Bagian 37

762 22 1
                                    

Malam tiba. Hujan deras sedari sore tadi mengguyur kota dan belum ada tanda-tanda jika hujan akan berhenti. Saat-saat seperti ini, seharusnya memakan makanan yang berkuah dan masih hangat atau meringkuk di balik selimut sangatlah nikmat. Namun hal tersebut mungkin tak terfikirkan oleh sebuah keluarga kecil yang suasana di dalam rumahnya sangat tegang setelah kedatangan seorang gadis cantik nan modis namun bajunya kini telah basah kuyup.

"Resti? Ada apa kamu kemari malam-malam begini? Mana lagi hujan loh diluar" tanya Rendra heran saat tadi pintu rumahnya diketuk dengan keras dan saat di buka ternyata Resti telah berada di halaman rumahnya.

Meski pertanyaanya tidak di jawab, Rendra segera mempersilahkan Resti untuk masuk kedalam rumah karena melihat sahabatnya itu tampak menggigil kedinginan.

"Siapa yah?" tanya Naura yang menyusul Rendra ke ruang tamu

"Loh, mbak Resti" lanjutnya tak kalah heran

"Bun, tolong temenin Resti dulu. Ayah mau ambilin minuman anget buat dia. Nggak papa kan?" kata Rendra yang di angguki oleh Naura

Tak lama, Rendra kembali dengan teh hangat di tanganya yang langsung di berikan kepada Resti. Wanita itu sendiri lantas menyesap sedikit demi sedikit teh hangat yang di berikan oleh Rendra.

"Jadi ada apa mbak Resti datang kemari?" tanya Naura

"Aku....kabur dari rumah" kata Resti lirih sembari menundukkan wajahmu

"Kabur dari rumah?" ulang Rendi dan Naura bersamaan yang di jawab anggukan oleh Resti

Flashback

Resti benar-benar tidak di perbolehkan keluar oleh papanya seharian penuh. Begitu hujan turun pada sore hari, dirinya mengira jika pertemuan keluarga untuk perjodohanya akan di tunda untuk sementara waktu. Namun ternyata perkiraannya salah. Lepas maghrib yang diiringi gemericik hujan yang deras, terdengar suara deru mobil yang asing memasuki halaman.

Di balik kaca jendela, Resti melihat kedua orangtuanya menyambut satu keluarga yang baru datang tersebut.

"Kenapa nggak di tunda aja sih acara pertemuan sialan ini. Lagian udah tau ujan deras kayak gini tetep aja di trobos. Heran gue" gumam Resti

Tak berselang lama, suara langkah kaki mendekati mendekati kamarnya.

"Res, kamu siap-siap ganti baju dan dandan yang cantik. keluarga pak Anam, calon mertuamu sudah datang. Papa kamu bakalan kesini bukain pintu sebentar lagi" kata mama Reni di depan pintu

"Nggak, Resti lebih baik di kunciin di kamar daripada keluar"

"Res, please. Tolong turuti kata mama atau papamu akan semakin marah. Mama pergi dulu"

Resti tak menyahut namun melakukan perintah mamanya. Tak lama berselang kini giliran papanya yang datang membuka pintu kamar nya setelah memastikan bahwa putrinya itu telah selesai berdandan.

"Ayo keluar. Temui calon mertua juga suamimu" titah papa Lana

Terpaksa, Resti mengikuti langkah papanya menuju ruang tamu yang kini sudah ramai. Saat dirinya datang, seketika menjadi pusat perhatian. Dan Resti tidak suka itu.

Goresan Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang