31

10 7 0
                                    

Gemma kini tengah terduduk dibangku kantin sekolah, didepannya terdapat es lemontea yang masih utuh dari beberapa menit yang lalu ia memesannya. Gemma terus saja mengaduk-aduk lemontea itu dengan sedotan, pandangan gadis itu kosong.

Sedari pulang dari rumah Adelard kemarin malam, mereka berdua tak dekat lagi. Entah apa alasannya, Gemma juga bingung. Adelard memilih pergi saat Gemma mendekat kearahnya, biasanya Adelard selalu mengajak ngobrol Gemma pada saat jam pelajaran. Namun tadi Adelard sangat cuek pada Gemma, bahkan saat diajak istirahat bersama pun Adelard tak menggubrisnya, cowok itu malah pergi begitu saja.

"Apa Lino marah sama gue?" gumam Gemma pelan, pikirannya terus saja berkelana kesana-kemari. Mencari sebab dan alasan, kenapa cowok itu tiba-tiba marah kepadanya.

Sedang fokus bergelut dengan pikirannya, sebuah tepukan keras mendarat dipunggungnya. Alhasil Gemma tersentak kaget, sedangkan orang yang mengageti Gemma kini tengah tertawa terbahak-bahak, dia Gea.

"Nggak lucu, ya" ucap Gemma datar lalu meminum minumannya, setelah sekian abad hanya diaduk-aduk tak keruan sana-sini.

Gea terkekeh pelan, gadis itu kemudian mengambil posisi duduk disebelah Gemma. Gemma melirik sekilas kearah tangan Gea yang kini terdapat sebuah kotak kecil warna biru, entah apa isinya Gemma tak tahu pasti. Namun jika dilihat-lihat dengan teliti, itu adalah kotak jam tangan.

"Itu apaan yang ditangan lo?" tanya Gemma pada Gea yang kini malah sibuk dengan kuaci miliknya.

"Ohhh.. iya lupa, gue kesini kan buat ngasih ini ke lo doang. Nih" Gea meletakan kotak kecil itu dihadapan Gemma yang kini malah menaikan satu alisnya bingung.

"Dari siapa?" tanya Gemma lagi.

"Buka aja, nanti lo tau kok siapa yang ngasih" ucap Gea lalu kembali mengupas kuaci dengan santainya.

Gemma semakin bingung dengan kotak yang ada didepannya ini, tak mau ambil waktu lagi karena rasa keponya sudah menjalar ditubuhnya, kini tangan mungilnya perlahan bergerak mengambil kotak yang ada didepannya.

Dengan gerakan lambat, Gemma memicingkan matanya saat melihat sebuah jam tangan yang ia impi-impikan ada didepan matanya. Gemma kemudian mengambil jam tangan tersebut, namun pandangannya teralihkan kala menemukan selembar kertas yang sudah di lipat dengan rapinya berada didalam kotak. Buru-buru Gemma meletakan jam tangan itu kembali dan langsung membuka kertas itu.

To. Gemma

Hii sayang, maaf nyuekin kamu, maaf udah bikin kamu bingung untuk yang kesekian kalinya. Ilfeal ya sama aku? Hehe.. aku tau kok kamu pasti ilfeal banget sama aku.

Aku itu pengecut Gemma, aku emang kayaknya nggak pantes buat kamu. Maafin aku kemarin dan hari ini karena bikin mood kamu down, ya? Kalo iya aku minta maaf, sumpah demi Tuhan aku nggak ada niatan buat bikin kamu kayak gini, Ma.

Sayang kamu mau maafin aku, kan? Aku tau aku egois, aku juga nggak pernah ngertiin perasaan kamu, aku juga jahat sama kamu. Tapi beneran aku cinta sama kamu...

Sekali lagi aku minta maaf, terlalu sulit Gemma buat ngendaliin rasa takut ku dari masa lalu sialan itu, masih terus terbayang Ma diingatan aku. Soal kue... aku udah nyoba kok, rasanya enak. Tapi setelah itu bayangan masa kecil muncul lagi.

Lebay memang, tapi aku bisa apa? Aku cuma bisa pasrah...

Kalo kamu udah baca surat ku berarti kamu udah dapet jam tangan yang aku titipin ke Gea dong, iya kan? Hehe.. dipake ya, sayang. Aku yakin kalo kamu pake jam tangan itu pasti cantik banget.

Blood is Love (TAMAT)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin