30

12 6 0
                                    

"Baru ditinggal dua hari sama Bi Lastri aja kulkas udah banyak banget minum sodanya. Nanti kalo kamu sakit gimana? Cari makanan itu yang sehat dong. Ini lagi indomie dimana-mana, dikulkas ada, dilaci juga ada. Lain kali kamu ke rumah aku aja, kita makan bareng disana, daripada disini kamu makannya sembarangan"

"Iya, Gemma"

Sedari tadi pulang dari supermarket. Gemma terus saja mengomelinya ini-itu pada Adelard, gadis itu tak henti-hentinya memarahi Adelard. Ia kesal dengan cowok itu, karena baru ditinggal pergi oleh Bi Lastri pulang kampung saja kulkas dan juga lemari makannya sangat penuh dengan berbagai macam makanan yang sangat tak sehat. Bi Lastri sebenarnya sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk Adelard, mulai dari pakaiannya, makanannya dan juga semua kebutuhan pria itu.

Namun Adelard tetap saja tidak mau, cowok itu malah memilih mengonsumsi mie dan juga minuman bersoda, biar instan katanya. Gemma akhirnya menjadi marah dan juga kesal, bagi gadis itu Adelard sangatla petingkah. Padahal nanti kalo sakit yang bakal repot itu Gemma, bisa dipastikan pasti yang repot Gemma nggak ada yang lainnya.

"Jangan cuma iya-iya doang!! Lakuin dong!! Iya-iya,tapi tetep aja makan-makanan kayak gini" omel Gemma lagi, sedangkan Adelard hanya bisa diam tertunduk takut, persis seperti anak kecil yang sedang dimarahi oleh ibunya.

"Iya, nggak lagi kok. Nanti kalo kamu udah pulang aku buang semuanya" ucap Adelard lesu sambil tertunduk, sadar tak sadar bibirnya kini mengerucut dengan lucunya membuat Gemma ingin tertawa sekarang. Namun tak bisa, dia masih marah dengan Adelard, dia juga masih kesal dengan pria itu.

Sekali-kalilah jutek lagi sama Adelard. Gemma juga sudah lama tidak bertingkah jutek lagi dengan Adelard setelah satu bulan lamanya dia bersama dengan lelaki itu berpacaran, tak terasa bukan jika waktu berjalan begitu cepat?

"Halah palingan cuma ngomong doang" ketus Gemma sambil menyiapkan bahan-bahan masaknya yang akan ia buat nantinya.

Adelard mendengus kesal. "Beneran sayang~~"

Srek!

"Akh.."

Tangan Gemma tiba-tiba terkena pisau saat dia sedang memotong-motong sosis, alhasil jari telunjuk Gemma berdarah. Buru-buru Gemma menutupi jarinya itu agar Adelard tak melihat darah segar yang mengalir dijarinya itu.

Gemma langsung mendongakkan kepalanya menatap Adelard yang kini malah mematung tanpa kata-kata. Wajahnya sudah sangat pucat, keringat dinginnya pun mulai membasahi seluruh dahinya. Sial! Adelard sudah melihat darah ditangannya.

"Kamu udah lihat?" tanya Gemma. Adelard hanya bisa mengangguk lemah.

"Jangan pingsan please. Jangan inget kejadian itu juga" ucap Gemma yang mulai panik dengan kondisi Adelard sekarang.

Adelard tersenyum tipis. "Aku nggak papa, kok"

"Tapi..." ucap Gemma dengan rasa bersalahnya, gadis itu kini tengah merutuki dirinya didalam hatinya.

Bodoh, kenapa dirinya harus salting ketika Adelard mengucapkan sayang kepadanya. Entah kenapa jantungnya berdetak dua kali lipat lebih cepat saat Adelard mengucapkan satu kata itu, tak bisa dipungkiri juga nada yang dikeluarkan Adelard barusan sangatlah imut dan juga lembut ditelinganya.

Adelard lagi-lagi tersenyum tipis. "Nggak papa, ohh.. ya, lukamu harus cepet-cepet diobatin" ucap Adelard seraya menghampiri Gemma.

Adelard ingin mengambil tangan Gemma yang terluka tadi, namun dengan cepat Gemma langsung menyembunyikan tangannya dibelakang tubuhnya. Perih memang, tapi ini semua juga untuk Adelard. Gemma kan sudah berjanji didepan kedua orang tua pria itu untuk selalu menjaga Adelard dan inilah yang bisa Gemma lakukan, berusaha menutupi darah yang lama-kelamaan meluncur bebas ditangannya.

Blood is Love (TAMAT)Where stories live. Discover now