Bagian 5

527 20 0
                                    

Raina yang melihat kelakuan abang satu-satunya di depanya ini begitu sangat kesal. Bagaimana tidak, istri sahnya berada tepat di samping kananya tapi abangnya itu malah dengan tanpa dosanya mengambilkan gurame bakar lengkap dengan sambal juga lalapan untuk Resti yang bukan siapa-siapanya seolah memberikan perhatian lebih. Hiih serasa dirinya ingin sekali bicek-bicek dan menimpuk abangnya itu.

Duagh

Raina mengayunkan kakinya yang berada di bawah meja dengan kencang ke arah Rendra sehingga mengenai tulang keringnya yang tentu saja akan terasa sakit. Rasakan itu! Pikir Raina sangat puas melihat wajah abangnya yang meringis.

"Auh, apaan sih dek" kata Rendra mengaduh kesakitan sambil memelototkan matanya ke arah Raina.

"Mas, mas Rendra nggak papa?" tanya Resti yang kentara sekali suaranya di buat-buat selembut mungkin.

"Liat tuh mbak Naura pasti ngambek. Abang nggak peka banget si"

"Loh kenapa mesti ngambek?"

"Abang...ya coba abang yang jadi mbak Naura, kesel nggak? Bukanya perhatian sama istri, ini malah merhatiin cewek lain. Di depannya langsung pula"

"Alah Rain, Resti itukan sahabatnya abangmu dan dari dulupun memang seperti itu mereka. Jadi wajar Rendra perhatian dengan Resti, Naura aja yang lebay" sahut mamanya

"Mah kok mamah ngomongnya gitu. Dimana-mana itu tetep istri dong yang yang harus diutamain. Bukan cewek lain" jawab Raina kesal

"Cuma perkara ngambilin lauk doang, nggak aneh-aneh lo perasaan abangmu itu"

"Mamah tu aneh deh...bukanya belain kak Naura malah belain kak Resti"

"Yang aneh tu mbakmu itu"

"Udahlah, Raina malas debat sama mama. Bang inget, harus minta maaf sama mbak Naura abis ini. Raina udah kenyang, mau ke kamar duluan" pamit Raina pada akhirnya. Jika berada di sini terlalu lama, takutnya dirinya bisa terkena darah tinggi.

Jujur saja dirinya masih kesal dengan sikap abangnya, terlebih mamanya yang begitu terkesan sangat membela Resti. Lagipula mengapa Resti harus kembali hadir di tengah-tengah Rendra abangnya yang kini sudah bahagia dengan anak istrinya?. Hhh semoga saja wanita itu tidak mengganggu rumah tangga abangnya. Karena jika sampai itu terjadi, dirinya yang akan maju paling depan untuk membela kakak iparnya yang sangat baik hati itu dan sudah di anggap sebagai kakak kandung sendiri.

Sementara papanya yang dari tadi hanya diam memperhatikan anak juga istrinya berdebat, hanya menggelengkan kepalanya. Tampak sudah terbiasa melihat perdebatan dua wanita beda generasi itu. Namun kali ini menurutnya sikap istrinya juga tidak bisa dibenarkan karena bagaimanapun kedudukan istri sah lah yang paling berhak atas perhatian dari suaminya, bukan wanita lain apalagi yang hanya sahabatnya.

"Sudah, kita lanjutkan makanya. Benar yang di katakan adikmu Ndra, kau harus meminta maaf pada Naura dan kamu ma jangan seperti itu lagi karena memang Nauralah yang paling berhak mendapat perhatian dari Rendra karena dia istrinya" kata Hadi- papa Rendra yang membuat mamanya mencebikkan mulut namun tak berani membantah jika suaminya sudah berbicara.

"Baik yah, setelah ini Rendra akan meminta maaf pada Naura" balas Rendra patuh yang kemudian kembali menyantap makananya yang tinggal sedikit.

Lalu Resti? Wanita itu tetap fokus menikmati makan malamnya dengan santai tanpa merasa bersalah sedikitpun karena telah menyebabkan perselisihan.

*****

Ceklek

Rendra membuka perlahan pintu kamar menyusul istrinya yang telah memasuki kamarnya terlebih dahulu tadi. Dilihatnya wanita yang telah menyempurnakan separuh agamanya itu tengah sibuk membaca sebuah novel yang memang sengaja telah disediakan oleh Rendra dirumah ibunya agar mekipun mereka berada disini Naura masih tetap bisa membacanya karena memang wanita itu pecinta novel dari dahulu. Ah, jangan lupa dengan berbagai macam drama korea yang istrinya itu selalu download di ponselnya meski entah kapan ditonton. Sementara putrinya telah asyik bermain boneka tak jauh dari sisi istrinya.

"Bun.." panggil Rendra yang membuat Naura menoleh ke arahnya.

"Iya yah" jawab Naura dengan senyum manis di bibirnya

Melihat senyum lembut dari istrinya, sungguh membuat Rendra kini merasa bersalah. Bagaimana mungkin dirinya tadi bisa dengan tega tak memperdulikan istrinya dan malah memperhatikan wanita lain di depan wanitanya? Ah dirinya memang bodoh karena tidak bisa menjaga perasaan istrinya sendiri.

"Bunda serius banget baca novelnya"

"Ceritanya bagus yah" jawab Naura yang kembali serius dengan novel di tangannya

"Bun.." panggil Rendra lagi yang kini menggenggam tangan Naura yang membuat istrinya itu kini menatap wajahnya

"Ayah minta maaf ya bun masalah tadi....pasti bunda kesel sama ayah karena tadi nyuekin bunda"

"Iya yah bunda ngerti kok, tapi bunda harap ayah nggak ngelakuin hal kayak tadi lagii ya...bunda cemburu tau ngeliatnya" kata Naura dengan lembut namun cemberut di ahir kalimatnya membuat Rendra terkekeh karena istrinya terlihat begitu sangat menggemaskan.

Ah syukurlah dirinya memiliki istri yang sangat pengertian juga sabar. Semoga saja keluarga kecilnya akan tetap bahagia seperti ini sampai maut yang memisahkan. Doa Rendra dalam hati.

"Ayah nggak berani janjiin apa-apa sama bunda tapi ayah akan selalu berusaha buat buktiin ke bunda"

Senyum manis kembali terbit di bibir Naura. Sungguh sangat mempesona membuat ibu dari anaknya itu berkali-kali lipat cantiknya.

"Trimakasih" kata Naura memeluk suaminya

"Sekarang kita pulang yuk. Ayah udah kangen rumah nih" ajak Rendra yang di angguki oleh Naura.

"Jihan sayang, pulang yuk dah malem" kata Naura menghentikan aktivitas putrinya yang dari tadi masih sibuk dengan mainanya.

"Hayuk bunda. Jihan juga udah pengen pulang" sahut gadis kecilnya.

Setelah bersiap-siap dan berpamitan kepada orangtuanya sekaligus menitipkan motor yang dikendarai oleh Naura siang tadi, mobil yang di kendarai Rendra pun melaju membelah jalanan menuju rumah yang sudah sangat dirinya rindukan meski hanya kurang dari sehari Rendra tinggalkan.

________________

Hay hay hay....author yang kece badai🤢🤢 balik lagi nih, rindu kalian loh author ini😞😞 maaf bgt ya kalau beberapa hari ini auhor nggak up soalnya lagi proses penyusunan proposal skripsi jadi nggak sempet buat up..

Happy reading readers kesayangan aku, terus dukung author ya karna author bukan siapa2 tanpa kalian❤

Goresan Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang