Part. 16

38 30 0
                                    

"Karena pada dasarnya mencintai manusia adalah seni paling sederhana untuk menderita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena pada dasarnya mencintai manusia adalah seni paling sederhana untuk menderita."

🪐🪐🪐


"Jadi ini cewek yang berhasil ngebuat adek gue kalang kabut. Semenarik apa lo sebenarnya?"

___

Laskar mendekat ke arah dua sejoli itu. Namun, tatapannya menatap lekat ke arah Aretha yang terdiam mematung. Hal ini tentu di perhatikan oleh Kelvin. Lelaki itu dengan sigap menyembunyikan Aretha di baliknya. Tinggi gadis itu yang tampak sedada membuatnya tak tenggelam penuh.

"Kunci motor gue masih punya fungsi juga ternyata."

Laskar memandang bingung.
"Ngomong apa?"

"Kunci motor gue bisa tuh buat colok mata lo. Ga usah jelalatan dia punya gue!" Tekannya memberi peringatan.

Lelaki itu merubah raut penasarannya menjadi datar. "Ambil! Gue ga minat."

"Dasar posesif, diembat yang lain mampus lo!" Sambungnya bercanda.

"Mati duluan sih."

Laskar bergidik ngeri adiknya ini memang tipe brutal jika ingin mendapatkan sesuatu.

"Ngapain lo kesini?"

"Sesuai permintaan lo gue berkunjung."

"Yaudah keluar nikmatin sana."

"Banyak hama."

Mata Laskar membola menatap sebal.
"Itu pelanggan sumber cuan."

Kelvin bersedekap.
"Ganggu ketenangan gue sama Aretha."

Laskar terkekeh mengejek.
"Kalau gitu lo bisa pergi."

"Waktu gue kesini 20 menit, dateng langsung di usir? Mau gue apain nih bangunan?"

Laskar hampir melayangkan tinju.

"Lo mau apa brother?" Tawarnya sehalus mungkin.

Kelvin tersenyum lebar.
"Siapin tempat photobox yang estetik.
Tadi gue mampir rame banget."

"Budayakan antri bangsat!"

Kelvin terkekeh jahat. "Pelanggan bakal gimana ya kalau tahu ownernya kasar? Apakah lari? Atau?"

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang