28

30.1K 1.8K 12
                                    


Happy reading

🦋🦋🦋


Bu Ema menatap geram keempat siswanya sembari berkacak pinggang. Ke empat siswa itu adalah Sargas, Alan, Bara dan Dandi. Mereka berempat sedang berdiri di depan papan tulis. Mereka berempat dimarahi oleh Bu Ema karena belum membuat resume. Bu Ema ini guru sejarah kelas XII. Kebetulan sekali Bu Ema wali kelas di kelas ini.

"Saya sudah memberitahu kalian di wa grup untuk mencatat materi bab dua. Kalian ini tidak memperhatikan apa bagaimana?" omel Bu Ema.

"Maaf, Bu, kita enggak tahu." ucap Bara berusaha membela diri.

"Ck, Alasan. Teman kamu yang lain saja bikin. Pasti kalian buka wa cuma chat sama ayang, ya? Grup kelasnya enggak di simak?" ujar Bu Ema.

"Lah itu Ibu tahu. Kenapa masih tanya?" Bara memutar bola matanya malas.

"Huhh.. sudah lah, saya malas ngomong sama kamu, Bara," Bu Ema beralih menatap Dandi yang sedari tadi membenarkan rambutnya.

"Dandi, kenapa kamu tidak membuat tugas yang saya berikan?" tanya Bu Ema dengan wajah galaknya.

"Saya di suruh Emak antri beli minyak Bu. Saya enggak bisa nolak, katanya kalau saya enggak mau ginjal saya mau di sumbangin." ucap Dandi dramatis. Dan ia di tertawakan satu kelas karena alasan yang ia buat sungguh aneh. Bu Ema hanya mampu menghela napas berat.

"Sargas juga, kenapa ikutan tidak membuat tugas yang saya kasih?" tanya Bu Ema pada Sargas.

"Sayakan murid baru, Bu. Enggak tahu tugasnya apa saja, nama Ibu saja saya lupa," ucap Sargas dengan nada datar.

Bu Ema berdecak sebal bisa-bisanya Sargas tak mengetahui namanya. Padahal ia wali kelasnya sendiri.

"Nama saya Bu Ema, Sargas..." ucapnya gemas.

"Kalau kamu Alan, kenapa tidak membuat?" tanya Bu Ema.

"Saya di suruh Mama goreng ikan asin, Bu." ucap Alan seadanya.

"Kan minyak lagi langka lo goreng ikan asin pakai apa?" tanya Dandi penasaran.

"Pakai pasir kali,"  jawab Alan ngasal.

"Lah? Bisa emang?" beo Dandi.

"Bisa kok. Coba aja kalau enggak percaya," Alan menahan tawanya saat melihat ekspresi penasaran dari Dandi. Dandi ini memang gampang di bodohi.

"Oke, nanti pulang sekolah gue coba masak nasih goreng pakai pasir biar hemat minyak." lagi-lagi teman satu kelasnya tertawa saat mendengar penuturan Dandi.

Bu Ema terlihat sangat frustasi. Ia memijit pangkal hidungnya. Ia juga tiba-tiba merasa sangat pusing sekali.

"Sudah! Lebih baik kalian kerjakan tugas saya di luar saja. Saya lagi males lihat wajah kalian. Ambil buku kalian dan bawa keluar! Mengerjakannya di sekitar kelas saja. Bisa di teras atau dekat tangga, jangan jauh-jauh."

"Siap, Bu, laksanakan." ucap Bara bersemangat. Akhirnya ia bisa keluar kelas. Ia paling malas jika mengikuti pembelajaran sejarah.

Ke empatnya keluar dari kelas sambil membawa buku paket dan buku tulis serta bolpoin.

Awalnya mereka mengerjakan tugasnya di depan kelas. Tapi karena ada Bara si sesat, jadi Bara menghasut temanya untuk mengerjakan tugas di rooftop saja.

"Kita kerjain tugas ini di rooftop aja, di sana kan lebih enak. Di sini masih bisa kedengaran suaranya Bu Ema bikin gue enggak fokus." ucap Bara.

ALIGAS [END]Where stories live. Discover now