Part. 24

37 25 6
                                    

"If life is a movie, you're the best part

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"If life is a movie, you're the best part."

🪐🪐🪐

SMA JUPITER pagi ini dilanda kabar duka. Ia kehilangan salah satu penghuninya. Sosok yang dikenal dingin, tetapi begitu peduli. Banyak dari mereka merasa terkejut akan kabar tiba-tiba ini.

Langit pun mendukung suasana duka dengan tampak kelabu pagi ini. Tampak menyedihkan ditambah suara tangis teman sekelasnya. Bahkan bisikan dari kelas lain yang ikut tak menyangka kepergiannya secepat itu. Tak ada yang bisa mendeskripsikan bagaimana suasana SMA JUPITER kala ini.

Aretha memandang sendu bangku lama milik Kelvin. Memori kebersamaannya terputar membuat Aretha tak mampu menahan air mata.

"Ini semua bohong kan Vin?"

_____

Rumah duka dipenuhi banyak orang. Mereka tampak mengeluarkan air mata. Begitu banyak cerita yang mengalir tentang kebaikannya. Tentang keterkejutannya bahwa ternyata sosok Kelvin pergi begitu cepat meninggalkan dunia.

Lelaki itu di vonis sakit Leukimia stadium empat. Tepat saat ia mimisan di sekolah kala itu. Sikap keras kepalanya enggan mau di obati. Membuatnya telat ditangain, dan berakhir pergi.

Aretha ikut serta hadir bersama temannya yang lain kerumah duka. Untuk terakhir kali ia menatap raganya terbaring di dalam peti. Lelaki itu tampak tersenyum seakan meyakinkan mereka bahwa ia pergi dengan tenang. Namun, senyuman itu membawa luka bagi mereka terutama Aretha.

Gadis itu tak kuasa menahan tangis. Ia terisak pelan memandang jasad Kelvin.

"Kenapa lo pergi secepat itu?"

Ibunda Kelvin berada di samping peti dengan raut kesedihan yang amat tercetak jelas disana. Sedari tadi air matanya terus menerus terlihat meskipun sudah berusaha di tahan untuk tak keluar.

"Bunda?" Aretha memeluk Mawar dengan erat.

Mawar terisak di pundak Aretha. Ia tak kalah eratnya membalas pelukan Aretha.

"Ikhlasin Kelvin ya sayang? Kelvin udah tenang di sana."

Tangis Aretha pecah detik itu juga.

______

Pemakaman berjalan dengan lancar sampai dimana tersisa keluarga Kelvin, dan Aretha ditemani dua sahabatnya. Mereka masih ingin memandangi makam Kelvin.

Laskar mendekat tepat di belakang Aretha. Lelaki itu memberitahu bahwa Kelvin meninggalkan sesuatu untuknya.

"Pulang sekolah lo ke  apartement Kelvin. Ada yang mau gue kasih tahu sama lo."

Aretha menarik nafas panjang.
"Lain kali ya Bang? Gue masih belum siap."

"Ikhlasin Kelvin Tha. Bukan cuman lo yang kehilangan dia, gue, Bunda, semuanya juga kehilangan."

Aretha bungkam dengan kembali terisak.
"Kelvin ga pernah terbuka soal penyakitnya. Pasti sakit banget dia berjuang sendirian."

"Gue bego banget gasih Bang? Disaat dia masih hidup gue ga peduli. Giliran dia pergi gue ga terima."

"Ternyata benar ya semua akan terasa berarti ketika pergi untuk selamanya."

Laskar turut berjongkok di sebelah Aretha. "Jangan nangis Tha. Lo mikir ga kalau Kelvin sedih lihat lo nangis?"

Aretha menggeleng.
"Bangunin gue Bang, ini mimpi kan?"

"Kalau beneran ini mimpi gue juga pengennya bangun terus peluk Kelvin seerat-eratnya."

Tangis Aretha pecah lagi membuat Sylvia yang ikut serta berjongkok mengelus pundaknya memberi kekuatan.

"Gue ga pernah ngerasain di tinggal selama itu, Bang. Tapi kenapa waktu Kelvin pergi rasa sedihnya dua kali lipat? Kayak gue pernah ngalamin hal yang sama, tapi gue ga ngerasa ngalamin hal itu."

Laskar terpaksa membawa Aretha dalam dekapnya. Membiarkan gadis itu kembali meluapkan rasa kehilangannya.

"Merasa kehilangan itu wajar di alamin sama manusia Tha."

"Tapi tolong jangan berlarut-larut, karena yang pergi akan diganti."

"Kelvin ada di atas sana memantau lo, dan berharap senyuman lo selalu terukir meskipun dia udah pergi sejauh itu."

***

Hi, everyone!

Gimana nih sama kelanjutan partnya?

Huhu kira-kira Kelvin bakal kemana ya? Ada yang tau?

Penasaran gak sama part selanjutnya?

Nantikan terus ya di cerita ERLANTHA 😻

Boleh bantuan vote+komentnya? Terimakasiii ^^

See u!

ERLANTHA (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now