17

11 10 0
                                    

"Udah nganterin si kecebong nya?" ucap Adelard datar dari sebrang sana.

Gemma terkekeh, gadis itu kemudian mengambil guling kesayangannya, kemudian meletakkan kepalanya disana dengan nyaman. Posisi Gemma tengkurap diatas kasur empuk miliknya.

"Udah~~" ucap Gemma dengan nada yang dibuat-buat lalu terkekeh karena mendengar suaranya sendiri yang sangat aneh sekali ditelinganya. Adelard juga sama saja, cowok itu kini terkekeh gemas karena ucapan yang dilontarkan cewek itu pada dirinya.

"Nanti malem keluar, yuk"

"Kemana?"

"Ke pasar malem, mau nggak?"

"Maauuu~~" ucap Gemma antusias. Dia sangat senang karena akan ke pasar malam kembali setelah sekian lamanya dia tak pernah lagi ke sana. Bahkan Gemma juga tak ingat kapan terakhir kalinya dia pergi ke pasar malam.

Terdengar kekehan Adelard kembali dari sebrang sana yang membuat Gemma malah senyam-senyum sendiri seperti orang gila. Tapi tak bisa dipungkiri, gadis itu sangat senang sekarang ketika mendengar suara Adelard yang kini lembut dan juga manis pada dirinya, membuat Gemma jadi candu sendiri akan suara cowok itu kepadanya.

"Okey, jam tujuh aku jemput ya?" Gemma melihat kearah jam dinding yang terpajang didinding kamarnya itu yang sekarang menunjukan pukul 17.25 sore.

Gemma menganggukkan kepalanya pelan meski Adelard tak melihatnya sekarang. "Iya"

"Okey"

Hening, mereka masih terhubung satu sama lain. Namun tak ada suara dari keduanya, Adelard dan Gemma sama-sama diam. Tak tahu apa yang akan dibicarakan selanjutnya.

"Mbul?" Adelard bersuara setelah satu menit lamanya mereka hanya diam. Gemma langsung membalasnya dengan deheman saja.

"I love you" ucap Adelard dengan suara rendahnya dan langsung mematikan sambungan telponnya bersama dengan Gemma.

Gemma mengerjapkan matanya lambat, masih tak percaya dengan ucapan Adelard barusan. Sial, jantungnya berhenti berdetak sekarang. Ponsel miliknya masih saja menempel ditelinganya meski Adelard sudah memutuskan sambungannya, sedetik kemudian Gemma melempar ponselnya asal begitu saja. Gadis itu salah tingkah.

"Wahh!!! Gila!!! Tadi beneran suaranya Lino?!! Anjirr, kok gue meleleh gini aaaaa~~" seru Gemma sambil berguling-guling tak jelas diatas kasur empuk miliknya, tak lupa dengan senyuman yang lebar terpancar diwajahnya sekarang.

∞~∞

"Diem-dieman aja lo, kenapa sih?" Nindi menyenggol lengan Fannya yang sedari tadi dia perhatikan hanya diam saja.

Fannya berada di rumah Nindi sekarang. Lebih tepatnya didalam kamar Nindi, hanya ingin bermain saja mencari suasana baru, dirumahnya juga tak ada orang. Hanya ada dirinya, pembantunya, supir pribadinya dan satpam penjaga rumahnya saja. Membuat Fannya kadang bosan di rumah dan untuk mengatasinya, gadis itu hanya perlu ke rumah Nindi saja. Untuk sekedar bercanda, bermain, curhat dan juga bergibah.

Fannya menoleh kearah sampingnya yang memperlihatkan wajah bertanya-tanya dari Nindi kepadanya, gadis itu kemudian membenarkan posisinya kearah Nindi dan menatapnya serius. Membuat Nindi bingung sekarang.

"Mau apa lo, hah?!" ucap Nindi sambil menutupi tubuh bagian atasnya menggunakan bantal. Ngeri aja gitu Fannya ngeliatin Nindi nggak kedip sama sekali, membuat pikiran Nindi tidak-tidak sekarang.

"Kamu tau nggak?" tanya gadis itu yang masih memakai seragam sekolahnya lengkap pada Nindi. Fannya memang seperti itu tak pernah berganti baju dahulu saat akan bermain karena sehabis pulang sekolah dirinya langsung meluncur ke rumah Nindi bersama-sama.

Blood is Love (TAMAT)Where stories live. Discover now