Part. 27

33 16 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Yang tidak merasakan tidak akan paham, yang tidak mengalami tidak akan mengerti."

🪐🪐🪐

Pembelajaran berlangsung seperti biasa. Meski salah satu penghuninya hilang, tetapi dunia tetap berjalan. Pagi ini Aretha berangkat lebih telat dari biasanya. Ketika sepatunya menyapa kelas penghuninya sudah ramai.

"Selamat pagi, nona." Sapa Raden ceria.

"Pagi, Aretha." Sambung Arga turut serta menyapa

Aretha tersenyum tipis.
"Pagi anak muda."

Gadis itu menatap heran.
"Lo tetap duduk di sini, Den?"

Lelaki itu mengangguk penuh.
"Walau Kelvin udah ga ada, tapi gue sama Arga harus tetap meratukan lo sebagaimana Kelvin meratukan lo dulu."

Aretha terkekeh. "Kalian berlebihan."

Arga menepisnya. "Normal kok Tha. Izinin kita buat jagain lo di sekolah ya?"

"Ya walau kita mungkin nakal, dan sering keluar masuk BK. Gapapa ya Tha?"

Aretha menepuk pundak Arga.
"Makanya kalian berubah biar Kelvin senang di atas sana."

Keduanya menunduk. "Benar juga sih, tapi gimana ya kita susah kalau ga ngerokok."

"Rokok membunuhmu, sebelum terlambat. Ayo keluar dari zona nyamanmu." Nasehat Aretha.

Arga menyengir. "Kalau di bantu sama lo mungkin bisa. Ya gak Den?"

Raden terdiam sesaat. "Caranya?"

"Aretha cosplay guru BK yang suka sita barang." Jelas Arga.

"Berarti kita serahin rokok ke Aretha gitu?" Arga mengangguk atas responnya.

Lelaki itu mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya. Raden menatap protes.

"Harus banget di serahin?"

Arga mengangguk penuh.
"Nanti waktu pulang di ambil. Jadi kita gak ada kesempatan ngerokok di sekolah."

Keterdiaman Raden membuat Arga bertindak cepat. Lelaki itu merebut rokok dari saku Raden lalu menyerahkannya pada Aretha.

"Anjing! Jangan maksa gitu dong." Protesnya.

"Kalau ga di paksa susah Den. Lo mau kita penyakitan di hari tua karena ngerokok?"

"Baru usia tiga puluh udah uhuk-uhuk loyo." Sambungnya menakuti.

Raden mendelik tajam. "Mulut lo!"

Arga berdecak. "Lihat aja korban rokok gimana di sekitar lo."

"Tapi kita stop ngerokok ga cuman di sekolah aja kan? Di rumah juga."

Arga terdiam dengan raut keberatan. Aretha yang peka memberi jalan keluar.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now