53

8 2 1
                                    

"Masuk sana udah mau hujan" kata Adelard seraya mengacak pelan puncak kepala Gemma.

Gemma menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum pada Adelard. "Iya, tapi nanti aja nunggu kamu pulang duluan"

"Nggak, kamu aja duluan. Masuk sana" titah Adelard yang langsung disambut gelengan tegas dari Gemma, gadis itu masih dalam pendiriannya.

"Kamu aja dulu, nanti kalo kamu udah pergi baru aku masuk" ucap Gemma lagi. Adelard menghela napasnya pendek, keras kepala sekali Gemma ini.

Tapi tak apa, dengan adanya sifat Gemma yang keras kepala seperti ini Adelard menjadi senang. Apapun sifat yang Gemma berikan kepadanya, cowok itu jelas akan menerimanya dengan senang hati.

Adelard berpikir sejenak, sampai akhirnya kepala itu mengangguk samar dan tangannya mengacak-acak puncak kepala Gemma lagi. "Oke kalo emang itu mau kamu, aku bakal pergi duluan"

Seraya membenarkan rambutnya yang berantakan, Gemma kembali menatap Adelard dengan senyum manisnya. "Iya"

.
.
.

"Nanti kalo Adelard udah pergi, langsung aja kita tarik Gemma" ucap seseorang yang sedari tadi sedang memperhatikan Gemma dan Adelard dari kejauhan.

Dia tak lain adalah Aldo dan satu rekannya yang lain, orang yang teramat membenci Gavin.

"Siap" katanya begitu bersemangat, ia sudah membulatkan tekatnya untuk mencelakai Gemma, guna memberikan pelajaran bagi Gavin.

Cowok itu baginya sangatlah arogan didepannya, ia tak mau jika Gavin semena-mena padanya. Dia merasa jika didekat Gavin, harga dirinya selalu saja direndahkan oleh kakak dari Gemma itu.

.
.
.

"Yaudah kalo gitu, bye" pamit Adelard sebelum akhirnya masuk kedalam mobilnya, setelahnya ia melajukan mobilnya begitu saja meninggalkan Gemma didepan gerbang besar itu.

Dirasa mobil Adelard sudah pergi jauh, Gemma membalikan tubuhnya kembali. Ingin membuka gerbang, namun semuanya tertahan kala sebuah pukulan mendarat dipundaknya.

Sangat kencang, bahkan hanya dalam hitungan beberapa detik saja. Seluruh pandangan Gemma menjadi hitam, gadis itu tak sadarkan diri.

Malam ini, Aldo dan satu rekannya tak lama lagi dapat membalaskan semua dendamnya pada Gavin, melalui Gemma. Seseorang yang bahkan tak tahu akan masalah ketiga orang itu.

"Haha.. biar tau rasa tuh si bangsat" tawa licik itu kini memenuhi seluruh ruangan mobil yang mereka tumpangi.

"Jalanin mobilnya, Rak. Sebelum ada orang yang liat" suruh Aldo yang langsung dituruti oleh Raka.

∞~∞

Tepat setelah langit berhasil menurunkan air hujan, Adelard sudah berada didalam rumahnya. Cowok itu kini duduk bersandar disofa ruang tamu, cuma dua jam saja dirinya berjalan-jalan dengan Gemma. Namun tidak tahu kenapa setelah sampai rumah, badannya merasa tambah sakit.

"Ini cuacanya yang kadang panas, mendung atau gimana sih? Badan gue nggak enak semua, anjir" gerutu Adelard kesal karena sedari tadi ia memperbaiki posisinya, tapi tak kunjung mendapatkan posisi yang dibilang nyaman olehnya juga.

Tak lama kemudian, mulutnya berhasil memunculkan decakan akibat ponselnya yang berbunyi secara tiba-tiba diatas meja ruang tamu.

"Siapa sih, ah! Ganggu aja, elah" dengan malas Adelard mengambil ponsel berwarna legam itu.

Sebelum mengangkatnya, kedua alisnya bertaut bingung. Nama yang tertera didalam sana sungguh ajaib sekali, Gavin yang notabenenya suka langsung bicara kepada orang yang dituju. Kini meneleponnya, malam-malam lagi.

Karena tak mau membuat si penelpon kesal, buru-buru Adelard mengangkatnya. "Hal-"

"Gemma sama lo nggak?" pertanyaan dengan nada panik itu langsung memenuhi rungunya.

"Nggak, Gemma udah pulang bang tadi. Gue udah anterin dia sampe gerbang" ucap Adelard, punggung yang semula bersandar kini kembali tegak. Sakit dibadannya juga langsung hilang, entah kenapa setelah mendengar suara Gavin, pikirannya langsung bercabang kemana-mana.

"Hah, masa? Gue tadi tanya sama si bibi, tapi dia bilang Gemma belum pulang" sekali lagi Adelard dibuat kaget untuk yang kedua kalinya, jantungnya langsung berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Gue udah telepon ke seluruh temen-temennya Gemma, kata mereka Gemma nggak ada sama mereka juga" lanjut Gavin dengan nada seperti orang yang mulai frustasi.

"Lo dimana sekarang?" tanya Adelard, cowok itu kini dengan cepat naik ke kamarnya untuk mengambil kunci motor dan juga hoodienya.

Masih dengan ponsel yang berada ditelinganya, Gavin yang berada diseberang sana langsung menjawab. "Di rumah"

"Gue kesana sekarang!" kata Adelard yang langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Gavin.

Secepat kilat, cowok itu naik diatas motornya. Persetan dengan hoodie yang ia kenakan mulai basah terkena air hujan. Tujuannya sekarang hanya satu, ingin cepat-cepat ke rumah Gemma.

"Baru aja kelar, kenapa sekarang ada lagi coba"











~Tbc~

Blood is Love (TAMAT)Where stories live. Discover now