23

30.6K 2.1K 22
                                    

Happy reading

Typo dimana-mana jadi maklumi saja

🦋🦋🦋

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Sebagian murid banyak yang sudah keluar dari kelas, entah itu ke toilet, ke perpus, ke kantin, atau bahkan hanya berkeliling tak jelas.

Seperti halnya dengan Sargas ia seorang diri berjalan keluar kelas. Wajah dengan aura dingin itu selalu ia tampilkan sepanjang jalan. Ia menghiraukan sapaan siswi yang lewat di depannya.

Sargas hanya pergi sendiri karena kedua sahabatnya sudah pergi ke kantin lebih dulu.

Tujuan Sargas kali ini adalah ke kelas Alira. Sargas akan mengajak Alira ke kantin bersama. Tadi ia juga sudah mengirim pesan pada Alira namun tak ada balasan sama sekali. Ada perasaan aneh tentang Alira, jadi ia memutuskan untuk menghampirinya saja.

Namun, di depan sana, Alira terlihat sedang berbicara dengan seseorang.  Kedua tangan Sargas sudah terkepal kuat, entah kenapa ia tak suka saat Alira berinteraksi dengan cowok lain.

Sargas tambah kesal saat melihat cowok itu memegang tangan Alira. Alira sempat berusaha melepaskan tangannya namun cowok itu kembali memegang tangannya dan memaksanya untuk ikut.


🦋🦋🦋

Seperti biasa Alira meninggalkan bukunya yang masih berserakan di atas meja begitu saja. Ia ingin cepat ke kantin untuk segera mengisi perutnya yang terasa lapar.

Tapi di tengah jalan ia di cegat oleh Erlan. Alira ingin mengabaikan Erlan dan pergi begitu saja, tapi Erlan selalu menghalanginya. Mood nya juga langsung buruk saat melihat wajah menyebalkan Erlan.

"Mau ke kanti, Al? Bareng, yuk, gue juga mau ke kantin." ajak Erlan dengan nada lembut. Ia memang sengaja menghampiri Alira untuk diajak ke kantin bersama.

"Gue mau sendiri." ucap Alira jutek. Alira tak menatap Erlan sama sekali. Alira lebih memilih menatap siswa siswi yang berlalu lalang.

"Ayolah, Al, sekali ini aja. Please..." ucap Erlan memohon.

Alira berdecak sebal ingin rasanya ia menendang jauh Erlan agar tak mengganggunya lagi. "Biasanya lo ke kantin sama pacar lo. Kenapa sekarang ngajak gue? Kemana perginya pacar-pacar lo itu?"

"Gue udah putus sama dia, Al. Gue udah enggak pacaran."

"Habis putus, lo lari ke gue gitu?" sewot Alira.

"Enggak gitu, Al. Gue enggak bener-bener sayang sama mereka. Gue cuma suka sama lo. Gue suka sama lo dari dulu, tapi kenapa lo selalu tolak gue?" Erlan mulai kesal. Ini kesekian kalinya dirinya menyatakan perasaannya kepada Alira namun Alira tak pernah menanggapinya.

"Gue tuh enggak mau pacaran." ucap Alira. "Kecuali sama Kak Sargas." sambungnya dalam hati.

"Tapi kenapa lo selalu tolak ajakan gue? Lo juga selalu tolak barang yang gue kasih? Kenapa, Al? Barang gue kurang bagus atau kurang mahal?" Erlan memegang pergelangan tangan Alira.

"Lepasih!" Alira menghempaskan tangannya dari cekalan Erlan.

"Kenapa lo selalu cuek sama gue? Gue itu suka sama lo, Al! Kenapa lo gak pernah ngerti?!" bentak Erlan cukup keras.

Mereka berdua menjadi pusat perhatian. Erlan membentak Alira cukup keras, alhasil banyak murid yang memperhatikan keduanya.

"Gue kan udah bilang... gue enggak suka sama lo. Jangan pernah ganggu gue!"

ALIGAS [END]Where stories live. Discover now