Part. 17

39 29 1
                                    

"Sejujurnya saya benci dengan kata 'seandainya'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sejujurnya saya benci dengan kata 'seandainya'. Sebab, saya hanya bisa mengharap sesuatu tersebut akan terjadi. Tetapi, terimakasih untukmu yang pernah membuat 'andai' ku menjadi sebuah tragedi."

🪐🪐🪐


Gadis itu tak biasanya masuk dari pintu belakang sekolah dimana pintu itu untuk akses keluar masuk para siswa yang membawa kendaraan. Tak ambil pusing dengan langkah riang ia menerobos masuk. Fokusnya kedepan di sapa pundak bidang seseorang yang tak asing. Manik matanya menyipit untuk meyakinkan, dan benar dia sosok yang begitu ingin Aretha temui.

Tubuhnya hendak berlari menggapainya, tetapi jemari seseorang mencengkeram lengannya.

"Mau ngapain lo?" Alovaa sang Pelaku menatapnya sengit.

Gadis itu terdiam dengan tatapan protes.

"Lo yang ngapain? Lepas!" Aretha berontak.

"Gak! Lo pasti mau ngejar Erlangga kan?" Alovaa melirik Erlangga yang sudah tampak jauh di depan sana.

"Bukan urusan lo!" Desis Aretha tajam.

"Erlangga jelas urusan gue, asal lo tahu sekarang dia pacar gue. Jadi stop lo deketin dia!" Alovaa berseru dengan semakin mencengkram lengannya.

Gadis itu menggeleng ragu. "Bohong! Lo sengaja ngomong gitu biar gue jauhin Erlangga kan?"

Raut Alovaa berubah drastis membuat Aretha kembali berseru.

"Jangan sok berkuasa! Lo pikir Erlangga ga risih di gituin?"

Tawa renyahnya keluar. "Terserah! Pokoknya udah gue klaim dia milik gue! Jadi sekali lagi gue lihat lo dekat-dekat dia, habis lo!" Serunya menunjuk Aretha dengan jemari satunya.

Seseorang datang dengan gerakan kilat membuat sang empu merasa kaget. Tangan yang mencengkeram lengan Aretha di tepis olehnya.

"Singkirin tangan kotor lo sialan!" Amarahnya.

"Kelvin?" Gumam Aretha.

"Oh pahlawan kesiangan?" Ejek Alovaa.

Kelvin merangkul Aretha posesif.

"Gak usah macam-macam!" Peringatnya.

Alovaa berdecak. "Jagain pacar lo suruh jangan deketin cowok gue! Dasar kegatelan!" Gadis itu berlalu dengan langkah lebar.

Kelvin memandang datar.
"Habis ngapain sih sampai bisa adu mulut sama dia?" Tanyanya khawatir.

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now