06

22 12 0
                                    

Ucapan dan janji Adelard ternyata tak main-main. Kini keduanya sedang berada di Restoran Korea, Gemma melahap daging serta kimchi yang menjadi menu favoritnya disini, yang tentu nantinya dibayar oleh Adelard.

Sedangkan Adelard sendiri hanya bisa tersenyum sambil menatap Gemma gemas. Lucu, satu kata yang ada di hatinya saat ini untuk Gemma. Ia berpikir jika cewek itu sangat lucu sekarang karena kedua pipinya yang menggembung akibat menguyah makanan.

Merasa dirinya ditatap. Kepala Gemma perlahan mendongak, menatap Adelard tajam.

"Kenapa?" tanya Adelard gelagapan sendiri.


"Jangan liat-liat, orang lagi makan juga" protes Gemma sambil mengerucutkan bibirnya kesal. Adelard lalu terkekeh pelan karena tingkah musuhnya ini yang sangat lucu dimatanya.

Gemma lalu melanjutkan makannya kembali, tentang Adelard yang menatapnya. Dia tak peduli yang penting perutnya kenyang sekarang. Dipikiran Gemma saat ini, kapan lagi coba ditraktir sebanyak ini sama musuh sendiri?

Gemma makan terburu-buru, mungkin karena laper atau karena doyan, hanya Gemmalah yang tahu. Bumbu kimchi yang dimakannya kini berada di sudut bibir mungil miliknya. Adelard yang melihatnya lantas terkekeh kembali.

"Kenapa?" tanya Gemma yang memang tak menyadari apa-apa.

"Bibir lo" ucap Adelard sambil menunjuk-nunjuk sudut bibir Gemma.

"Bibir gue kenapa?" ucap Gemma sambil berusaha mengelap sudut bibir yang di tunjuk oleh Adelard, tapi hasilnya nihil noda bumbu itu masih tetap ada.

Adelard tak henti-hentinya terkekeh karena tingkah Gemma, diambilnya tisu yang ada di depannya. Adelard lalu mengangkat tangannya, kemudian didaratkan tepat di sudut bibir Gema yang terkena noda bumbu itu, dan mengusapnya lembut.

Gemma hanya bisa diam tak berkutik, jantungnya sepertinya berhenti berdetak sekarang, akibat perlakuan serta wajah Adelard yang sangat dekat dengannya yang nampak serius saat membersihkan noda bumbu disudut bibirnya. Merasa jantungnya tak baik, Gemma langsung menahan tangan Adelard yang masih saja sibuk dengan aktifitasnya.

Gemma merebut tisu yang ada ditangan Adelard dengan canggung sambil tersenyum kikuk. Dia tak tahu kenapa dirinya sekarang.

"Ciee.. salting" ejek Adelard lalu tertawa terbahak-bahak saat melihat kedua pipi milik Gemma memerah.

"Apaan sih?" ucap Gemma sambil membuang pandangannya kearah tempat lain, pipinya sudah sangat panas sekarang bak kepiting rebus.

Dengan adanya hal itu pula, tawa Adelard meledak tanpa bisa dikontrol. Menurutnya Gemma benar-benar lucu saat ini.

Tanpa keduanya sadari, dimeja pojok sana terdapat seseorang yang selalu mengawasi gerak-gerik mereka, atau yang lebih tepatnya dia hanya memperhatikan Gemma dengan senyuman yang sulit dijelaskan apa maksudnya.

∞~∞

Bugh!

"Gue udah bilang bangsat!! Jangan nargetin adek gue!!" ucap Gavin dengan deru napas yang tak beraturan.

"Santai, gue cuman liatin adek lo kok, tapi nggak tau nanti kalo gue pingin dia" ucap seseorang yang sama dengan nada remehnya.

Blood is Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang