25

10 7 1
                                    

"Kita putus"

Deg!

Gemma langsung melebarkan matanya terkejut pada Adelard. Sedangkan yang ditatap masih mempertahankan senyum paksanya. Adelard rasa ini adalah hal yang baik bagi dirinya dan juga Gemma, dia juga merasa ini adalah keputusan yang tepat. Hatinya terlalu lemah untuk melihat Gemma yang selalu saja menghawatirkan David. Adelard juga merasa jika Gemma menyukai David dibandingkan dirinya.

"Semuanya selesai disini"

Gemma menggelengkan kepalanya cepat, mata gadis itu mulai memanas. Ini sakit dan tak terduga.

"Nggak, nggak mau. Semua itu bohong, kan?" ucap Gemma dengan suara bergetarnya.

"Nggak bohong" Adelard menghela napasnya panjang.

"Ini semua nyata. Mungkin emang bener jika kita cuman bisa jadi musuh, bukan pacar" ucap Adelard pelan. Gemma langsung menggelengkan kepalanya lagi, gadis itu tak mau jika putus dengan Adelard. Hatinya sudah penuh dengan laki-laki itu. Dia bahkan tak bisa berhenti memikirkannya.

"Nggak mau!!" pekik Gemma dengan air mata yang terus mengalir deras dikedua pipinya.

Gemma langsung menggenggam kedua tangan Adelard, ia lalu menatap Adelard dengan mata merahnya.

"Aku janji, nggak bakal mikirin laki-laki lain kalo sama kamu Lino. Aku mohon jangan gini, aku nggak mau putus sama kamu. Aku janji nggak bakal kayak gitu lagi kalo ada disebelah kamu Lino" ucap Gemma sambil terisak kuat, gadis itu juga menggenggam erat tangan Adelard.

"Percuma, kamu pasti kayak gitu lagi. Aku bukannya baperan atau terlalu lebay, Ma. Tapi aku takut orang yang ada di sekitarku seperti kamu dan juga Bi Lastri tiba-tiba ninggalin aku. Aku cuman takut itu, Ma..." Adelard menjeda ucapannya, tangannya lalu naik mengusap air mata yang kini mengalir semakin deras dikedua pipi Gemma.

"Aku takut luka ku kebuka lagi Gemma. Udah cukup kedua orang tuaku aja yang pergi dan ninggalin luka yang dalam sama aku. Jangan kamu atau siapapun itu"

"Tapi aku cinta dan juga sayang sama kamu Lino!! Jangan gini, aku mohon jangan gini. Aku janji nggak bakal ninggalin kamu dan juga nggak bakal buka luka lama kamu lagi, tapi aku mohon kita jangan putus ya?" pinta Gemma, gadis itu sangat ketakutan sekarang.

Adelard hanya diam, tak berniat untuk menjawab omongan Gemma. Terlalu sulit baginya melawan rasa takutnya ini. Adelard merasa David sempurna dan cocok untuk Gemma, cowok itu cocok bersanding dengan Gemma daripada dirinya yang mempunyai kekurangan dan juga ketakutan yang besar. Sampai-sampai tak bisa berpikir dengan jernih disituasi seperti ini.

"Lino jawab!! Nggak, kan?! No, aku sayang sama kamu! Aku mohon!" jerit Gemma ketakutan jika Adelard benar-benar akan meninggalkannya.

"Arrghh.." Adelard tiba-tiba memegangi kepalanya dan menutup rapat kedua telinganya yang kini berdengung dengan kencang.

Satu alasan yang membuatnya lelah untuk hidup di dunia ini adalah disaat situasi tak menentu, sekelibat momen sialan itu muncul didalam kepalanya.

Gemma kaget karena Adelard tiba-tiba meringis kesakitan sekarang, gadis itu kemudian dengan tanggap menahan tubuh Adelard yang sempat akan terjatuh.

"Lino, kamu kenapa?" tanya Gemma khawatir, gadis itu takut jika Adelard kenapa-napa sekarang.

"Adelard"

"Kamu anak Mama, kamu harus kuat"

"Delard kita selalu ada disini buat kamu, Papa disini nak"

"Delard percaya sama gadismu itu. Dia tulus Delard mencintai kamu"

"Lupain Mama sama Papa, nak. Kami sudah bahagia disini"

Blood is Love (TAMAT)Where stories live. Discover now