Bagian 1

2.1K 43 1
                                    

Seorang wanita cantik yang memakai pashmina berwarna cream di kepalanya, tampak tangan lentiknya begitu cekatan menyiapkan sekaligus menata sarapan untuk suaminya, Rendra Aksala dan putrinya Jihan Arsyila di meja makan. Dia adalah Naura kailatunnahya, istri dari Rendra Aksala yang lembut hatinya dan patuh terhadap suaminya.

Jam menunjukan pukul 07.05 itu artinya sebentar lagi suaminya akan turun dari kamar setelah selesai bersiap untuk menyantap sarapan sebelum berangkat ke kantornya yang tak begitu jauh dari rumah mereka. Begitupun dengan putri kecilnya yang kini duduk di bangku kelas 1 SD, pasti sebentar lagi juga akan menyusul kedua orangtuanya.

"Sayang, masak apa hari ini?" sapa Rendra pada Naura, istrinya.

"Bunda masak tumis jamur, ayam goreng dan pergedel kentang kesukaan ayah" jawab Naura sambil  tersenyum manis ke arah suaminya

"Kau memang yang terbaik sayang" kata Rendra sambil mencium pucuk kepala Naura.

"Selamat pagi ayah, bunda" sapa Jihan yang baru saja datang pada kedua orangtuanya

"Pagi kesayangan ayah bunda" kata Rendra

Karena keluarga kecil itu kini telah berkumpul, mereka semua pun segera melakukan ritual pagi mereka menyantap makanan yang telah dihidangkan oleh sang ibu rumahtangga dengan lahap. Naura sendiri yang melihat suami juga buah hatinya menyantap makanan dengan begitu nikmat, sangat merasa bahagia karena itu artinya makanan yang dirinya masak sedari habis subuh tadi cocok dilidah keduanya.

"Em, masakanmu memang selalu nikmat" puji Rendra

"Jihan setuju dengan ayah. Masakan bunda tidak ada duanya" tambah Jihan dengan mengacungkan kedua jempolnya

Mendengar pujian yang dilontarkan oleh kedua orang yang sangat di sayanginya, sungguh bisa membuat pipi Naura merona. Dirinya sangat bersyukur diberikan suami yang taat agamanya dan penuh kasih sayang seperti Rendra juga kehadiran putri kecilnya yang membuat istana yang di bangunya kian berwarna.

"Ayah dan jihan bisa saja memuji bunda. Hayuk buruan dihabiskan makanannya, udah jam tujuh lebih loh ini" kata Naura mengingatkan.

"Siap bunda" ucap Rendra dan putrinya bebarengan.

Mereka bertiga pun lantas dengan hikmat menyantap kembali makanan masing-masing tanpa ada obrolan lagi. Karena selain saat makan tidak dianjurkan sambil berbicara, haripun sudah semakin siang sehingga suaminya juga putrinya harus segera berangkat ke sekolah dan ke kantor atau mereka berdua akan datang terlambat.

"Ini bekal untuk ayah dan Jihan, jangan lupa di habiskan ya" pesan Naura yang kini telah menenteng dua kotak makanan untuk bekal suami juga putrinya

Saat ini Naura tengah berada di halaman depan rumahnya untuk mengantar kepergian suaminya dan putrinya sekaligus memberikan bekal pada keduanya yang memang setiap hari selalu disiapkan olehnya.

"Trimakasih bunda" kata Jihan yang kemudian menyalimi tangan bundanya dengan takzim setelah sebelumnya mengambil kotak makanan di tangan bundanya

"Kami berangkat dulu. Jaga diri baik-baik sayang, Assalamualaikum" pamit Rendra sembari mencium kedua pipi Naura

"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan yah" kata Naura yang di jawab anggukan oleh Rendra.

"Hah, mereka sudah berangkat dan melakukan kegiatanya masing-masing" gumam naura yang masih memandangi mobil suaminya yang masih sedikit nampak di depan sana.

"Baiklah, kalau begitu aku juga akan memberesi rumah ini sampai kinclong" lanjut Naura yang kemudian memasuki rumahnya bersiap melakukan pekerjaan yang menumpuk rumah.

***

Di kantor, Rendra yang menjabat sebagai seorang manager di perusahaan tempat dirinya bekerja dan sedang sibuk dengan layar komputer di depanya, harus menghentikan aktivitasnya karena ponsel miliknya yang terus berbunyi. Awalnya Rendra enggan untuk menjawabnya karena pekerjaanya harus selesai sebentar lagi dan dirinya harus menyiapkan meeting untuk siang nanti. Namun saat melihat layar ponsel dan nama mamanya yang terpampang segera saja Rendra mengangkatnya, siapa tau mamanya itu ada urusan yang penting denganya.

"Waalaikumsalam, iya ma Rendra sekarang di kantor"

"Memangnya ada apa? Kenapa Rendra di suruh pulang cepat"

"Yasudah, Rendra usahan pulang cepat dan langsung ke rumah mama" kata Rendra yang kemudian mengakhiri telfon dari mamanya.

Setelahnya Rendra kembali fokus dengan layar komputer di depannya meski pikiranya kini tengah tertuju dengan mamanya yang menyuruhnya untuk datang kerumah. Karena selama ini memang mamanya jarang menyuruhnya untuk mengunjungi rumah, apalagi jika saat tidak weekend seperti ini karena tau pekerjaan kantor yang menumpuk.

"Sudahlah, biar sepulang kantor atau makan siang nanti aku akan izin ke atasan untuk pulang lebih awal kerumah mama" kata Rendra dalam hati

Benar saja, siang hari setelah mendapatkan izin, Rendra melajukan mobilnya menuju rumah orangtuanya setelah sebelumnya mengabari sang istri tercinta jika sang mama ingin dirinya datang berkunjung. Memang perihal kabar mengabari kepada sang istri sudah menjadi rutinitas wajib bagi Rendra selama ini jika ada sesuatu meskipun hal tersebut sesuatu yang sepele begitupun sebaliknya.

***

Di rumah, Naura yang tengah bersantai setelah beberes dan membersihkan tubuh, hendak meraih ponselnya berniat ingin menonton drama korea selagi suami dan putrinya masih berada diluar, sebelum tiba-tiba teringat akan makanan yang hari ini dirinya masak lumayan banyak. Padahal dirumah sebesar ini hanya di isi oleh tiga orang.

"Emm....kebetulan sedang memasak lebih, apa aku antarkan saja makanan ke rumah mama ya?. Sekalian jalan-jalan. Sudah lama juga tidak kesana" pikir Naura yang terlintas dalam pikirannya ingin memberikan makanan kepada mertuanya. Kebetulan juga saat ini sudah memasuki jam makan siang, waktu yang sangat pas.

Rumah mertuanya memang tidak terlalu jauh dari rumahnya ini dan bisa di tempuh  jika menggunakan sepeda motor selama 10-15 menit. Berbeda dengan orangtuanya yang tinggal beda kota dengan Naura, tepatnya di kota hujan Bogor.

Setelah selesai menata makanan yang hendak di bawa kedalam sebuah rantang, Naura gegas mengeluarkan motor dari garasi. Wanita itu memang  suka bepergian hanya menggunakan motor dari pada mobil karena menurutnya lebih cepat dan efisien. Apalagi saat jalan macet, terbukti menaiki motor akan lebih mudah menembus kemacetan dan lebih menghemat waktu.

"Sepertinya ada tamu di rumah mama" batin Naura yang kini telah berada di depan rumah mertuanya dan menghentikan langkah saat melihat ada sebuah mobil yang asing baginya.

Belum juga Naura memasuki rumah mertuanya, langkahnya kembali terhenti saat deru mobil datang memasuki pekarangan rumah. Dan alangkah terkejutnya jika mobil yang datang tersebut merupakan mobil suaminya. Tanpa basa-basi, Naura segera menghampiri mobil tersebut untuk memastikanya. Dan benar saja itu memang Rendra, suaminya yang datang

"Loh...ayah sudah pulang?" tanya Naura heran. Pasalnya, suaminya ini biasanya baru pulang saat hari telah sore bahkan terkadang bisa sampai menjelang maghrib sedangkan sekarang masih jam makan siang.

___________________

Welcome back readers with me...ini story baru Relca nih, semoga suka ya love u all😘😘

Goresan Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang