19

12 6 0
                                    

Gemma mengobati luka yang berada disudut bibir Aldo dengan hati-hati. Dia masih tak habis pikir dengan sikap Gavin yang terus saja berkelahi dengan Aldo, gadis itu sering sekali memergoki kedua pria itu tengah berdebat dan tak lama akhirnya Gavin atau Aldo yang akan memulai perkelahian. Namun yang lebih sering Gemma lihat adalah kakaknya terlebih dahulu yang selalu memulai perkelahian itu.

"Maafin abang ya, kak" ucap Gemma dengan suara seraknya, gadis itu hampir kehilangan suaranya sekarang akibat kejadian tadi di lapangan dengan Gavin. Tanpa sadar air matanya kini lolos begitu saja dari salah satu matanya.

"Nggak papa, kok" ucap Aldo lembut dan tersenyum manis pada Gemma, "jangan nangis" tangan cowok itu naik, menghapus air mata yang mengalir deras dikedua pipi chubby gadis dihadapannya itu.

"Tapi.. abang, kak" ucap Gemma pelan, gadis itu mulai terisak kecil. Perasaan kecewanya kini muncul kembali untuk Gavin.

"Udah nggak papa" ucap Aldo menenangkan Gema sambil tersenyum manis.

Namun dibalik itu semua Aldo kini bersorak licik didalam hatinya, dia berhasil membuat hubungan darah antara Gemma dan Gavin hancur. Seperti hubungannya dengan Dera, sang adik yang masih saja belum sembuh dari gangguan mentalnya. Malahan sekarang bertambah parah, hal inilah yang membuat Aldo semakin gencar untuk merusak hubungan Gemma dan Gavin. Kalaupun perlu Aldo ingin kakak-beradik itu sama menderitanya.

"Beneran, kak?" tanya Gemma masih dengan suara seraknya, tak bisa dipungkiri tenggorokannya sangat sakit sekarang.

Tapi itu semua tak ada tandingannya dengan apa yang dirasakan olehnya saat ini, bentakan Gavin saat di lapangan sangat membuat hatinya semakin hancur. Apalagi saat Gavin menyebut Aldo sebagai orang gila dan anak iblis.

"Beneran Gemma" ucap Aldo, tangan cowok itu kini beralih mengelus surai panjang Gemma pelan dengan senyum manis yang dia buat-buat masih saja tercetak jelas diwajah tampannya itu.

Plak!

Gemma dan Aldo terkejut kala sebuah tangan menepis kasar tangan Aldo yang masih bertengger indah diatas kepala Gemma.

"Lino?" cicit Gemma bingung, nampak napas pria itu sekarang tak beraturan dan keringatnya bercucuran dipelipisnya. Dapat Gemma tebak Adelard pasti lari saat akan menemuinya di UKS.

"Kamu lari?" tanya Gemma pada Adelard.

Adelard tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Gemma, tangan cowok itu kemudian menggenggam jemari mungil milik Gemma erat.

"Ayo pergi" tegas Adelard seraya menarik tangan Gemma untuk menjauh dari Aldo. Namun baru satu langkah, Gemma menghentikan langkah kakinya dan menepiskan tangan Adelard kasar.

"Kamu apa-apaan sih, aku belum selesai ngobatin kak Aldo" ucap Gemma, gadis itu hendak berbalik, ingin menghampiri Aldo. Namun dengan cekatan Adelard langsung menahan lengan Gemma dengan lembut, kemudian menyeretnya untuk mendekat dengan dirinya kembali.

"Dia bisa sendiri" ucap Adelard pada Gemma yang kini menatapnya bingung.

"Kak Aldo nggak bisa, susah No" ucap Gemma tetap bersikeras mendatangi Aldo yang kini tengah menahan rasa kesalnya.

"Depan ada cermin tuh, lo ngaca bisa, kan? Obatin luka lo sendiri" ucap Adelard datar. Tanpa sepatah kata lagi, cowok itu langsung membawa pergi Gemma dari Ruang UKS.

Aldo memukul-mukul kasur brankar yang dia duduki dengan penuh emosi, saat dirasa kedua adik kelasnya itu menjauh dari area ruangan tempatnya berada.

"Awas aja lo!"

∞~∞

"No, lepas No!" ucap Gemma seraya memberontak dari genggaman tangan Adelard.

Seakan tuli, Adelard terus saja menarik Gemma menjauh dari Ruang UKS. Tujuannya sekarang adalah membawa gadis yang dia cintai itu ke rooftop sekolah, bagi dirinya tempat itu adalah tempat satu-satunya yang paling aman dari apapun itu. Tak banyak juga orang yang berada di rooftop sekolah, sebab rooftop itu berada dilantai empat.

Blood is Love (TAMAT)Where stories live. Discover now