13

19 9 0
                                    

"Nih, martabak lo" ucap Adelard malas sambil menyodorkan satu kantong plastik kehadapan Gemma.

Gemma menatap martabak yang ada didalam kantong tersebut berbinar, martabak kesukaannya telah datang dihadapan matanya.

"Lo udah kayak orang ngidam tau nggak, sih?" sewot Adelard pada Gemma yang kini tengah mengeluarkan kardus martabak telurnya dari dalam plastik, sesekali menghirup aroma yang sedap dari dalamnya.

Gemma mendongakkan kepalanya cepat, menatap Adelard bingung. "Maksudnya?"

Adelard memutar bola matanya malas. "Liat jam berapa sekarang?" suruh Adelard dengan nada ketusnya.

Gemma langsung mengeluarkan ponsel yang ada disaku piyama bergambar Ice Bear nya itu. "Jam sepuluh malem, emang kenapa? Lo tadi siang juga udah janji, kan sama gue, kalo lo bakal beliin apapun yang gue mau" ucap Gemma dengan nada polosnya, seakan tak punya dosa pada Adelard.

Adelard menghela napasnya panjang. Salah ngomong gue anjir, pikirnya.

Adelard sebenarnya sudah bersiap untuk menuju ke alam mimpinya, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi menampilkan nama Gemma sebagai penelponnya, awalnya dia menolak panggilan dari gadis itu. Tapi Gemma terus saja menelponnya, membuat kupingnya bising sendiri akan suara yang berasal dari ponselnya. Setelah diangkat Gemma meminta Adelard untuk membelikan martabak telur kesukaannya.

Lagi, Adelard menolaknya namun Gemma tetap meminta cowok itu membelikannya dengan alasan janji yang mereka buat saat dikantin siang tadi. Akhirnya Adelard mengalah dan menuruti semua keinginan Gemma, oleh sebab itu berakhirlah pemuda itu sekarang berada didepan rumah Gemma.

"Tapi nggak gini juga dong, jam sepuluh malem lho. Waktunya orang tidur goblok" maki Adelard pada Gemma.

"Ya itu salah lo sendiri, siapa suruh tadi siang pake janji kayak gitu segala sama gue" ucap Gemma sinis.

"Halah udahlah, ngomong sama lo nggak ada abisnya" ucap Adelard lalu berjalan kearah motor sportnya kemudian pergi dari pekarangan rumah Gemma begitu saja tanpa memperdulikan Gemma yang sekarang tengah menyeringai kemenangan.

"Yes!! Kena lo, hahahahaha.. Gemma dilawan" ucap Gemma sambil terbahak, gadis itu lalu pergi kearah dalam rumahnya dengan perasaan senang. Senang karena berhasil menjahili Adelard.

Tujuan Gemma menelpon Adelard untuk membelikannya martabak hanyalah akal-akalan semata saja. Gemma kesal karena ulah cowok itu saat berada disekolah dan Gemma mendapatkan ide untuk menjahili Adelard dengan menyuruhnya membelikan martabak kesukaannya. Gemma tahu jika Adelard selalu menepati janjinya. Cowok itu, walaupun menyebalkan tapi dia selalu menepati janjinya, tidak seperti pria lain yang Gemma kenal yang membuat janji terlebih dahulu lalu mengingkarinya. Gemma juga tak menyukai seseorang dengan omong kosongnya.

∞~∞

"Mah, aku berangkat sekolah dulu ya" pamit David pada Riri saat dirinya sudah selesai dengan sarapan paginya.

"Iya. Hati-hati, Vid" pesan Riri kepadanya dengan nada lembut.

David menganggukkan kepalanya patuh dan tersenyum pada ibunya. Cowok itu kemudian melangkahkan kakinya menuju keluar rumah, setelah keluar rumah David kaget karena didepan rumahnya sudah ada Gemma yang bersandar dipintu mobilnya seraya memainkan ponsel yang ada digengamannya.

"Kak Gemma?" panggil David saat dirinya sudah berada didepan kakak kelasnya itu. Gemma mendongakkan kepalanya lalu tersenyum manis kearah David, senyuman yang bisa mematikan David seketika itu juga.

"Gue kira udah berangkat" ucap Gemma, gadis itu lalu memasukan ponselnya kedalam saku jas almamater, kemudian memandang David kembali.

"B-belum kak, kakak sendiri ngapain kesini?" tanya David dengan nada canggungnya.

Blood is Love (TAMAT)Where stories live. Discover now