Bagian 39

987 16 0
                                    

Di kantor dengan pemandangan kesibukan para karyawan yang hilir mudik kesana kemari membawa dokumen juga barang-barang lainya, Rendra malah disibukkan oleh suara dering ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi padahal dirinya harus fokus menyelesaikan laporan yang hari ini akan di kirim ke atasan alias papanya. Sekilas melihat, nama tante Renilah yang tertera di layar. Awalnya laki-laki itu tidak ingin mengangkatnya namun karena ponselnya tidak mau berhenti berbunyi, Rendra pun memilih untuk mengalah. Siapa tau ada hal penting yang ingin di sampaikan oleh tante Reni sampai menelephone nya berulang kali.

"Assalamualaikum tante. Maaf baru Rendra angkat, soalnya lagi banyak kerjaan"

"Waalaikumsalam. Tante yang harusnya minta maaf sama kamu Ren. Tante cuma mau ngabarin, kalau..kalau semalem Resti kecelakaan"

"Apa? Lalu bagaimana keadaan Resti tante?"

"Dia belum sadar sampai sekarang. Semalam Resti sempet kabur dari rumah karena papanya mau menjodohkanya dengan anak dari kolega bisnis. Saat tante menelephone ke ponsel Resti, pihak dari poslantas lah yang mengabarkan pada tante kalau Resti kecelakaan di sebuah pertigaan tak jauh dari anugrah mall" jelas tante Reni

Rendra mematung di kursi empuknya. Bukankah semalam Resti kabur ke rumahnya? Apa jangan-jangan saat perjalanan pulang dari rumahnya itulah Resti mengalami kecelakaan tersebut. Pikir Rendra.

"Tante...semalam, Resti sempat kerumah Rendra" kata Rendra lirih

"Ke rumah kamu? Ada apa Resti kesana Ren?"

"Nanti Rendra jelasin. Tolong kasih tau Rendra tempat Resti di rawat"

"Baiklah, tante akan tunggu penjelasanmu. Resti di rumah sakit Zizi Hospital"

"Terimakasih tante. Rendra kesana sekarang. Assalamualaikum" kata Rendra menutup sambungan telephone.

Laki-laki itu meraihh jas nya sembarang yang berada di kursi dan buru-buru menuju ke parkiran. Sembari menghidupkan mesin mobilnya, Rendra kini menghubungi sang istri. Beruntung panggilanya langsung diangkat.

"Assalamualaikum, halo bun"

"Waalaikumsalam yah, ada apa yah kok telephone?" sahut Naura di sebrang. Merasa heran karena jam-jam segini harusnya Rendra masih bekerja di depan laptop dan tentu tidak sempat memainkan ponsel.

"Bunda lagi sibuk nggak sekarang? Atau lagi ke kantor?"

"Enggak yah. Hari ini urusan kantor biar di pegang sama pak Satyo aja. Nggak ada hal mendesak yang harus bunda urus di sana"

"Kalau begitu bunda siap-siap ikut ayah ke rumah sakit Zizi Hospital ya. Ayah udah di jalan"

"Rumah sakit? Siapa yang sakit yah?"

"Resti semalem kecelakaan bun. Tadi tante Reni yang ngabarin. Kita harus kesana untuk menjenguknya sekaligus mengatakan pada om Lana juga tante Reni jika semalam Resti ke rumah kita. Ayah tidak mau ada kesalahpahaman"

"Innalillahi, oke yah bunda siap-siap. Ayah hati-hati bawa mobilnya. Assalamualaikum" kata Naura

"Waalaikumsalam" jawab Renda mengakhiri panggilan.

Setengah jam lebih kemudian, Rendra juga Naura kini telah sampai di rumah sakit yang ternyata om Lana sudah menunggu di lobi. Berbasa-basi sebentar, mereka pun melangkah menuju kamar di mana Resti di rawat. Disana, rupanya juga sudah ada orangtua Rendra. Gegas kedua orang itu menyalaminya, juga papa Lana.

Goresan Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang