8

39.6K 2.2K 11
                                    

Happy reading


Tandai kalau ada typo

🦋🦋🦋


Kelas Alira kali ini jamkos. Guru yang mengajar berhalangan masuk karena sedang sakit dan hanya di beri tugas merangkum. Dan apakah Alira membuat tugas itu? Oh, tentu tidak. Rasanya sayang sekali tinta bolpoinnya harus berkurang untuk tugas merangkum.

Yang Alira lakukan saat ini malah senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Ia masih terus mengingat kejadian tadi di kantin.

"Ternyata Kak Sargas cuek-cuek tapi perhatian juga." gumamnya pelan.

Gara yang melihat Alira senyum-senyum sendiri ia jadi merasa takut. Gara menatap Rena berusaha meminta jawaban.

"Dia kenapa Ren?" tanya Gara sembari mengemut permen karet.

"Mana gue tahu, kesambet kali dia. Dari kantin nih anak senyum mulu, gak pegel apa tuh bibir. Gue aja yang ngelihatnya senep banget,"

Alira mencebik kesal, "Lo jahat banget sih, Ren. Gue tuh lagi bahagia, wajar dong kalau gue senyum terus."

"Bahagia karena apa?"  tanya Rena.

"Lo pastinya tahu sama kak Sargas yang murid baru itu? yang ganteng banget, yang tadi di kantin bareng sepupu lo. Pokoknya dia manusia ciptaan tuhan di SMA ini yang paling ganteng. Gak ada yang bisa ngalahin kegantengan Kak Sargas!"

"Alah, lebay lo," sinis Gara.

"Lo sama Rena sama aja, rusuh banget sama orang yang lagi bahagia. Kalau temen bahagia harusnya ikut seneng, bukan malah ngatain." ucap Alira jengkel.

"Baru di bantu minum aja udah seneng banget. Gue di pegang tangannya sama mas crush biasa aja tuh," ucap Rena.

"Halah, lambemu... palingan dalem hati pengen terbang sampai angkasa, ngejerit sekuat tenaga, sampai pengen tenggelam ke dasar samudera," ejek Alira.

Rena menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hehe, iya juga sih,"

"Btw, lo suka Kak Sargas?" tanya Rena.

"YA IYALAH!" Alira ngegas.

"Santai dong, gak usah teriak juga." ucap Gara.

"Lo suka sejak kapan? Kata lo dia murid baru, masa langsung suka, kalau dia udah punya pacar gimana?" tutur Gara.

"Nah, iya. Kalau ternyata Kak Sargas udah punya pacar gimana? Mending lo mulai sekarang mundur aja deh, kayaknya lo gak pantes buat Kak Sargas. Dia terlalu sempurna buat lo," ucap Rena kelewat santai.

"Gila... mulut lo pedes banget," Alira mencubit pelan lengan tangan Rena membuat sang empu mengaduh.

"Kayaknya Kak Sargas gak punya pacar. Dia aja orangnya dingin gitu. Pasti yang suka udah ketar ketir duluan. Kecuali gue, kalau tentang Kak Sargas gue harus semangat empat lima," ucapnya membara.

"Iya kalau Sargas orangnya baik, coba kalau ternyata dia jahat? Habis lo sama dia," ucap Gara mengompori.

Alira kembali mengingat wajah Sargas. Wajahnya memang sedikit menyeramkan.

"Iya sih, Kak Sargas kalau natap tajam banget, mukanya emang agak serem. Tapi siapa tahu hatinya lembut, selembut kapas. Buktinya tadi di kantin dia bantu gue minum."

"Itu karena dia masih punya rasa kemanusiaan. Kalau lo ke sedak terus nggak di kasih minum bisa-bisa lo modar," ucap Rena.

"Mulut lo, Ren. Pengen gue sumpel," Alira kembali mencubit tangan Rena.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang