20

13 7 0
                                    

Gavin duduk bersandar pada sandaran sofa, mata pria itu kini menatap kosong kearah depan. Tepat dimana Nando dan Raka kini tengah ribut sendiri mempermasalahkan game pada PS 5 milik Galang.

"Lo curang, seharusnya tadi itu yang menang gue!" ucap Nando kesal dengan Raka yang kini tengah tersenyum kemenangan.

"Udahlah terima aja, udah kalah juga.. masih aja nggak mau ngaku kalah" ucap Raka dengan nada mengejeknya yang membuat Nando emosi. Dan berakhirlah kedua remaja pria itu adu jotos satu sama lain.

Gavin menghela napasnya panjang, pria itu kemudian berjalan kearah balkon rumah Galang, meninggalkan Nando dan Raka yang masih saja adu jotos.

Gavin mendongakkan kepalanya menatap langit sore yang mendung. Bisa dipastikan nanti akan turun hujan. Benar, tak lama rintik air dari awan mulai turun, tangan Gavin yang semula berada didalam saku celana hitam miliknya kini sudah terangkat, menadah rintik air hujan yang turun ke bumi yang lama kelamaan menjadi sangat lebat.

Tuhan.. kenapa kau menciptakanku? Kenapa kau menciptakan manusia yang tak tahu sopan santun dan etika ini Tuhan? Kenapa?

Aku tahu semua perilaku ku salah didunia ini.. aku tahu itu.. tapi aku mohon jangan jauhkan aku dengan Gemma.. rasanya sangat sakit dihatiku Ya Tuhan..

Tanpa sadar air mata Gavin yang ditahan olehnya kini mengalir dikedua pipinya. Hatinya sakit, saat Gavin tak menemukan Gemma berada didalam rumahnya. Bahkan saat berada disekolah pun tadi dirinya berpapasan dengan adiknya. Namun dengan gerakan cepat Gemma langsung melengos tanpa menatap Gavin sedikitpun.

Sempat ada rasa was-was jika Gemma sekarang bersama dengan Aldo, tapi Gavin seketika menjadi lega saat Adelard tiba-tiba mengabarinya. Jika adiknya itu bersama dengannya sekarang.

"Dicariin juga taunya mewek disini" ucap Galang yang tiba-tiba berada dibelakang Gavin sambil membawa dua kaleng soda ditangannya.

"Ada masalah apa?" tanya Galang saat Gavin sudah mengelap air matanya dan menerima salah satu kaleng soda yang ada ditangannya.

"Biasalah, masa lo nggak tau" ucap Gavin saat dirinya sudah menenggak separuh air soda yang ada di kaleng tersebut.

Galang menganggukkan kepalanya pelan, dia cukup mengerti bagaimana kondisi Gavin dan Gemma yang berantakan sekarang. Tangan cowok itu kemudian naik menepuk pelan bahu milik Gavin, guna menyalurkan semangatnya.

"Gue yakin, masalah ini cepet selesai.." Galang menjeda ucapannya beberapa detik sebelum akhirnya berkata.

".. atau lo harus nerima semuanya"

∞~∞

Gemma mengerjapkan matanya pelan, gadis itu bingung serta kaget saat dirinya sekarang sudah berada diatas ranjang empuk milik Adelard. Padahal seingatnya, Gemma tadi berada dipelukan Adelard dan setelahnya dirinya tertidur didalam dekapan pria itu.

Gemma mengedarkan matanya kesekeliling kamar Adelard, ia memicingkan matanya saat melihat sebuah jam dinding yang nampak remang-remang dimatanya. Jam 9 saat Gemma berhasil melihat jelas jam dinding tersebut.

Ingin bangun dari posisi tidurnya, tapi niatnya gagal karena dia baru sadar jika tangan kekar milik Adelard kini bertengger indah diatas perut rampingnya, nampak Adelard yang kini juga tertidur disampingnya dengan kaos hitam polosnya itu terlihat tenang. Gemma menghela napasnya pelan, gadis itu kemudian memindahkan tangan Adelard dengan pelan, agar pria itu tak terbangun dari tidurnya.

Setelah ia sudah berhasil menjauhkan tangan Adelard yang melingkar diperutnya, gadis itu melangkahkan kakinya menuju kearah balkon kamar Adelard, masih dengan seragam sekolah lengkap yang melekat ditubuhnya.

Blood is Love (TAMAT)Место, где живут истории. Откройте их для себя