnya.

"Sabar sedikit, temannya di tunggu biar kompak."

"Udah, Al, sabar dulu." ucap Rena.

"Bener-bener lo Ndin... rasanya pengen gue gorok. Ngerjain soal segitu aja lamanya bukan main," sepertinya mulut Alira ini memang tak mau berhenti mengomel.

"Lo kira soal sejarah itu gampang? Lo mah, enak tinggal nyontek. Gak mau bikin sendiri, gak ada usahanya banget." sinis Andin.

"Sorry ya... gue punya sahabat yang baik hati dan tidak sombong, jadi gunanya mereka pas lagi ulangan buat apa? yakalik di anggurin," untungnya Alira mengatakan itu pelan, jadi Pak Dodi tidak mendengarnya.

ALIGAS [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora