Part. 26

27 18 1
                                    

"Manusia punya ingin, tetapi semesta punya inginnya tersendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Manusia punya ingin, tetapi semesta punya inginnya tersendiri."

🪐🪐🪐

Sepulang sekolah sesuai janji Erlangga untuk menemani Aretha ke apartement Kelvin. Gadis itu ingin mengambil sesuatu yang ditinggalkan Kelvin sebelum pergi. Setibanya di sana pintu masuk apartement tampak terbuka. Aretha tak bisa menepis rasa rindunya pada sosok Kelvin. Lagi, dan lagi segala sesuatu yang berhubungan dengan lelaki itu membuatnya teringat tanpa di minta.

"Pintunya di buka ada orang?"

"Setan, abangnya lah."

Erlangga tertawa kecil. "Iya setannya kan ga kelihatan Tha."

"Lo mah jangan bahas mistis gue masih harus bimbel sampai malam Lang."

"Kabarin kalau setannya nakal."

"Setannya ga takut sama lo."

"Kenapa gitu?"

"Soalnya kelakuan lo mirip setan."

Erlangga mengapit kepala Aretha dengan lengannya. Nada bicara gadis itu yang keras membuat sosok lelaki dewasa keluar dari apartement Kelvin.

"Aretha? Kenapa ga masuk?"

Gadis itu bersikap normal menyapa Laskar ramah. Begitupun dengan Erlangga yang notabennya sosok asing di mata Laskar.

"Sama teman? Abang kira datang sendiri."

Aretha meringis malu. "Ga mau nangis sendirian Bang."

Laskar terkekeh. "Yaudah sini masuk."

Laskar membawa mereka ke dalam kamar milik Kelvin. Kamar yang biasanya akan di tempati lelaki itu sewaktu menginap. Tak banyak berubah terakhir kali Aretha mengunjungi ruangan ini. Bahkan harum ruangannya masih sama, harum yang membuat siapa saja langsung teringat Kelvin.

"Dia titip ini ke abang tepat sehari sebelum dia drop."

Sebuah kotak hitam pekat yang Aretha buka isinya sebuah kotak perhiasan, selembar surat, dan beberapa fotonya bersama Kelvin. Yang membuat Aretha meringis linu dimana suratnya terdapat ceceran darah segar yang di pastikan itu darah milik Kelvin.

Dear, pookie

Halo, manis.
Gue bukan cowok sajak, tapi gue cowok Lazkaretha Arzyvera si cewek pecinta sajak. Makanya gue setengah mati tulis semuanya meski pakai referensi dari pinterest hehe.Pookie? Gue ga tau mau senang, atau sedih waktu lo udah baca suratnya. Kenapa? Karena mungkin di saat lo baca suratnya gue udah ga ada di dunia.

Sakit Tha, gue bingung kenapa Tuhan kasih gue sesuatu yang efeknya ngerenggut nyawa gue secepat ini. Gue masih belum banyak berbuat baik. Gue masih pengen lebih lama lagi nikmatin waktu di dunia sama orang-orang di sekitar gue. Gue pengen wujudin wishlist buat Bunda, buat lo, buat masa depan gue.

"Will you marry me?"

Kalimat yang pengen banget gue sampaikan ke lo suatu saat nanti. Haha! Tapi gue rasa keinginan itu kehalang kematian. Jodoh gue kayaknya kematian deh Tha.

Diluar hujannya berisik, tapi lebih berisik lagi rasa sakit gue yang terus meronta minta di obati. Gue di suruh minum obat, tapi gue ga suka obat. Kalau lo tahu pasti bakalan rewel kayak bunda. Lebih tepatnya lo bakalan khawatir banget, iyakan? Pede dulu deh hihi.

Soal Rhei, dia anak dari dokter yang nanganin penyakit gue Tha. Soal dunia baru gue, itu maksudnya kehidupan baru setelah gue pergi untuk selamanya. Mungkin kesannya gue jahat karena memutuskan untuk berhenti berjuang secara tiba-tiba. Tapi percaya deh Tha, di dalam hati yang terdalam asekkk! Serius nih serius. Gue ga pernah tuh ada niatan berhenti perjuangin lo meskipun sandingannya waifu gue. Semua resmi gue lakuin karena keadaan. Tolong di maafin ya Tha?

Pertahankan keceriaan lo ya? Tolong dijaga kesehatannya, kurangin nangisnya, kurangin ngeluhnya, kurangin begadangnya, tolong banyakin senyum, dan bahagianya.

-Kelvin

"Gila ya Vin?" Aretha memandang Erlangga sendu.

"Jangan di baca kalau ga kuat."

"Udah gue baca sialan!"

"Keingat lagi Lang." Sambungnya mengadu dengan tangis.

Erlangga merentangkan tangan membiarkan Aretha meluapkan semua di dalam pelukannya.

"Dia punya wishlist ngelamar gue, tapi kenapa jodohnya kematian? Kenapa alur semesta sekejam itu buat dia Lang?"

Laskar terdiam. "Kalau gue di bolehin gantiin Kelvin buat ngelamar lo gimana?"

Aretha yang sedang menikmati tangisnya  menatap horor. "Gak lucu serius, Bang."

Erlangga pun semakin mengeratkan rangkulannya. "Mau lamar Aretha? Lewatin gue dulu Bang."

Laskar menatap dingin.
"Lo memangnya siapa?"

Erlangga terkekeh. "Kenalin gue Erlangga, orang yang di percaya Kelvin untuk melanjutkan perjuangannya menjaga Aretha."

Melihat raut kekalahan Laskar, Aretha tersenyum geli dengan nafas sesegukan.

"Oke, lo udah janji di depan Kelvin, di depan gue, Aretha, dan Tuhan. Semoga lo ga merusak kepercayaan kita."

"Gak akan."

Laskar tersenyum remeh.
"Lazkaretha?"

Aretha menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa Bang?"

"Ketika nanti Erlangga merusak kepercayaan itu, jangan sungkan cari abang ya? Rumah ini akan selalu terbuka kapanpun kamu mengunjunginya."

***

Hi, everyone!

Gimana sama part ini? Sukaa? ^^

Penasaran sama kelanjutannya ga? Nantikan terus ya!

Mau minta bantuannya boleh? Hehe

Jangan lupa vote, komentarnya yaa!

Terimakasih banyakk😻

See u!

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang