22

16 8 1
                                    

"Abang tunggu!!"

Bruk!

"Aww!!" Gemma kecil terjatuh saat sedang mengejar Gavin kecil yang sudah lebih dulu lari didepannya.

Melihat adiknya terjatuh, Gavin kecil kembali menemui Gemma kecil yang kini tengah meringis kesakitan diatas rerumputan taman rumah.

"Gemma nggak papa?" tanya Gavin pada sang adik yang kini menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sakit.. hikss.." Gemma tiba-tiba menangis, membuat Gavin menjadi terkejut.

"Jangan nangis, abang ada disini buat Gemma" Gavin tersenyum lebar pada Gemma yang tengah menangis sambil memegangi lututnya yang berdarah akibat terkena batu yang ada dibawah.

"Ayo bangun adek abang nggak boleh cengeng, abang bakal terus ada buat kamu.. abang janji bakal ngasih kebahagian terus buat kamu" ucap Gavin sambil mengulurkan tangannya pada Gemma yang ada dibawahnya.

Gemma menerima uluran tangan itu.

"Abang janji?"

"Hmm.. abang janji, bakal terus bikin kamu bahagia dan juga selalu ngelindungin kamu"

Gemma langsung terbangun dari mimpi omong kosong itu, gadis itu kemudian mengambil napasnya banyak-banyak. Kini tangan Gemma sangat gemetar, kepalanya sangat pusing dan bumi seakan diputar-putar dimatanya, keringat dinginnya bercucuran dimana-mana.

"Kenapa harus mimpi itu?" gumam Gemma, air matanya kini mengalir kembali dengan derasnya.

Kenapa dia harus mimpi itu? Mimpi yang membuat hati Gemma sangat sakit jika melihatnya dan mendengarnya. Gemma memukul-mukul kepalanya sendiri dengan kasar, kenapa harus mimpi itu? Kenapa? Kenapa harus disaat Gavin bilang akan membahagiakan dirinya dan akan melindunginya? Kenapa? Kenapa harus itu?

Jika pada akhirnya semuanya hanya omong kosong belaka.

Adelard masuk kedalam kamarnya, ditangan pria itu sekarang terdapat nampan yang berisi bubur ayam dan teh hangat buatan Bi Lastri. Namun saat Adelard melihat Gemma tengah memukul-mukul kepalanya sendiri dengan kasar, cowok itu langsung bergegas menghampirinya. Buru-buru Adelard meletakan nampan itu diatas nakas, kemudian langsung menghentikan aksi gila Gemma.

"Gemma stop, Ma. Jangan kayak gini" ucap Adelard panik sambil memegangi kedua tangan Gemma.

"Kenapa? Hikss.. kenapa?!!" teriak Gemma sambil terisak kuat, kedua tangannya terus saja memberontak dari genggaman Adelard dan ingin terus melanjutkan aksi gilanya itu.

Adelard mengeraskan rahangnya, menahan emosi. Cowok itu kemudian langsung menarik tangan Gemma dengan kasar, akibatnya Gemma langsung terjatuh dalam pelukannya.

Gemma terus saja memberontak dan terus saja berteriak dengan kata-kata yang sama, sedangkan Adelard dengan sekuat tenaga mengeratkan pelukannya pada Gemma dan menenangkan gadisnya tersebut.

"Cukup, Ma. Udah.. jangan kayak gini terus" lirih Adelard pada Gemma yang kini sudah tak berontak dari pelukannya, namun tetap saja gadis itu masih saja terisak walau tak sekeras tadi.

Adelard mengelus surai Gemma dengan gerakan pelan, tanpa sadar laki-laki itu juga meneteskan air matanya. Hatinya sakit saat melihat aksi Gemma yang terbilang ingin menyiksa dirinya sendiri.

Adelard menghentikan elusan tangannya dari surai panjang Gemma. Napasnya terhenti sejenak, hatinya lebih sakit daripada tadi saat Gemma mengatakan.

"Aku pingin mati" lirih Gemma yang berada didekapan Adelard.

Blood is Love (TAMAT)Where stories live. Discover now