Part. 14

47 30 5
                                    

H

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

H

appy Readings!


🪐🪐🪐

Bimbingan setelah jam pelajaran berakhir membuat Aretha pulang lebih sore. Hal ini juga berpengaruh pada jam bimbel yang harus dirubah selama bimbingan OSN. Ingin meminta supaya diliburkan dulu, tetapi sang Ayah menolak. Ingin marah pun tak ada gunanya, karena keputusan itu tak bisa di ganggu gugat.

"Buat lo biar otaknya dingin." Ucap Kelvin dengan meletakan 2 kaleng kopi di atas meja depan mereka.

Aretha yang sedang termenung mendongak. "Berapa harganya?"

"Gak usah." Tolak Kelvin sebelum kembali sibuk dengan catatannya.

Aretha tersenyum tipis. "Makasih." Lelaki itu berdeham sebagai responnya.

Mereka akan memulai bimbingan dari menjawab soal, membahas materi yang akan keluar, menghafal, dan memahami. Hal ini tak jarang membuat keduanya menguap karena lelah.

"Pake ini aja biar jelas." Aretha menyerahkan stabilo biru kepada Kelvin.

"Lo gimana?"

"Udah ada nih." Ia menunjukan stabilo lain ditangannya.

Guru pembina telah meninggalkan mereka lima menit yang lalu. Namun, kedua remaja itu belum mau beranjak pergi. Aretha yang sedang sibuk dengan ponsel. Kelvin sendiri memilih menunggu gadis itu dengan earphone di telinganya.

"Supir gue udah di depan. Lo mau pulang juga atau?" Tanya Aretha yang sudah siap untuk pulang.

Lelaki itu menggendong tas, dan memakai jaket dengan kilat.

"Ayo!"

Keduanya berdampingan keluar dari lab biologi. Suasana tampak sepi karena hari sudah mulai gelap. Saat keduanya melewati lapangan suasana riuh menyambut mereka. Bukan, bukan karena mereka melainkan karena teriakan penonton club basket.

"Berisik banget." Keluh Kelvin memegangi telinga.

"Fans club basket beraksi tuh." Sahut Aretha saat manik matanya menangkap banyak cewek duduk di tribbun lapangan.

"KAPTEN RAJA! AYO SEMANGAT!"

"UHUY! ERLANGGA LOVE YOU!"

"KEVAN FIGHTING!"

"RADEN JANGAN LENGAH SAYANG!"

"DILAN AKU PADAMU!"

Aretha terkekeh melihat betapa histerisnya mereka. "Pulang telat demi lihat kapten basket."

"Buang-buang waktu." Desis Kelvin.

Aretha tertawa melihat ekspresi julid Kelvin.

"Erlangga tuh, samperin gak?" Kelvin menunjuk dengan dagunya.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now