Bagian 26

600 17 0
                                    

Selama beberapa hari di rawat di rumah sakit, Rendra tak pernah sedikitpun meninggalkan Jihan dan Naura. Untuk masalah pekerjaan, mereka tak perlu khawatir karena memang papa Rendra mengizinkan putranya itu untuk menemani cucu dan menantunya. Sesekali, keluarga Rendra pun menyempatkan diri untuk kerumah sakit melihat keadaan Jihan. Meski awalnya papa mertua masih sangat kesana dengan Rendra, beruntung Naura bisa mendamaikan keduanya dan keadaan pun kembali akur seperti sebelumnya.

Untuk orangtua Naura, wanita itu memang sengaja tak mengabarinya karena dirinya tau jika sampai mereka mendapatkan kabar kalau sang cucu kesayangan jatuh sakit, pasti akan khawatir secara berlebihan. Lagipula sekarang Jihan sudah tampak sangat sehat. Hanya malam saat di bawa kerumah sakit itulah kondisi Jihan benar-benar mengkhawatirkan. Selebihnya tidak ada masalah sama sekali.

"Bagaimana perkembangan putri saya dok" tanya Rendra pada dokter yang menangani Jihan

"Semua hasilnya sudah bagus. Nanti sore setelah pemeriksaan terakhir sudah bisa pulang ya pak"

"Alhamdulillah terimakasih dok" kata Rendra.

"Yah, kalau gitu kita selesaikan administrasinya sekarang biar nanti bisa langsung pulang" kata Naura yang diangguki oleh Rendra.

Hubungan keduanya saat ini memang lebih baik daripada sebelumnya meskipun tak benar-benar seperti dulu. Hal ini karna Naura ingin memberikan kesempatan untuk yang terakhir kali bagi suaminya setelah mendengar percakapan antara Rendra dan Resti saat Naura kembali dari membeli makanan di kantin rumah sakit waktu hari pertama Jihan dirawat beberapa hari lalu.

Flashback

Naura yang baru kembali dari kantin dengan dua kresek makanan di tanganya, mengurungkan niatnya untuk memberikan salah satu makanan yang di bawanya kepada Rendra saat melihat suaminya itu tengah serius menelephone dengan membelakanginya sampai-sampai tak menyadari kedatangan Naura. Sementara Juga, masih terlelap di alam mimpinya tanpa terganggu suara Rendra.

"Res kamu ngertiin dong keadaan aku sekarang. Jihan masih sakit, aku tidak mungkin meninggalkanya. Aku juga sadar kalau sudah sangat keterlaluan sama Naura. Benar kata Raina....aku harus lebih perhatian denganya juga Jihan karena mereka adalah istri juga anakku yang harusnya aku prioritaskan"

".........."

"Aku salah karna tidak mendengarkan Raina. Sekarang aku mohon jangan hubungi aku lagi"

".........."

"Tak apa jika nanti mama mau marah padaku. Aku akan bicara baik-baik dan menjelaskanya. Aku tutup, Assalamualaikum" kata Rendra mengakhiri panggilan

Sedari tadi, Naura hanya mendengarkan saja suaminya bicara. Dirinya cukup senang akhirnya Rendra bisa memutuskan  yang terbaik untuk keutuhan rumah tangga mereka yakni dengan menjauhkan diri dari sahabatnya itu. Setidaknya hal itu membuktikan bahwa Rendra memang benar-benar masih memikirkan dirinya juga Jihan.

"Bu..bunda" kata Rendra terkejut saat dirinya berbalik badan dan mendapati Naura telah berada di hadapanya.

"Bund..tadi..tadi ayah bicara sama Resti. Tapi untuk mengakhiri semuanya. Bunda...bunda jangan salah paham"

"Bunda udah denger semuanya. Jadi itu berarti ayah memilih bunda dan Jihan bukan?"

"Iya, tentunya ayah akan pilih kalian bun. Bunda, sekali lagi maafkan ayah bund"

"Bunda maafin ayah. Tapi....Ini kesempatan yang terakhir. Ayah paham" kata Naura tegas

Rendra pun mengangguk dengan semangat sembari menerbitkan senyumnya yang manis. Senyum itulah yang sampai kini tetap memikat hati Naura

"Terima kasih. Terimakasih banyak bun"

Flashback end

"Bun...kok malah ngelamun" tegur Rendra

"Eh, iya yah maaf"

"Bunda mikirin apa hmm?"

"Bunda cuma bingung. Jihan udah sehat, udah boleh pulang. Apa aku harus kabarin oma opa nya di bogor yah?" kata Naura berbohong

"Em, lebih baik di kabarin bun menurut ayah. Tapi ya terserah bunda juga mau gimana"

"Ahh yaudah bunda pikir nanti aja deh" kata Naura memajukan bibirnya.

Rendra yang melihat istrinya tampak sangat menggemaskan tanpa aba-aba mencubit pelan pipi Naura sembari terkekeh. Istrinya ini cantik. Sangat cantik. Bukan hanya cantik parasnya namun juga hatinya. Sudah sholihah pintar masak pula. Benar-benar paket komplit.

"Bunda disini dulu jagain Jihan ya bun, biar ayah yang ngurusin administrasinya" kata Rendra kemudian yang diangguki oleh Naura.

*****

Dirumah milik kediaman keluarga Resti, Reni dibuat kelabakan dengan tingkah putrinya yang mengurung diri di kamar beberapa hari ini.

"Sayang, Resti. Udah dong sayang. Crita sama mama sebenarnya ada apa" kata Reni di depan pintu kamar sembari membawa sarapan.

"Aku nggak mau keluar sebelum mas Rendra sendiri yang nyuruh aku"

"Iya nanti biar mama yang telephone Rendra atau bilang sama Alya oke. Sekarang makan dulu Res"

"Mama taruh situ aja makanannya" kata Resti lirih. Sepertinya wanita itu baru saja bangun tidur

Setelahnya, tak terdengar suara mamanya lagi. Namun kali ini seseorang sepertinya berjalan mendekat di depan pintu kamar Resti. Wanita itu tak terlalu memperdulikanya. Mungkin yang datang adalah mbok Tih, ART di rumah mereka. Tapi sepertinya tebakanya kali ini salah karena setelahnya terdengar suara berat dan tegas yang sangat tidak asing baginya.

"Res, keluar sekarang dan makan sarapan mu"

Mendengar suara bernada perintah tersebut, sontak saja Resti langsung terduduk di kasurnya dan menyingkirkan selimut yang membungkus badannya.

"Papa.." gumam Resti tergesa membuka pintu kamar

Benar saja. Setelah pintu kamar dibuka, terlihat sosok papa Resti yang gagah tengah berdiri di ambang pintu dengan tangan yang terlipat di depan dada. Melihatnya, Resti langsung memeluk laki-laki tersebut.

"Papa dateng kapan?"

"Semalem. Ambil itu sarapanmu dan habiskan. Papa temani. Kita keruang makan sekarang" titahnya setelah pelukan putrinya terurai

"Paa..."

"Oho..papa nggak menerima penolakan"

Jika papanya sudah bilang seperti itu, maka mau tidak mau Resti harus menurut daripada harus kena marah karena jika sudah seperti itu papanya tampak sangat seram menurutnya. Papanya memang paling tidak suka jika dibantah.

"Kalau papanya aja yang ngomong baru di dengerin" gerutu mama Reni menggemaskan membuat Lana_papa Resti dan putrinya tertawa.

_________________________

Yoyoyo...ada yang nge ship in Rendra Resti? Atau tim istri sah nih?

Jawab di komentar yes😉😉

Goresan Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang