Bagian 12

355 16 0
                                    

"Ayah sama Jihan berangkat aja duluan ya, bunda nggak bisa nganterin kedepan. Perut bunda sakit nih kebelet" pesan Naura terburu-buru memasuki kamar mandi karena Rendra dan Jihan telah selesai sarapan tinggal berangkat sementara dirinya tak sempat mengantarkan keduanya di depan rumah

"Iya bund kami pa...." belum sempat Rendra menyelesaikan ucapannya, istrinya itu sudah menghilang dari pandangan sehingga dirinya hanya bisa menggelengkan kepala. Sementara Jihan, sudah tertawa sedari tadi melihat tingkah dari bundanya.

"Kita berangkat sekarang yuk kalau gitu sayang"

"Hayuk yah" kata Jihan menggandeng tangan ayahnya menuju mobil

Selang beberapa saat setelah kepergian suami juga putrinya, Naura baru keluar dari kamar mandi dan ingin melanjutkan aktifitasnya membereskan rumah seperti hari-hari biasanya. Namun niat itu harus tertunda saat matanya tak sengaja menangkap kotak bekal yang tadi dirinya siapkan untuk sang suami masih tergeletak dengan manis di atas meja makan. Sudah dapat dipastikan Rendra lupa membawanya. Beruntung tadi bekal Juga dirinya masukkan langsung ke dalam tas sekolahnya

"Loh inikan bekalnya mas Rendra, kok bisa ketinggalan sihh" gerutu Naura meraih kotak bekal tersebut.

Ingin dirinya antar saat ini juga kepada Rendra, namun teringat jika dirumah masih banyak pekerjaan yang menanti dan Naura sendiri belum membersihkan badannya.

"Apa aku makan aja ya, lagian tadi baru sempet sarapan sedikit. Biar nanti siang aku ke kantor mas Rendra buat anter bekal yang baru" batin Naura kemudian membuka bekal sang suami lantas melahapnya sambil menonton drakor kesukaan.

Bukannya Naura ingin bermalas-malasan. Hanya saja, dirinya yang hanya seorang IRT terkadang membutuhkan hiburan sebentar saja agar pikirannya tetap waras untuk menghadapi seabreg pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya setiap hari. Mulai dari bangun tidur sampai dengan kembali tidur hanya itu-itu saja dan selalu terulang.

Setelah selesai, Naura membawa kotak bekal tersebut ke wastafel dan mencucinya bersama peralatan makan yang kotor lainya lantas melanjutkan niat membersihkan rumah agar cepat selesai dan jika ada waktu dirinya bisa istirahat sebentar sebelum ke kantor Rendra. Hari ini Naura juga berencana sekalian akan ke supermarket untuk belanja mingguan karena kebetulan bahan-bahan masakan di kulkas telah menipis.

*****

Jam makan siang tiba. Beberapa dari teman-teman Rendra satu persatu meninggalkan ruangan masing-masing menuju kantin. Meski kebanyakan dari mereka membawa bekal dari rumah, tetap saja tempat tersebut menjadi tujuan utama karena disana para karyawan biasa memesan berbagai minuman, makanan ringan juga berkumpul selagi mereka beristirahat dan menikmati makanan.

"Loh, bekalku kok nggak ada? Apa jangan-jangan ketinggalan tadi?" kata Rendra menggeledah tas kerjanya, tempat biasa sang istri meletakkan bekal makan siang.

"Yah makan di kantin dong ini" keluh Rendra kemudian. Pasalnya, dirinya memang tak terbiasa makan diluar kecuali  di saat-saat tertentu karena selama ini masakan Naura yang sangat lezat selalu memanjakan lidahnya

Tok
Tok
Tok

"Masuk"

"Hai mas" sapa seorang wanita dengan sumringah

"Res...ti. Kok kamu bisa ada disini?"

"Kantor kita kan deketan jadi aku kesini deh. Makan siang bareng yuk mas kalau belum"

"Emang belum sih, bekal aku juga ketinggalan dirumah"

"Wah kebetulan dong. Gimana kalau ke restoran depan? Katanya disana makanannya enak, aku pengen nyobain" kata Resti meraih tangan Rendra namun di tepis oleh laki-laki itu

Ceklek

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian keduanya

"Bunda? Tumben nih bunda kesini" sambut Rendra tersenyum

"Iya yah. Nih bunda anterin makan siang buat ayah soalnya tadi ketinggalan dirumah kan" jawab Naura tanpa memperdulikan keberadaan Resti disitu.

"Hehe iya bund padahal tadi nggak buru-buru eh bisa-bisanya ayah malah lupa bawa"

"Yaudah dimakan dulu, bunda temenin"

"Mbak, apa-apaan sih? Mas Rendra itu mau makan sama aku loh" Resti buka suara karena tak suka dengan kedatangan Naura yang menggagalkan rencananya mengajak Rendra makan siang bersama.

"Loh kenapa kamu protes mbak? Mas Rendra kan suami aku, jadi akulah yang lebih berhak atas mas Rendra. Lagian, kalian itu bukan muhrim nggak baik kalau berduaan" balas Naura.

Dirinya tak akan tinggal diam saja sekarang karena Resti seperti sudah terang-terangan ingin merebut perhatian Rendra. Rendra adalah suaminya, imamnya, ayah dari putrinya dan pelabuhan hatinya. Maka sampai kapanpun Naura tak akan membiarkan miliknya di rebut oleh orang lain siapapun itu.

"Nggak bisa gitu dong"

"Kenapa nggak bisa? Mau bilang karna kamu sahabat mas Rendra mbak? Sadarlah posisi anda sebelum saya bertindak. Sekarang, lebih baik anda pergi dari sini"

"Mas...lihat istrimu ini, dia berani mengusir aku mas"

"Naura benar. Maaf Res, aku ingin makan disini bersama istriku. Kembalilah ke kantormu atau ajak temanmu yang lain makan siang"

"Mas Rendra jahat" kata Resti menghentakkan kakinya keluar dari ruangan Rendra

"Jadi yah, kenapa mbak Resti tadi bisa ada disini?" tanya Naura menatap suaminya tajam setelah kepergian Resti

"Seperti yang dia bilang tadi, Resti ingin mengajak ayah makan siang" sahut Rendra enteng sambil menikmati makan siangnya.

"Kalau bunda tadi nggak kesini brarti ayah mau makan siang bareng mbak Resti?"

"Tentu aja enggaklah bund, niatnya ayah tadi mau ke kantin aja bareng sama yang lainya eh sebelum ayah nolak, bunda udah dateng duluan"

"Terserah apa kata ayah"

Mendengar perkataan Naura yang tak bersahabat, Rendra lantas menghentikan suapanya. Istrinya ini, sungguh tampak menggemaskan di matanya saat sedang merajuk seperti ini. Sebenarnya lebih senang lagi jika Naura cemburu karena itu artinya istrinya sangat mencintainya.

"Bund, bunda tenang aja ya. Ayah masih tau batasan-batasanya karna hanya nama bunda yang selalu ada di hati ayah" kata Rendra menggenggam tangan Naura

"Dasar gombal"

"Tapi bunda suka kan kalau ayah gombalin bunda....jujur deh" goda Rendra. Keduanya pun akhirnya tertawa bersama.

______________________

Hay-hay readerss, udah lama nih tak bersua. Kangen nggak kangen nggak? Semoga aja kangen ya🙈🙈. Dah ah happy reading aja buat klean semuanya dan ttep dukung Relca😘😘

Goresan Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang